Share

Bab 31: Sebelumnya

"Mas," Aruna mengetuk kemudian masuk ke ruang kerja Narendra, "Sibuk nggak?"

"Tidak," Narendra menggoyangkan ponsel, "Baru selesai teleponan dengan Agnia. Syutingnya sudah selesai dan dia akan segera pulang. Akhirnya..."

"Kangen banget, ya? Ini udah berapa lama di Interlaken? Ada sebulan?"

"Hampir sebulan. Bayangkan saja. Kalau tidak ditahan Abi mungkin tiap minggu aku terbang ke sana. Sayangnay pekerjaanku juga sedang banyak."

"Kapan, sih, pekerjaan Mas nggak banyak?" Gadis itu ketawa kecil, "Aku dengar dari Mas Abi kalau kita nawarin pendanaan ke Steam Perfection?"

"Iya. Kenapa?" Narendra memutar kursi kerja, "Ada masalah?"

"Nggak ada. Aku cuma mau mastiin karena..."

"Kamu dan pemilik Steam Perfection memiliki cerita di masa lalu?"

Pipi Aruna yang memerah sudah memberikan jawaban, "Pasti tahu dari Mas Arsya! Dasar, bisa-bisa aku punya kakak yang mulutnya ember kayak gitu."

"Jadi itu benar?"

"Benar," Aruna mengangguk dengan pipi semakin memerah, "Kami pernah pacaran. Tapi cum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status