Share

11. Perdebatan di Aula

Kedua orang itu saling diam, setelah beberapa lama tak bertemu. Kini mereka berada di sebuah taman perkotaan tak jauh dari pesantren Al-fatah.

"Gimana kabarmu, Balqis?" tanya laki-laki itu dengan sopan. Sedari tadi melihat Balqis yang selalu menunduk.

"Aku baik, kamu?" tanya Balqis juga.

"Tadinya sih, belum baik. Tapi sekarang setelah bertemu dengan kamu, aku menjadi baik," tutur Ridho- santri putra Al- Fatah.

Balqis mendongak, tatapannya tak tenang. Pikirannya seakan kabur. Hari yang paling Balqis takuti, sudah akan dia rasakan.

"Maaf, Ridho, " lirih Balqis pelan. Kembali menunduk untuk menyembunyikan rasa bersalahnya.

"Maaf untuk?" ucap Ridho penasaran. Rasanya seakan sama. Sejak dua tahun kedekatan mereka dahulu.

"Aku sudah menikah, maaf," lirih Balqis. Sedari tadi dia memintal kain gamisnya.

Ridho terdiam, tatapannya menjadi kosong. Tubuhnya melemah dan berdiri lagi.

"Dengan siapa? Kau tak menungguku, Balqis. Padahal aku selalu mengingatmu," ucap Ridho sambil memijat peli
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jusnah Tohar
suka bgt dgn kata2 Balqis masa anak kiyai yg harus diteladani mulut nya gak ada adab
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status