Satu malam Vania dan Regina tidak tidur, kedua wanita cantik itu asik berbincang-bincang mengeluarkan unek-unek yang ada di dalam hatinya masing-masing. Regina menceritakan tentang hubungannya yang semakin dekat dengan Andrian. Sementara hubungan Vania dengan Alex masih biasa-biasa saja.
"Vania, kamu sudah berapa kali melakukannya dengan om Alex ?" Ucap Regina.
"Belum pernah" sahut Vania dengan sigap
"Ah.... Masa sih ? Aku enggak percaya" bantah Regina.
"Sumpah, aku belum pernah melakukannya dengan om Alex" timpal Vania dengan wajah yang serius
"Terus apa yang kalian lakukan saat tidur bersama ?"
"Hanya ciuman, pelukan" ucap Vania. Hanya itu yang dia ingat karena hal itu saja yang dia lakukan di saat keadaan sadar. Lebih dari itu dia tidak ingat, karena pad saat itu Vania dalam pengaruh obat kuat, jadi ia seperti orang mabuk.
"Wah, kamu memang beruntung mendapat om Alex sebagai sugar daddy. Sudah 3 bulan
"untuk apa baju ini om?" Vania lanjut bertanya"Nanti malam ada acara doa di rumah om. Jadi om ingin mengundang kamu ikut dalam acara itu" ucap Alex.Vania menelan salivanya dengan kasar, rasanya ia belum siap untuk menginjakkan kaki di kediaman Alex. "UM....anu om" ucapnya dengan gugup"Anu kenapa ? Apa kamu ada janji nanti malam ?" Todong Alex"Bu....Bu...bukan om" bantah Vania "tapi...." Vania kembali menghentikan kata-katanya"Tapi kamu belum siap untuk bertemu dengan keluarga om" lanjut Alex yang membuat Vania semakin gugup"I...i....iya om" timpal Vania"Baiklah, om tidak akan memaksa kamu. Mungkin di lain waktu" ucap Alex. Ia tidak mau untuk memaksa Vania. Karena dari wajah wanita cantik itu saja sudah kelihatan takut dan gugup."Maaf ya om" ucap Vania"Enggak apa-apa" sahut Alex dengan tersenyum manis. "Nanti selesai acara, om langsung kembali ke sini" lanjutnya"Jadi om, malam ini
Setelah acara doa selesai, Donna kembali ke hotel tempat ia menginap, rencananya ia akan pindah ke kediaman Winata besok pagi. Sedangkan Alex langsung menuju apartemen Vania. Pria tampan itu beralasan kepada putrinya kalau dia ada urusan penting ke luar kota, selama dua hari ini.Alex tiba di apartemen setelah waktu menunjukkan pukul 12 malam. Saat ke luar dari rumah Alex terlebih dahulu mengantar Donna ke hotel, setelah itu baru ia ke apartemen. Alex membuka pintu dengan lembut agar tidak menimbulkan suara yang membuat Vania terganggu dan bangun dari tidurnya. Tetapi saat pintu kamar terbuka ! Telinga Alex mendengar suara rintihan, ia bergegas masuk ke dalam kamar dan melihat Vania menutup seluruh tubuhnya dengan selimut."Vania" ucap Alex sambil membuka selimut yang menutup seluruh tubuh wanita cantik itu. "Vania apa yang terjadi denganmu ?" Lanjut Alex setelah melihat Vania menggigil dan seluruh tubuhnya terasa dingin seperti es."Aku merasa dingin om" sahut
Selama tiga hari Vania sakit, selama itu juga Alex setia menemaninya, ia tidak pernah meninggalkan wanita cantik itu walaupun hanya sebentar, bahkan hari ini Alex sudah menghubungi sekretarisnya di kantor kalau meeting hari ini di tunda karena ia tidak akan masuk kantor."Om kenapa masih di sini ? Apa om tidak masuk kantor ?" Ucap Vania saat Alex masuk ke dalam kamar sambil membawa satu gelas susu hangat untuknya"Tidak, hari ini om tidak masuk kantor" sahut Alex. Ia menjatuhkan bokongnya di sisi ranjang di samping Vania"Kenapa om ?" Vania kembali bertanya"Karena om tidak tega meninggalkan kamu sendirian" jawab Alex dengan jujur"Vania tidak apa-apa ditinggal sendiri om. Vania sudah merasa baikan" ucap Vania"Tapi kamu masih lemah Vania. Kamu belum bisa ditinggal sendiri. Om tidak akan masuk kantor sebelum kamu sembuh total" bantah Alex"Sekarang kamu minum susu. Kamu harus mengisi perutmu agar ti
Satu Minggu telah berlalu, Vania menjalani hari-harinya tanpa Alex, pria tampan itu tidak pernah datang menemuinya setelah Vania mengatakan kalau ia takut jika suatu saat Alex meninggalkannya. Vania hanya mengisi hari-harinya dengan berkuliah. Hatinya bukan tidak khawatir terhadap Alex, tetapi ia tidak berani untuk menghubunginya, yang dapat ia lakukan hanya setia menunggu sampai Alex datang ke apartemen."Vania, kamu kenapa ?" Ucap Regina. Dari tadi ia memperhatikan Vania yang hanya diam dan tidak seperti biasanya."Aku tidak kenapa-kenapa" sahut Vania dengan tersenyum."Ayolah Vania. Cerita dong kepadaku jika kamu ada masalah. Mana tahu aku bisa membantu kamu" desak Regina. Ia sangat mengerti dan mengenal watak sahabatnya itu. Jadi Regina sudah bisa menebak kalau Vania sedang ada masalah saat ini.Vania memalingkan wajahnya untuk saling berhadapan dengan Regina, ia menatap dalam-dalam mata sahabatnya itu "aku memang ada masalah" ucapnya"Ap
Setelah beberapa bekali Regina menghubungi Andrian tetapi tidak bisa terhubung ! Akhirnya kedua wanita cantik itu ke luar dari kamar mandi. Regina yang terburu-buru melangkah ke luar dari pintu lantas menabrak seseorang."AW...." Jerit kesakitan kedua wanita cantik yang beradu kelapa"Kalau jalan lihat-lihat dong" ucap wanita itu"Kamu yang harus lihat, bukan aku" bantah Regina"Sudah salah masih melawan" cibir wanita itu"Kamu yang salah. Harusnya kamu minta maaf, bukannya malah menyalahkan saya" tantang Regina dengan nada yang sedikit meninggi, yang membuat orang di ruangan itu memutar mata ke arah mereka."Sudah Re, sudah. Malu di lihat orang" bujuk Vania. Tetapi Regina tidak mendengarkan ucapan sahabatnya. Ia justru semakin menantang wanita itu. Mereka saling beradu mulut dan dorong mendorong hingga para tamu datang untuk memisahkan mereka."Sudah sayang" ucap seorang pria kepada wanita itu.Regina langsun
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Winata, Alex tersenyum sendiri sambil menyetir mobil, ia berkali-kali menyentuh pipinya, Alex masih bisa merasakan bagaimana kelembutan bibir Vania saat menciumnya tadi."Anak itu memang menggemaskan" ucap Alex kepada dirinya sendiri.Hanya butuh 30 menit untuk ia tiba di kediaman Winata. Saat Alex turun dari mobil, ia langsung di sambut oleh putrinya."Sayang, kamu kenapa belum tidur" ucap Alex"Daddy habis dari mana ? Kenapa jam segini baru pulang ? Terus kenapa daddy meninggalkan tante Donna sendirian di acara itu ?" Tia melemparkan beberapa pertanyaan kepada Alex"Sayang, daddy tadi ada urusan mendadak" dalih Alex, ia tidak mungkin mengatakan kalau ia mengantar Vania kembali ke apartemen."Daddy jangan berbohong" todong Tia dengan wajah yang serius"Sayang, kamu kenapa ?" Tanya Alex. Ia terkejut dengan sikap putrinya. Tia tidak biasanya bersikap seperti ini kepadanya, biasanya Tia selalu
Dalam perjalanan menuju kantor, Alex menghubungi Vania. Ia mengatakan kepada wanita cantik itu agar tidak mengatakan tentang hubungannya dengan Alex kepada orang lain."Jangan lupa apa yang om katakan kepada kamu" ucap Alex"Iya om" sahut singkat Vania."Baiklah kalau begitu. Belajarlah dengan baik" ucap Alex sebelum memutuskan sambungan teleponnya dengan Vania.Setelah sambungan teleponnya terputus, entah mengapa Vania merasa tersinggung dengan ucapan sugar daddynya itu. Hatinya terasa pedih karena Alex berusaha menyembunyikan tentang hubungan mereka. Padahal dalam surat perjanjian pun sudah tertulis kalau dia tidak boleh mengatakan hubungan mereka kepada orang lain, dan saat itu Vania tidak merasa keberatan justru ia merasa senang karena tidak akan ada orang yang mengetahui kalau ia sebagai sugar baby seorang pria yang sudah memiliki anak dan umurnya yang sangat jauh berbeda dengannya."Nyonya kita sudah sampai" ucap sang sopir
Saat Alex ke luar dari kamar mandi, ia sudah melihat satu gelas kopi terletak di atas meja yang ada di dalam kamar. Alex tersenyum, ia merasa diperlakukan layaknya seorang suami, entah mengapa ia menyukai setiap apa yang dilakukan Vania untuknya. Bahkan masakan dan kopi buatan Vania sama persis dengan buatan almarhum istrinya.Alex menyesap kopi buatan Vania dengan penuh perasaan. Dan lagi-lagi rasa kopi itu membuat ia teringat akan masa lalunya bersama wanita yang paling ia cintai sewaktu dulu."Om sudah selesai mandi" terdengar suara lembut Vania dari arah pintu"Sudah" sahut singkat Alex"Apa om ingin makan sekarang ?" Tanya Vania"Nanti saja. Om belum lapar" jawab Alex"Oh... kalau begitu Vania mandi dulu ya om" ucap Vania sambil meraih pakaiannya dari dalam lemari. Lalu melangkah ke luar dari kamar."Kamu mau ke mana ?" Tanya Alex saat melihat Vania menuju pintu"Mau mandi di kamar mandi tamu" jawab Vania. Karena Ale