Share

Bab 48 : Setelahnya

Hari itu menjadi hari paling menyedihkan dalam sejarah hidupku. Wajah Ibu dan suaranya masih terbayang dalam ingatan. Juga saat terakhirnya sebelum Ibu masuk ke dalang liang lahat.

Sejak hari itu juga, Bapak tak menampakkan wajah bahagia meski ia sudah bisa berjalan dengan normal. Meski aku berulangkali bertanya apakah dia baik-baik saja, Bapak selalu menganggukkan kepalanya. Walau aku tahu, di balik wajahnya datarnya ia memiliki kesedihan karena Ibu telah meninggalkannya walau belum bertemu sejak Ibu terakhir kali pergi.

"Dik!"

Aku menoleh, panggilan dari Mas Haris. Dia datang menghampiriku yang tengah termenung menatap kolam ikan di hadapan. Sedari sore aku di sini, bahkan sampai menjelang maghrib aku juga tak kunjung bangkit.

Sudah tiga hari Mas Haris cuti dari pekerjaannya untuk menemaniku. Walau aku katakan aku baik-baik saja ia tetap keukeuh untuk libur. Meski aku tahu libur atau tidaknya Mas Haris, akan ada Jalu dan Ghea yang mengatasi pekerjaannya.

"Kamu pucat sekali, gak ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status