author-banner
El Alfun27
El Alfun27
Author

Novels by El Alfun27

Menjadi Istri Duda Muda

Menjadi Istri Duda Muda

Seorang gadis desa yang selalu dianiaya layaknya budak oleh ibu tiri dan saudara tirinya. Dia adalah Alana si gadis lugu dan polos, dan harus dijual oleh sang ibu tiri kepada juragan bewok. Ternyata Alana dibeli oleh seorang duda muda dan kaya dari kota yaitu Arka. Namun Arka membeli Alana hanya untuk dijadikan pengasuh anaknya yang masih berusia empat tahun, bukan dijadikan istri. Akankah kehidupan Alana lebih membaik setelah pindah ke kota atau Alana semakin menderita? Mari ikuti kelanjutan kisah Alana dan Arka dalam cerita "Menjadi Istri Duda Muda".
Read
Chapter: 168
Layla dan Abidzar pun segera bersiap, hari itu mereka benar-benar akan melakukan semua kegiatan yang telah mereka susun untuk menjaga keharmonisan mereka dan melupakan kejadian barusan yang sedikit membuat permasalahan dalam rumah tangga mereka.Layla langsung membereskan semua kekacauan barusan, dia segera membersihkan dirinya dan segera berkemas. Layla memakai gamis hutan dengan cadar hitam, jilbab panjang berwarna hitam juga. Sedangkan Abidzar memakai jubah navy, mereka berdua seperti pasangan ala Madinah saja.Setelah itu mereka langsung menuju ke tempat dimana mereka akan melakukan semua kegiatan nya. ***Di lain tempat, tepat nya di pesantren modern, Arsya sedang berada di kamarnya. Dia sedikit sibuk akhir-akhir ini, lebih tepatnya dia menyibukkan diri untuk melupakan seseorang yang telah membuat hatinya patah. Arsya ikut banyak kegiatan, seperti dia juga mengikuti organisasi keagamaan dan organisasi umum di tempat kuliahnya. Arsya ingin lebih aktif lagi untuk kedepannya.Tiba-
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: 167
Pagi itu cuaca nya sangat terang, semua beraktivitas seperti biasanya. Layla memasak untuk sarapan nya dengan Abidzar, sementara Abidzar sudah bersiap untuk pergi mengajar di pesantren modern.Layla terlihat bersemangat di pagi hari ini, mood nya sedang baik. Layla memasak dengan sangat semringah. Begitu juga dengan Abidzar yang terlihat juga senang, pagi hari nya di awali dengan semua yang baik."Makanan sudah siap, ayo Mas kita sarapan sulu biar Mas Abi ngajarnya fokus. Kalau fokus kan kita bisa berbagi ilmu dengan baik kepada para santri." Layla berucap sambil menyendok kan beberapa lauk setelah mengambil nasi ke piring makan untuk Abidzar."Iya Humaira, kamu memang yang terbaik. Gak di malam hari, gak di pagi hari, kamu selalu membuat Mas bersemangat." Abidzar memeluk Layla dari arah belakang yang langsung dapat rengekan dari sang empu nya.Mereka pun langsung memakan sarapan dengan sangat lahap, terlihat kalau Abidzar sangat menyukai masakan dari istrinya itu. Layla juga sangat s
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: 166
Abidzar pun meng iya kan permintaan istrinya itu, tapi dengan syarat rujak yang akan di beli nanti bukan rujak yang berada pedas. Abidzar melarang Layla melakukan hal itu, Layla tidak boleh mengonsumsi makanan pedas selama dia hamil.Mereka pun akhirnya pergi ke pesantren modern, lebih tepatnya di samping pesantren modern, karena disanalah kedai rujak buah itu nangkring."Pak, beli satu yang tidak pedas dan buahnya jangan yang kecut." Abidzar memberitahu kepada bapak penjual rujak itu.Mereka sudah sampai di samping pesantren modern, dan Abidzar langsung memesan rujak keinginan Layla. Meskipun Layla sempat tidak menyetujui permintaan Abidzar yang request buah tidak kecut, padahal kan Layla malah ingin buah yang amat kecut sekali.Bapak penjual rujak itu mengangguk, dia langsung memotong beberapa buah segar dan langsung di siram dengan bumbu rujak. Beruntung sekali sore ini sedang tidak ramai, jadi Abidzar dan Layla tidak perlu antri.Setelah selesai, Abidzar pun menyodorkan uang sehar
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: 165
Abidzar terkejut melihat ke arah Ryan yang menyapa Layla, seakan-akan mereka sudah dekat lama. Begitupun dengan Arsya yang melongo keheranan.Layla hanya diam membisu, dia juga tidak ingin siapa pria di depannya ini yang ternyata sepupu nya Abidzar dan Arsya."Pasti lupa." Ungkap Ryan kembali."Alhamdulillah kabarku baik Bang. Kabarmu gimana?" Jawab Ryan menatap Abidzar."Alhamdulillah." Jawab Abidzar sedikit dingin. Perasaan nya kembali, padahal tadi dia sudah sempat senang bertemu dengan sepupu nya itu."Omong-omong, kita sudah lama tidak bertemu lagi setelah acara lomba itu, sekarang kamu masih di pesantren salaf?" Tanya Ryan kembali.Akhirnya Layla membuka suaranya, dia akhirnya ingat dengan sosok laki-laki di depannya ini."Tidak, aku sudah tidak di pesantren salaf lagi." Jawab Layla sopan.Ryan hanya ber o saja. Dia hanya manggut-manggut."Kalian kenal?" Tanya Abidzar memastikan."Iya bang, pernah beberapa dalam satu lomba dulu, beberapa kali dipertemukan." Ungkap Ryan menatap
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: 164
Abidzar terkejut melihat ke arah Ryan yang menyapa Layla, seakan-akan mereka sudah dekat lama. Begitupun dengan Arsya yang melongo keheranan.Layla hanya diam membisu, dia juga tidak ingin siapa pria di depannya ini yang ternyata sepupu nya Abidzar dan Arsya."Pasti lupa." Ungkap Ryan kembali."Alhamdulillah kabarku baik Bang. Kabarmu gimana?" Jawab Ryan menatap Abidzar."Alhamdulillah." Jawab Abidzar sedikit dingin. Perasaan nya kembali, padahal tadi dia sudah sempat senang bertemu dengan sepupu nya itu."Omong-omong, kita sudah lama tidak bertemu lagi setelah acara lomba itu, sekarang kamu masih di pesantren salaf?" Tanya Ryan kembali.Akhirnya Layla membuka suaranya, dia akhirnya ingat dengan sosok laki-laki di depannya ini."Tidak, aku sudah tidak di pesantren salaf lagi." Jawab Layla sopan.Ryan hanya ber o saja. Dia hanya manggut-manggut."Kalian kenal?" Tanya Abidzar memastikan."Iya bang, pernah beberapa dalam satu lomba dulu, beberapa kali dipertemukan." Ungkap Ryan menatap
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: 163
Sore itu, sedikit gerimis. Air hujan sedang beradu dengan susana sore ibu kota Jakarta. Awan sangat mendung, bahkan sekarang terlihat sangat gelap.Laki-laki berkopyah hitam dan memakai sarung bermotif batik serta bertuliskan Santri. Dia sedang singgah di salah satu market yang menyediakan beberapa kebutuhan.Arsya, dia sedang membeli beberapa kebutuhan selama satu bulan untuk di pesantren modern. Bukan kebutuhan untuk makan, melainkan kebutuhan beberapa perlengkapan untuk kehidupan sehari-hari nya. Seperti sabun, alat tulis, dan alat lain yang menunjang belajarnya. Sebenarnya dia sudah membeli nya waktu itu bersama kakak nya, Abidzar. Tapi yang dia beli sekarang itu tambahan serta kekurangan waktu itu. Juga memang ketemu barangnya di market sekarang ini.Ketika Arsya hendak berjalan ke arah Utara, dia tidak sengaja berpapasan dengan seorang wanita.Arsya memicingkan mata nya, takut dia salah dalam melihat seorang wanita itu."Diana." Sapa Arsya kepada wanita itu.Seorang wanita yan
Last Updated: 2025-04-28
Suamiku Ustadz Dingin

Suamiku Ustadz Dingin

"Kamu sudah membuat saya jatuh cinta. Jadi setelah ini jangan ada niatan untuk pergi," ucap Ashraf menatap Balqis. "Maaf Ustadz, tapi perjanjian pernikahan kita sudah selesai," tolak Balqis berusaha melepas genggaman tangan Ashraf. Kisah ustadz dingin yang diharuskan menikah dengan santriwatinya. Padahal sebelum itu sang ustadz sudah bertunangan dengan putri dari kyai di pesantren tempat dia mengajar. Akankah Ashraf dan Balqis dapat bersatu. Setelah banyak tuduhan dan juga perbedaan diantar mereka yang begitu jauh.
Read
Chapter: 122. Tamat : Kisah mereka telah usai.
Setelah empat tahun semenjak kelahiran ketiga anak kembar Balqis dan Ashraf. Akhirnya Ashraf mampu membuat pesantren sendiri. Bermodalkan dari usahanya yang sukses semakin berkembang besar dan jerih payahnya atas dakwahnya yang berhasil membuat banyak orang mengenalnya. Dari sanalah, Ashraf membangun relasi yang banyak dan kuat. Pesantren Al Muhajirin yang bertepatan di kota Semarang. Pesantren yang masih memiliki beberapa ratus santri. Karena memang baru berdiri sekitar dua tahunan. Merupakan pencapaian terbesar untuk Ashraf dan Balqis.“Kyai Ashraf, tamunya sudah datang. Beliau sedang menunggu di Masjid,” ucap seorang pengurus putra menemui Ashraf di ruang khusus tempat Ashraf beribadah.“Setelah ini saya kesana,” kata Ashraf menyudahi dzikirnya. Lalu segera menuju ke rumah yang berada di ujung pertengahan antara asrama putra dan asrama putri.“Humairah,” panggil Ashraf memasuki kamarnya. Pandangan pertama yang dilihat ialah ketiga putranya yang sedang belajar menulis bahasa arab d
Last Updated: 2024-02-10
Chapter: 121. Sebuah Kebahagiaan dan bertemu kembali
Satu tahun kemudian, Gibran lulus madrasah Aliyah dan dia berhasil mendaftar kuliah di universitas luar negeri. Yaitu Universitas Cairo, Mesir. Dengan mengambil jurusan Tafsir Hadits. Perasaan terharu oleh kelas sebelas PK A. Saat ini mereka sedang merayakan kelulusannya di asrama putra. Setelah acara resmi kelulusan mereka oleh pesantren Al Fatah.“Bye bro, setelah ini kamu akan merindukan aku,” kata Andre dengan menyalami satu per satu temannya. Semuanya pun tertawa ngakak karena ekspresi Andre yang hampir mau menangis.“Sampai bertemu di waktu lain, bro,” ucap Gibran pada Andre sambil menepuk bahu Andre berkali-kali.“Siap bro, kamu semoga sukses ya,” kata Andre pada Gibran. Mereka semua melakukan pelukan persahabatan. Acara sederhana di kantin asrama putra itu. Mereka makan bersama sambil merencanakan rencana yang akan mereka lakukan setelah lulus. Lalu Ashraf datang bersama dengan Fakih. Sudah agak lama Ashraf tak berkunjung ke Al Fatah. Paling hanya kalau mau ketemu Gibran atau
Last Updated: 2024-02-09
Chapter: 120. Maaf menganggumu
Ashraf membawa Balqis di suatu tempat tak jauh dari gang komplek rumahnya. Mereka berdua pergi dengan menggunakan motor. Terlihat begitu mesra saat Balqis memeluk Ashraf dari belakang. Ashraf pun terlihat memperlakukan Balqis dengan sebaik mungkin. Memasangkan helm dan juga membantu Balqis naik dan turun dari motor.Setelah sampai di gedung yang tak seberapa besar itu. Mereka pun sama-sama turun. Memasuki gedung itu sambil bergandengan tangan. Tak ada yang berniat untuk melepas gandengan tangan keduanya. Disana mereka sudah disambut dengan beberapa orang. Ada Fakih dan Bagas dan beberapa ibu-ibu yang memakai baju yang seragam warnanya. Mereka semua tersenyum menyambut kedatangan Ashraf dan Balqis.Lalu mereka berkumpul di satu ruangan yang sama. Ada beberapa bapak-bapak yang juga cukup berumur.“Hari ini adalah pembukaan untuk bisnis kuliner kering, ini Ashraf selamu owner. Semoga bisnis kita lancar,” ucap Fakih membuka pembicaraan. Semuanya tampak memperhatikan dengan baik setiap pes
Last Updated: 2024-02-08
Chapter: 119. Mereka benar-benar ikhlas dan mencoba memberi rasa pada orang baru
Ayra memutuskan untuk mempunyai hobi baru dan memilih untuk hidup lebih mandiri lagi. Semenjak hari itu Ayra benar-benar memikirkan nasibnya lagi. Mencoba untuk melupakan semua kenangannya dengan Ashraf. Bahkan semua hal tentang Ashraf, Ayra sudah buang jauh-jauh. Seperti hari ini Atra memilih untuk ke pentas seni lukisan di sekitar Jakarta Timur. Sebab Ayra memang punya hobby yang pernah dia tekuni yaitu suka melukis.Tampilan beberapa seni lukis yang di pajang di lorong-lorong menuju ruangan bazar seni lukis itu. Ada banyak tampilan lukisan dari berbagai penulis besar. Banyak orang yang hadir termasuk para penikmat lukis dan juga beberapa orang yang ingin belajar khusus di seni lukis.“Ning Ayra,” sapa seorang laki-laki dengan pakaian khas santri. Para santri Al Fatah memang se konsisten itu tentang pakaian ke santriannya. Baik itu masih menjadi santri maupun sudah menjadi alumni santri.Ayra menoleh dan melihat laki-laki itu dengan cermat. Namun Ayra sedikit lupa laki-laki itu siap
Last Updated: 2024-02-08
Chapter: 118. Anak itu pembawa rezeki, Mas.
Balqis menepuk-nepuk punggung putranya dengan bergantian. Sebab salah satu menangis maka keduanya juga ikut menangis. Karena mereka sedang tertidur jadi bangun karena salah satunya ramai karena menangis.“Cup cup cup, ayo anak ibu, diemnya jagoan. Ibu lagi sendirian soalnya, ayah lagi ada urusan. Ayo mana anak Sholeh kok cengeng sih, ayo diam, kalian kenapa sih nak? Mas Ashraf, angkat dong,” ucap Balqis seorang diri sambil menenangkan ketiga buah hatinya. Dan juga sambil berusaha menghubungi Ashraf. Karena panggilannya tak diangkat sudah beberapa kali.Lalu Ashraf tiba-tiba masuk ke kamar dengan terburu-buru dan langsung menggendong satu per satu putranya. “ Maaf Humairah, tadi hpnya ke silent, jadi ga kedengaran waktu kamu nelfon. Maaf ya anak-anak ayah, ayah telat datengnya. Sekarang tenang ya, kasian ibu kamu pasti capek,” kata Ashraf sambil menggendong anaknya. Satu per satu dan sampai mereka semuanya tenang. Baru Ashraf taruh kembali ke ranjang tempat tidurnya.“Gak apa-apa kok M
Last Updated: 2024-02-08
Chapter: 117. Bisnis yang sekiranya menguntungkan
Balqis memberikan asi pada ketiga putranya. Dengan sangat pelan dan bergantian, putranya pun terlihat sangat menikmati. “Mas, liat anak-anak kita, dia semakin gembul ya,” ujar Balqis menunjukan salah satu putranya pada Ashraf yang sedang berkutat dengan laptopnya.“Iya Humairah, mirip kamu ya kalau gembul gini,” kata Ashraf sambil menoel-noel pipi putra-putranya. Anak pertama dipanggil Adam anak kedua dipanggil Idris dan anak ketiga dipanggil Ibrohim. Semua itu nama-nama yang diberikan oleh Ashraf. Karena memang dari jauh-jauh hari mereka mempersiapkannya. Ashraf sangat senang dengan pemberian nama itu kepada ketiga putranya. Sebab dia tak menyangka kalau akan dikarunia langsung tiga putra yang sangat menggemaskan. Sementara Balqis memang menyerahkan nama-nama untuk anaknya kepada sang suami.“Humairah, saya izin mau bertemu dengan teman saya. Mau bahas seputar bisnis, boleh?” tanya Ashraf meminta izin untuk pergi keluar.Balqis meletakkan bayinya di ranjangnya. “Iya Mas, hati-hati y
Last Updated: 2024-02-08
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status