All Chapters of Sugar Daddy, Aku Kangen !: Chapter 1 - Chapter 10
110 Chapters
Bab 1. Pandangan pertama dengan sugar Daddy
"Aw...." Teriak seorang wanita cantik yang kaget mendengar suara klakson mobil saat dia akan menyebrang jalan.Mobil mewah berwarna hitam itu, sempat berhenti sebentar, kemudian kembali melaju membelah jalan ibu kota."Ya Tuhan, syukur saya tidak tertabrak" ucap wanita mudah itu kepada dirinya sendiri sambil mengelus dada....................................Siapakah wanita cantik dan muda itu ? Dia adalah Vania Wahyuningsih yang baru berusia 18 tahun dengan memiliki tubuh yang subur, bisa dikatakan tubuhnya tidak sesuai dengan umurnya. Vania anak yang cantik memiliki rambut hitam yang panjang, kulit yang putih, hidung yang mancung, dan memiliki lesung pipi. Vania adalah murid yang sangat cerdas, pintar dan berprestasi sehingga dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di salah satu universitas ternama di ibu kota Jakarta. Namun sayang saat pertama kali menginjak kota Jakarta, jantungnya sudah hampir copot karena akan tertabrak sebuah mobil mewah berwa
Read more
Bab 2. Saya Vania om
Alex benar-benar gagal fokus saat melihat gunung kembar Vania yang sangat berisi dan menantang. Walaupun Vania masih tertunduk belum menunjukkan wajahnya, tetapi Alex percaya kalau wanita yang berdiri di hadapannya saat ini pasti cantik. "Kamu siapa namanya?" Tanya Alex. Dia berusaha tetap tenang tapi sebenarnya jantungnya sudah meronta ronta di dalam sana. Ini pertama kalinya selama 5 tahun terakhir ini, dia merasakan debaran jantung seperti anak ABG yang sedang jatuh cinta. "Saya Vania om" Vania mengenalkan dirinya. "Oh...Vania. sini duduk di dekat saya saja" sahut salah satu pria yang tinggal di kost itu juga. "Jangan Vania. Dia itu playboy cap ikan rebus, kamu duduk di dekat aku saja" cibir yang satu lagi. "Dari pada merek ribut ! Kamu duduk di sini saja" Siska mendudukkan Vania di samping Alex. Jantung Alex semakin berdegup kencang, seluruh bulu kuduknya berdiri saat kulit mulus tangan Vania bersentuhan dengan kulit tangannya. "Om...jangan lupa memberikan jatah untuk Vania,
Read more
Bab 3. Aku takut
Vania meremas jemarinya saat mereka tiba di depan kafe dan melihat sedang ramai pengunjung. Dia bingung harus bersikap seperti apa, dan jika ditanya dia harus menjawab apa. Dia mengikuti langkah kaki Siska masuk ke dalam kafe. Sebelum masuk ke dalam ruangan sang pemilik kafe, Vania menghirup udara lalu membuangnya dari mulut untuk merilekskan perasaannya yang gugup. "Sis aku takut" bisik Vania."Tenang saja, teman aku itu orangnya baik dan ramah sama seperti aku" sahut Siska."Selamat siang Ferdy ?" Sapa Siska saat membuka pintu."Hay...kamu sudah datang ?" Pria yang disebut Ferdy itu, bangkit dari kursi kerajaannya dan melangkah menyambut kedatangan mereka "silahkan duduk" lanjut Ferdy setelah mereka saling berjabat tangan."Wts...ada teman baru" goda Ferdy."Ini Vania Ferdy, yang aku ceritakan tadi pagi loh sama kamu" jelas Siska. Tadi pagi setelah mendengar perbincangan Vania dan Rati, Siska langsung menghubungi Ferdy untuk menanyakan apa kafeny
Read more
Bab 4. Ampun..ampun kak
Waktu menunjukkan pukul 5 pagi, Vania sudah berada di dapur bersama Rati. Vania memang hobi memasak, dia sama seperti ibu yang membesarkannya. Setelah selesai menyiapkan sarapan, Vania dan teman-temannya sarapan bersama."Vani, hari ini kamu sudah mulai masuk kampus kan ?" Tanya Siska "Iya sis" jawab singkat Vania. Ia sebenarnya tidak suka berbicara saat sedang makan, tetapi ia terpaksa melakukannya untuk menjaga perasaan temannya."Nanti aku antar kamu ke kampus" tawar Siska"Loh, emang kamu enggak masuk kampus hari ini Sis ?" Tanya Vania sambil menghentikan makannya"Hari ini aku masuk siang Vani. Jadi pagi ini aku husus mengantar kamu saja" jawab Siska dengan tersenyum manis. "Enggak usah repot-repot Sis, aku bisa naik ojek atau angkutan umum" tolak Vania, ia merasa tidak enak jika harus merepotkan Siska setiap hari. Dengan mendapatkan pekerjaan saja berkat bantuan dari Siska, itu sudah lebih dari cukup bagi Vania."Kam
Read more
Bab 5. Tapi aku enggak suka duduk pak
Matahari mulai menyembunyikan sinarnya di atas permukaan laut dan sebentar lagi akan diganti dengan cahaya bulan. Saat ini Vania sedang duduk sendiri di teras kosnya menunggu waktu untuk ia berangkat bekerja ke kafe. Ia berharap semoga hari pertamanya bekerja tidak seburuk hari pertamanya masuk kuliah. Hukuman dari Tia sang kakak kelasnya membuat Vania jadi sedih. Jika tidak karena adiknya Dita butuh biaya untuk berobat ! Mungkin Vania sudah memilih kembali ke desa saat ini juga. Saat Vania akan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba motor Siska masuk dari gerbang, wanita cantik itu memanggil nama Vania dengan lantang."Vani, Vania" panggil Siska, ia buru-buru memarkirkan motornya lalu berlari menghampiri Vania."Vania, apa benar kamu dapat hukuman dari Tia ?" Tanya Siska"Hm..." Sahut Vania dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis."Kamu kenapa tidak melawannya ?" Protes Siska."Sudah, enggak apa-apa Sis, kita tidak perlu melawan orang seper
Read more
Bab 6. Hallo, ini bukan malam lagi nona
Setelah membersihkan diri di kamar mandi, Vania membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia merasa lelah setelah bekerja selama 6 jam. Dalam hitungan detik, kedua bola mata Vania tertutup rapat. Ia menjemput mimpi indahnya bersama para pangeran tampan.Tok....tok...tok.... Seseorang telah mengetuk pintu kamarnya. Vania dengan malas membuka matanya, lalu menurunkan kakinya dari atas ranjang melangkah menuju pintu.Cek lek suara pintu terbuka."Vania, kamu enggak kuliah ya ?" Ucap Siska dengan suara cemprengnya"Aku masih ngantuk Sis, kamu ngapain tengah malam datang ke kamarku ?" Sahut Vania. Ia berpikir kalau saat ini masih malam."Hellowww.....ini bukan malam lagi nona, tapi sudah jam 7 pagi, bahkan anak-anak kost sudah berangkat ke kampusnya masing-masing" ucap Siska sambil menjentikkan jari di depan wajah Vania.Vania refleks membuka matanya dengan sempurna "ya Tuhan" ucap Vania. Tanpa sadar ia langsung menutup pintu kamarnya dan berla
Read more
Bab 7. Iya,iya bawel
Sementara di perusahaan Winata Grup. Alex sedang berkumpul dengan geng KUDAJIR yaitu Kumpulan Daddy Tajir."Lex, kamu sampai kapan hidup sendiri seperti ini ?" Tanya Andrian Mahendra, sahabat Alex sejak kecil. Memiliki perusahaan sama sepertinya. "Iya, benar itu" timpal Biyan. "Aku belum terpikir untuk mencari pengganti Santi" jawab Alex"Belum terpikir atau yang itu enggak hidup lagi" canda Andrian sambil memayungkan bibirnya ke arah bawa pusat Alex "Sembarangan lu ?" Protes Alex "Aku juga berpikir seperti itu. Sedangkan kita yang masih punya istri tetap aja ingin coba yang lain" timpal Biyan"Kalian berdua kan beda denganku" jawab Alex dengan santai."Ya jelas beda lah bro. Punya kami masih hidup dan norma. Kalau punya kamu mah, perlu diragukan" cibir Biyan."Ih....kalian benar-benar" geram Alex"Kalau memang punya kamu masih hidup dan norma ! Coba buktikan" tantang Andrian"Besok-
Read more
Bab 8. Iya, enggak apa-apa sayang
Dua hari telah berlalu, Vania belum juga mendapatkan uang untuk biaya operasi Dita. Ia sudah mencoba meminjam kepada Ferdy sang bosnya di kafe. Tetapi Ferdy justru meminta imbalan darinya, yaitu menikah sirih dengannya. Tentu saja Vania menolak permintaan Ferdy. Di saat itu juga ia sadar, kenapa Siska melarangnya untuk meminta bantuan kepada Ferdy.Vania mondar-mandir di kamarnya, ia sudah tidak tahu lagi dari mana bisa mendapatkan uang. Ia sudah mencoba untuk melamar sebagai pelayan di rumah orang kaya. Banyak yang menerimanya bekerja, tapi tidak satupun yang mau meminjamkan uang dengan jumlah sebanyak yang ia minta.Jalan satu-satunya, ia harus meminta bantu kepada Regina. Vania keluar dari kamarnya dan melangkah menuju dapur untuk mencari Rati sang ibu kost. "Selamat pagi buk" sapa Vania "Pagi Vania" sahut Rati "Buk, aku boleh pinjam ponselnya sekali lagi" ucap Vania ragu-ragu.Rati menghentikan gerakan tangannya yang memotong kentan
Read more
Bab 9. Kalau anaknya jelek, dekil
Dua hari telah berlalu, Vania belum memberikan jawaban kepada Regina, sementara dokter yang menangani Dita sudah berkali-kali menghubunginya, menanyakan kapan Dita akan dioperasi. Dokter selalu mendesak Vania karena Dita saat ini sedang kritis. Anak malang itu sudah dua kali kritis dalam satu Minggu ini.Vania meraih ponsel dari atas meja belajarnya, lalu menghubungi Regina. Ia mengatakan kalau dia bersedia menjadi sugar baby. Walaupun Vania belum mengerti apa itu sugar baby, tetapi keputusannya sudah bulan.Setelah sambungan teleponnya terputus, Regina mencoba menghubungi Daddynya.Tu...tu...tu.... "Ayo angkat dong sayang" ucap Regina. Sudah tida kali ia menghubungi Andrian tetapi tidak satupun yang terhubung. Dengan rasa tidak sabar, Regina meraih kunci mobil dari atas meja rias, lalu pergi ke kafe di mana biasanya kumpulan Daddy Tajir itu biara nongkrong.Benar saja, saat tiba di sana, ia sudah melihat mobil Andrian dan Alex ada di parkiran kafe. Sebel
Read more
Bab 10. Kamu itu sangat tampan sayang
Jantung Vania semakin berdegup kencang saat mereka tiba di parkiran kafe. Ia begitu sulit untuk melangkahkan kakinya, bahkan Regina samapi mendorongnya dengan lembut agar kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan khusus yang sudah di booking tadi pagi.Mata Vania menyapu seluruh ruangan yang cukup luas itu, ia penasaran seperti apa wujud calon sugar Daddynya. Tetapi tiba-tiba keningnya mengerut karena di ruangan itu tidak ada siapa-siapa."Re, mana orangnya ?" Tanya Vania kepada Regina."Ih....sudah enggak sabar lagi ya ?" Cibir Regina"Bukan, bukan begitu" bantah Vania "Terus ?""Aku hanya bertanya saja, enggak ada maksud lain" jawab Vania "Oke deh, enggak usah cemberut gitu dong ! Aku hanya bercanda Vania. Aku juga ingin secepatnya bertemu dengan mereka, agar kamu bisa segera menerima uangnya" bujuk Regina. Ia tahu kalau Vania buru-buru ingin bertemu dengan sugar Daddynya karena ingin mendapatkan uang."Emang, uang
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status