LOGINLiana tidak sengaja mendengar perselingkuhan antara suami dan sahabat baiknya saat kecelakaan. Oleh karena itu dia memutuskan untuk berpura-pura tuli untuk mengetahui semua rahasia antara suami dan sahabatnya. Satu persatu rahasia terbongkar. Mulai dari perselingkuhan, hingga alasan sang suami menikah dengannya. Bisakah Liana bebas dari pengkhianatan sang suami dan juga sahabatnya?
View More"Akhirnya, aku bisa tinggal di rumah mewah seperti ini. Dulu aku hanya bisa nginap sekali-kali saja," gumam Karin menatap kondisi kamar ruang tamu.Karin duduk di atas kasur setelah selesai memeriksa kondisi kamar. Kamar yang tidak kalah jauh dari kamar Liana. Dulu saat dia menginap di rumah itu, dia tidur satu kamar dengan Liana. Itu sebelum Evan dan Liana menikah. Sejak mereka menikah sudah jarang dia bertamu. Menghindari Liana yang bermesraan dengan Evan."Sayang, rumah kita kan hampir selesai. Nanti kita juga punya rumah yang mewah," kata Evan ikut duduk di sebelah Karin."Itu beda. Rumah ini jauh lebih besar dan mewah daripada rumah yang kita bangun itu." "Apa kamu mau mengambil rumah ini juga? Kalau kamu mau, aku akan mencobanya." "Tidak perlu, terlalu beresiko kalau kita mengambil rumah ini. Yah, kecuali kalau Liana mau menyerahkan rumah ini kepada kamu secara sukarela.""Sukarela ya," pikir Evan mencari jawaban dari perkataan Karin."Ah, bagaimana kalau kita suruh Liana buat
Mereka bertiga keluar dari mobil dan berjalan ke arah rumah Liana. Liana dengan sengaja menggandeng tangan Evan untuk membuat Karin cemburu. Mungkin ini juga yang dirasakan Karim selama dia bersama dengan Evan."Kenapa pake gandeng-gandeng segala sih," cibir Karin yang berjalan di belakang Liana dan Evan.Karin tidak takut berbicara dengan suara keras. Baginya Liana tidak bisa dengar. Jadi bisa mencela Liana tanpa khawatir ketahuan.Liana yang mendengar cibiran Karin semakin menjadi. Menyandarkan kepala di bahu Evan dengan mesra. Dia sendiri tidak suka melakukan itu, namun sengaja ingin membuat hubungan Evan dan Karin renggang. Setidaknya mereka ada bahan pertengkaran."Evan, kamu jangan mau Liana manja seperti itu," protes Karin menatap Liana yang bersandar dengan tajam."Karin, kamu yang sabar," sahut Evan tanpa melihat ke arah Liana atau Karin. Pandangan lurus ke depan."Sabar apaan. Kamu jangan cari kesempatan.""Karin ….""Evan, apa kamu bicara sesuatu sama aku. Atau kamu sedang
Evan dan Karin kembali masuk ke ruangan Liana setelah dipanggil oleh suster. Mereka melihat Liana yang sudah tenang di atas tempat tidur."Dokter, apa yang terjadi sama istri saya?""Pak, istri Bapak secara keseluruhan baik-baik saja.""Baik-baik saja?" tanya Karin tidak suka. Bukankah Liana sudah tuli."Maksudnya untuk luka yang dialami Bu Liana. Tapi tidak dengan pendengarannya.""Maksudnya, Dokter?" tanya Evan melirik ke Karin."Istri Bapak mengalami masalah dengan pendengaran.""Apa itu akan permanen Dokter?" "Bapak tenang saja, gangguan pendengaran Ibu Liana hanya sementara. Jika Ibu Liana rajin pemeriksaan dan terapi, maka Ibu Liana bisa sembuh."'Kenapa nggak sekalian tuli permanen saja sih. Dengan begitu aku ada alasan untuk meninggalkan dia setelah aku berhasil mengambil seluruh hartanya. Aku tidak mau hidup dengan perempuan bodoh seperti dia terus,' batin Evan kecewa dengan pernyataan dokter."Pak, apa Bapak tidak apa-apa," tegur dokter ketika Evan melamun.Karin menyenggol
Beberapa saat kemudian, dokter masuk bersama suster dan juga Karin. Karin cemburu begitu melihat Evan yang memeluk Liana dengan erat di depan matanya. Baginya, dialah orang yang pantas dipeluk oleh Evan. Karena Evan adalah pacarnya."Pak, bisa tolong keluar sebentar. Kami akan memeriksa kondisi pasien," ujar sang dokter."Baik Dok," sahut Evan melepaskan pelukan mereka."Evan, kamu mau kemana. Jangan tinggalin aku, Evan. Kamu tetap di sini saja ya," pinta Liana seakan tidak mau ditinggal oleh Evan."Kamu harus diperiksa dulu. Setelah selesai diperiksa, aku akan masuk lagi. Aku tunggu di luar ya," bujuk Evan melepaskan tangan Liana."Evan, Evan," tolak Liana."Ayo Karin," ajak Evan.Karin mengikuti Evan dari belakang. Sebelum keluar dia sempat melirik ke arah Liana. Tersenyum puas melihat Liana yang sangat terpukul ditinggal Evan."Evan! Evan!" teriak Liana.Setelah Karin dan Evan keluar dari ruangan, Liana berhenti berteriak. Ruangan yang ditempati merupakan ruangan yang kedap suara.
"Apa yang terjadi sama Liana?""Aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Tapi kata suster, Liana mengalami kecelakaan. Dia ditabrak mobil.""Terus, sekarang kita harus apa. Bagaimana kalau terjadi sesuatu sama Liana? Kita tidak bisa memanfaatkan dia lagi. Aku tidak mau hidup miskin.""Karin, kamu harus tenang. Kalau terjadi sesuatu sama Liana, aku yang akan mengurus semua hartanya. Harta dia akan menjadi milik kita semua.""Kamu kan tahu, Liana masih memiliki wali, pamannya. Pamannya tidak akan membiarkan kita memiliki semua harta itu. Apalagi kalian tidak mempunyai anak. Kita akan ditendang keluar.""Masalah paman Liana biar aku urus juga, ya.""Baiklah. Apa kata dokter tentang Liana.""Kata dokter, kepala Liana mengalami benturan yang cukup keras. Kita harus menunggu dia sadar dulu untuk mengetahui perkembangannya.""Aku pikir dia beneran akan mati.""Dia tidak boleh mati dulu sebelum kita mengambil alih semua hartanya. Kamu sabar ya. Aku pasti akan usahakan semua hartanya menjadi mili












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments