Share

Kedatangan Wanita Lain

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-15 12:00:51

“Dari mana saja kamu, Arum?? Jam segini baru datang? Kamu bahkan belum menyiapkan makan siang untuk kami,” hardik Nyonya Lani.

Usai dari rumah sakit tadi, Arum memutuskan pulang saja. Dia tidak kuat usai melihat interaksi mesra suaminya tadi bahkan dia sudah membatalkan terapinya hari ini. Dia hanya ingin pulang. Namun, baru saja masuk rumah, ibu mertuanya yang tak lain ibu tiri Danu sudah menghardiknya seperti itu.

Sejak menikah dengan Danu, Arum memang tinggal di rumah keluarga Danu. Itu adalah salah satu syarat yang tercantum dalam wasiat kakek Danu. Bahkan pernikahannya dengan Danu terjadi gara-gara wasiat itu. 

“Eng ... saya ... saya dari rumah sakit, Ma. Hari ini jadwal terapi saya. Bukannya tadi pagi saya sudah pamitan.”

“Omong kosong, pasti dia keluyuran, Ma. Dia bosan disuruh-suruh terus di rumah ini,” sahut Citra dari arah belakang Arum.

Arum menoleh dan menatap Citra dengan tajam. Citra adalah adik tiri Danu. Sejak awal menikah Citra yang paling terlihat tidak suka dengan Arum.

“Sudah jangan banyak alasan. Cepat masak!! Mama sudah kelaparan, Arum!!”

Arum mengangguk sambil berjalan lesu menuju dapur. Padahal asisten rumah tangga di rumah ini banyak. Namun, mengapa urusan memasak selalu Arum yang menyiapkan. Bukan hanya memasak saja, bahkan urusan pekerjaan rumah tangga yang lain kadang sering dibebankan ke Arum. Arum sering bertanya dalam hati, apa memang dia dinikahi Danu hanya untuk dijadikan pembantu saja di sini?

Selang beberapa saat, aneka makanan lezat sudah tersaji di atas meja makan. Arum sibuk mengatur semua hidangan dengan dibantu seorang asisten rumah tangga.

“Ma, katanya Kak Nadia baru saja mengalami kecelakaan kecil saat pemotretan. Untung ada Kak Danu yang menolongnya,” ucap Citra.

Kali ini Citra dan Nyonya Lani tengah berjalan menuju ruang makan. Mereka berdua sengaja bicara keras seakan tidak mempedulikan perasaan Arum.

“Ya sudah, syukurlah kalau begitu. Memang seharusnya Danu itu dengan Nadia, bukan dengan dia.” Nyonya Lani sengaja tidak menyebutkan nama yang dimaksud, tapi lirikan matanya sudah tertuju ke Arum.

Arum mendengar dengan jelas percakapan mertua dan adik iparnya. Ia hanya diam, pura-pura tidak dengar. Sepertinya keluarga Danu memang sudah tahu tentang berita gosip tersebut.

“Iya, Kak Nadia cantik, berbakat, artis sekaligus model ternama rasanya cocok bersanding dengan Kak Danu. Tidak seperti ini.”

Citra langsung tertawa mengejek usai berkata seperti itu. Nyonya Lani menanggapinya dengan tersenyum sementara Arum masih terdiam.

“Makanannya sudah siap, Ma. Silakan makan!!” ujar Arum dengan sopan.

Arum hendak berpamitan pergi, tapi Nyonya Lani memanggilnya membuat Arum urung berlalu pergi.

“Nanti malam akan ada tamu istimewa yang datang. Mama ingin kamu menyiapkan makanan dan juga kamar tamu. Dia akan menginap di sini beberapa hari dan kamu juga yang harus merawatnya. Paham, Arum!!”

Inginnya Arum menolak dan menggelengkan kepala. Namun, dengan bodohnya dia malah mengangguk seolah pasrah dengan keadaan yang tidak dia sukai.

**

Pukul tujuh malam, Arum mendengar mobil Danu datang. Ia sedikit lega melihat suaminya pulang, dengan begitu ia bisa bertanya tentang kejadian hari ini termasuk tentang gosip dan juga kejadian di rumah sakit tadi. Namun, hatinya langsung mencelos saat melihat Danu datang bersama seorang wanita.

Wanita itu tak lain adalah Nadia. Dia duduk di kursi roda dengan kaki diperban dan Danu dengan setia mendorongnya dari belakang.

“Selamat malam semuanya. Senang sekali bisa bertemu kalian lagi,” sapa Nadia dengan ramah.

Seketika Nyonya Lani dan Citra berhambur memeluk Nadia. Tuan Prada yang tak lain ayah Danu hanya terdiam sambil mengulas senyum ramah. Kemudian tatapan Nadia terarah ke Arum. Arum hanya diam berdiri sambil menundukkan kepala. Rambut hitamnya yang legam, menutupi sebagian wajah ayunya.

“Siapa dia?” tanya Nadia.

“Dia ---“ Baru saja Danu membuka suara tiba-tiba Nyonya Lani langsung menyahut.

“Bukan siapa-siapa. Ayo, kita langsung makan malam saja!!”

Nyonya Lani sudah mendorong kursi roda Nadia menuju ruang makan diiringi dengan Citra dan Tuan Prada. Sementara Danu hanya diam sambil melihat Arum dengan datar. Untuk beberapa saat mata mereka bertemu, tapi tidak ada kata yang terucap. Arum hanya membisu sambil meremas tangannya dengan kesal. Sementara Danu sudah berlalu pergi begitu saja.

Sepanjang acara makan, mereka sibuk membicarakan aktivitas Nadia bahkan perkara gosip hubungan Nadia dan Danu pun turut dibahas. Anehnya Danu sama sekali tidak menyangkal semua yang sedang diceritakan. Dia terlihat tak acuh dan asyik dengan makannya.

Sementara Arum yang ikut makan malam hanya diam sambil menundukkan kepala. Bahkan kini tempat duduknya yang biasa bersebelahan dengan Danu, tergantikan oleh keberadaan Nadia.

Usai makan, mereka asyik bercengkrama di ruang tengah. Suara gelak tawa sudah terdengar membahana hanya Arum saja yang sibuk merapikan meja makan. Lagi-lagi dia dianaktirikan di rumah ini. Sesekali Arum melirik ke arah Danu.

Pria tampan itu tampak masa bodo, sama sekali tidak memperhatikannya dan terlihat asyik dengan Nadia yang duduk di sampingnya. Sakit hati Arum, sepertinya memang tepat dugaannya kalau Danu mempunyai hubungan khusus dengan artis tersebut.

Pukul setengah sepuluh malam, saat Danu masuk kamar. Arum sengaja menunggunya. Ia duduk di tepi kasur sambil memperhatikan Danu. Danu pura-pura tidak melihat, masuk ke kamar mandi, melakukan aktivitas sebelum tidur kemudian langsung menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

Arum menghela napas panjang. Ia ikut naik ke atas kasur dan menatap Danu yang belum terlelap. Pria tampan itu tampak asyik memainkan ponselnya. Dengan takut-takut, akhirnya Arum berani bersuara.

“Mas ... aku mau tanya.”

Danu tidak menjawab, tapi dia sudah menoleh ke arah Arum. Wanita berusia 20 tahun itu terlihat gugup dan langsung menundukkan kepala. Membuat rambut hitam legamnya terjuntai menutupi wajah ayunya.

Arum perlahan mengangkat kepala. Tanpa sengaja netranya yang pekat beradu dengan mata elang sang Suami.

“Aku lelah, Arum. Aku ingin tidur. Tidak bisakah aku tidur tenang malam ini?”

Arum tertegun, berulang menelan saliva. Padahal dia belum melanjutkan tanyanya, tapi suaminya sudah mengultimatum seperti itu. Dengan ragu, Arum membuka suara kembali. Ia ingin menghilangkan kegelisahannya.

“Aku hanya ingin tahu apa benar kamu ---“ Belum sempat Arum menyelesaikan kalimatnya, Danu sudah mengangkat tangan sambil bangkit dari tidurnya.

“CUKUP!! Aku tidur di kamar lain saja.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
NACL
nadia ular betina jelmaan manusia (⁠☉⁠。⁠☉⁠)⁠!
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
wanita sampah yg mau aja diperlakukan semena2
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Extra Bab

    “Kamu baik-baik saja, Sayang?” tanya Danu. Arum tersenyum sambil menganggukkan kepala. Sudah hampir tujuh bulan berselang sejak kejadian itu. Semua pelaku kejahatan satu persatu mendapat balasan atas ulahnya. Hubungan Arum dan Tuan Arya kini pun semakin dekat. Bahkan sering kali Arum dan Danu menginap di rumah Tuan Arya seperti hari ini. “Iya, Mas. Aku baik-baik saja, hanya sekarang aku semakin engap,” jawab Arum. Ia berkata sambil mengelus perutnya yang membesar. Danu mengulum senyum sambil menatap penuh cinta ke Arum. Saat ini usia kandungan Arum sudah memasuki sembilan bulan dan tinggal menunggu hari persalinan. Danu mendekat duduk di tepi kasur dan membantu Arum untuk bangkit. Alih-alih bangun dari tempat tidur, Arum malah memeluk Danu dengan erat sembari mendekatkan wajahnya tak berjarak. “Kok malah meluk, lagi pengen?” Danu bersuara sambil mengerlingkan mata. Arum tersenyum, menjentik hidung Danu dengan gemas. “Enggak, cuman seneng aja liat kamu. Ganteng banget.” Danu son

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bertemu Buah Hati

    “Berhubungan denganku? Berhubungan dalam hal apa?” tanya Tuan Arya. Tuan Simon mengulum senyum dan reaksinya membuat Tuan Arya semakin penasaran. “Asal kamu tahu, salah satu anak panti itu mempunyai hubungan darah denganmu.” Mata Tuan Arya membola, tidak hanya Tuan Arya saja yang terkejut kali ini. Danu, Arum dan Tuan Prada juga ikut kaget. “Maksud Anda … berhubungan darah itu apa? Anak atau kerabat, begitu?” Danu menimpali. Tuan Simon mengangguk. “Iya, tepat sekali. Anakmu tidak mati, Arya. Dia hidup dan tinggal di panti itu.” Tuan Arya terperanjat dan menatap Tuan Simon tampak kedip. Tuan Prada yang mendengar ikut terkejut. “Mana mungkin? Roweina meninggal di tempat dalam kecelakaan itu. Tidak mungkin dia melahirkan,” elak Tuan Arya. Tuan Simon menarik napas panjang dan menggelengkan kepala. “Tidak. Saat kecelakaan, dia tidak langsung meninggal di tempat. Roweina sempat melahirkan dan ada seseorang yang menolongnya lalu meletakkan bayi tersebut ke panti. Sayangnya saat oran

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Pelaku Kejahatan

    “Pelaku kejahatan? Kejahatan apa?” tanya Tuan Simon.Dia sangat penasaran dengan ucapan Danu. Danu tersenyum kemudian menjelaskan apa saja yang dilakukan Nyonya Lani terhadap keluarganya.“Astaga!! Jika Anda punya bukti lengkap, bisa kita seret ke meja hijau, Tuan.”Danu tersenyum sambil mengangguk. “Punya. Saya punya buktinya. Itu sebabnya saya penasaran dan ingin tahu siapa dalang di balik ulah Mama Lani selama ini.”Tuan Simon tersenyum sambil menganggukkan kepala. Kemudian pria paruh baya itu mengalihkan perhatiannya kepada beberapa anggota polisi yang membawa Pak Sudibyo. Pria berkepala plontos itu tampak marah dan menyeringai ke arah Tuan Simon.“Kamu tidak akan bisa menangkapku, Simon!! Sebentar lagi juga aku akan lepas!” seru Pak Sudibyo.Tuan Simon tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Mungkin dulu kamu bisa berkata seperti itu, tapi tidak sekarang. Bawa dia, Pak!!&rdquo

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Dalang Kejahatan

    “Tuan, saya sudah mendapat info tentang siapa yang melindungi Nyonya Lani selama ini,” ujar Beni pagi itu.Danu yang belum berangkat kerja terkejut saat mendengar ucapan anak buahnya. Ia hanya diam sambil menatap Beni dengan penuh tanya. Memang selama ini Beni sering berada di rumah Danu. Danu yang meminta Beni menjaga Arum selama ia tidak ada di rumah.“Siapa orangnya?” Tiba-tiba Tuan Prada menyeruak dari dalam rumah.Usai keluar dari rumah sakit, Danu memang meminta ayahnya tinggal bersama di rumahnya. Selain itu, Tuan Prada juga ingin menjaga Arum. Ia tidak mau terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan menimpa Arum lagi.“Pa, kenapa Papa ke sini?”Selama ini Danu memang menyembunyikan penyelidikannya terhadap Nyonya Lani. Ia ingin memastikan semuanya dulu baru menjelaskan ke Tuan Prada. Namun, sepertinya Tuan Prada sudah tahu ulah Nyonya Lani.“Aku sudah tahu apa yang dilakukan Lani, Danu. Bibi yang

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Rahasia yang Terkuak

    “Masih hidup? Anak Roweina masih hidup?” tanya Tuan Simon.Pria bermata sipit itu terkejut saat mendengar penjelasan Tuan Burhan. Tuan Burhan tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Bagaimana bisa? Kecelakaan itu ---”“Kecelakaan itu direkayasa, Simon. Mereka sudah menyabotase mobil Roweina hingga mengalami kecelakaan. Namun, sayangnya Roweina masih hidup saat itu bahkan gara-gara mengalami kecelakaan dia melahirkan di tempat.”Tuan Simon terbelalak kaget mendengarnya. Dia tidak pernah dengar tentang hal ini sebelumnya. Apa jangan-jangan ada yang menyembunyikan bukti tentang Roweina yang baru saja melahirkan saat itu.“Seseorang membantunya dan mengambil bayinya lalu dititipkan di panti itu. Sayangnya orang-orang yang menyabotase mobil Roweina tahu.”“Tunggu dulu!! Bukannya mobil Roweina terbakar dan dia ikut hangus di dalamnya. Bagaimana mungkin ---”Tuan Burhan berdecak sam

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Ikatan Peristiwa

    “Kamu sudah bangun?” tanya Danu.Pria tampan itu tampak sudah berpakaian rapi dan menghampiri Arum yang sedang terbaring di atas kasur. Semalam mereka datang sangat larut bahkan Arum sudah tertidur di dalam mobil sehingga Danu harus menggendongnya masuk ke dalam rumah.Arum menguap sambil menutup mulutnya kemudian memperhatikan Danu dengan seksama.“Kamu mau ke mana, Mas?”Danu tersenyum. Duduk di tepi kasur sambil menatap Arum dengan sendu.“Aku mau menyelesaikan yang tadi malam. Aku harus membuat laporan ke polisi tentang penculikanmu.”Arum terdiam, menunduk sambil menggelengkan kepala. Danu melihat bahu Arum naik turun mengolah udara.“Aku tidak menduga, Mas. Jika Dokter Sandy menyimpan dendam padaku. Aku tidak tahu selama ini.”Danu tersenyum sambil mengelus lengan Arum dengan lembut.“Kamu pasti tidak akan percaya jika kuberitahu siapa pelaku pembunuhan Anjani,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status