Home / Romansa / Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i / Bab 78. Hening yang Menusuk

Share

Bab 78. Hening yang Menusuk

Author: Dwi Maula
last update Last Updated: 2025-09-13 21:26:53
“Mas, sebenarnya … aku senang, loh, kalau hasilnya masih negatif!”

Nilna duduk sedikit tegang dengan kedua paha yang mengapit dua tangannya. Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa ia duga. Wanita belia itu berkata demikian saat Bagas sudah terlihat tenang.

Nilna melirik Bagas sekilas tanpa menggerakkan kepala. Dari posisi itu, dirinya dapat menangkap raut heran dari sang suami.

Bagas menoleh pelan, memandang istrinya bulat-bulat dengan ekspresi tak percaya. ‘Senang? Hasil negatif?’

Hatinya kini sangat berisik, dadanya berdesir aneh. Ada rasa tersayat, tapi ia langsung menampiknya.

‘Apa ini artinya dia masih belum mau punya anak? Dia masih belum siap?’ batinnya lagi.

Kamar menjelma menjadi ruang sunyi. Hanya detak jam dinding yang terdengar keras dan lamban. Seolah memperpanjang jarak di antara mereka.

“Apa? Maksud Adek?” tanya Bagas akhirnya. Suaranya masih bisa tetap terdengar tenang, meski hatinya tengah bergolak dengan liar. Ia belum benar-benar mengerti apa yang Nilna m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 80. Kadang Menyebalkan

    “Hari ini, ikut Mas ke kantor kan, Dek, jadwalnya?” Suara Bagas terdengar santai, tapi Nilna tahu situasi yang sebenarnya tak sesantai itu. Semua ini hanyalah usaha yang dilakukan Bagas agar semua tak larut dalam kegugupan.Nilna mendengar kalimat itu ketika menikmati suasana pagi yang berbalut damai, dengan sisa hangat tadi malam yang masih membekas. Ia sempat bangun dengan sedikit malas dan sebagian kantuk yang masih membumbung.Namun tetap saja, ada gugup, penasaran, dan rasa bangga yang berkecamuk. Karena ia tak tahu hal apa yang menunggunya di sana.Sementara Bagas telah lebih dulu menyemangati diri. Lelaki muda itu telah rapi dengan kemeja abu tua dan jam tangan hitam. Nilna mengangguk. “Iya, Mas.” Dirinya sudah mengetahui hari ini akan ke kantor sejak musyawarah di rumah sang mertua kemarin. Serangkaian persiapan mental telah ia persiapkan dengan hati yang berat. Hasilnya, hari ini datang, tapi tetap dengan siap yang dipaksakan. Karena sampai kapan pun, ia tak akan pernah s

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 79. Genggam Hangat

    Nilna merasa jawaban yang sesungguhnya tak pernah benar-benar terucap! Sejak Nilna mengutarakan isi hatinya, mereka masih terdiam di tempat. Kemudian, Bagas kembali menatap Nilna, dengan tatapan yang masih sulit ditebak. Di antara mereka, sunyi memekat dengan cepat. Jarak yang terasa kini hanya dipenuhi detik jam bulat yang terus berulang layaknya palu godam. Dengan suara yang dalam tapi pelan, Bagas akhirnya menyingkap sunyi saat berujar, “Dek, kalau kamu bilang belum mau punya anak, mungkin perasaan kita adalah sama!”Tubuh Bagas yang tegang berangsur mengendur. Ekspresi wajahnya tak lagi kosong seperti yang Nilna takutkan. Mendengar ucapan dari suaminya yang tak pernah disangka, Nilna seketika terperanjat. Air matanya terhenti, dan melebarkan kedua mata karena belum bisa percaya apa yang baru saja ia dengar.“Maksud Mas?” tanyanya, dengan suara kecil yang bergetar.Keduanya sama-sama mengangkat kaki ke permukaan ranjang, duduk bersila dan saling menghadap. Bagas menegakkan pun

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 78. Hening yang Menusuk

    “Mas, sebenarnya … aku senang, loh, kalau hasilnya masih negatif!” Nilna duduk sedikit tegang dengan kedua paha yang mengapit dua tangannya. Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa ia duga. Wanita belia itu berkata demikian saat Bagas sudah terlihat tenang. Nilna melirik Bagas sekilas tanpa menggerakkan kepala. Dari posisi itu, dirinya dapat menangkap raut heran dari sang suami. Bagas menoleh pelan, memandang istrinya bulat-bulat dengan ekspresi tak percaya. ‘Senang? Hasil negatif?’ Hatinya kini sangat berisik, dadanya berdesir aneh. Ada rasa tersayat, tapi ia langsung menampiknya. ‘Apa ini artinya dia masih belum mau punya anak? Dia masih belum siap?’ batinnya lagi. Kamar menjelma menjadi ruang sunyi. Hanya detak jam dinding yang terdengar keras dan lamban. Seolah memperpanjang jarak di antara mereka. “Apa? Maksud Adek?” tanya Bagas akhirnya. Suaranya masih bisa tetap terdengar tenang, meski hatinya tengah bergolak dengan liar. Ia belum benar-benar mengerti apa yang Nilna m

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 77. Iya-iya!

    “Adek, coba pakai tespeknya, ya!” Suara Bagas memotong konsentrasi Nilna saat sedang belajar. Lelaki itu berdiri di ambang pintu dengan dahi yang mengerut, lalu melanjutkan, “Sudah dua bulan kita rutin melakukannya!” Saat mengucapkan kalimat itu, nada suaranya nyaris menyerupai seorang balita yang meminta mainan. Nilna sedikit mendengus saat mengangkat wajah dari buku tebal di hadapan. Bibirnya tampak mengerucut, dengan raut muka yang sedikit tak bersahabat, tapi juga sedikit geli. Saat ini, suaminya telah berjalan mendekatinya dengan langkah lebar. Tanpa sengaja, Nilna membatin, “Mas Bagas kayak anak kecil yang nggak sabar mau main sama temannya!” Nilna memutar bola mata dengan malas. Tangannya menutup buku dengan suara yang agak keras. “Aduh, aku masih belajar, Mas!” seru Nilna seraya mengangkat buku dari dasar meja. “Sebentar aja, Dek. Ambil tespek yang pernah aku kasih, ya!” Bagas masih belum mau menyerah. Kini, ia telah duduk sedikit menindih dan menggeser tempat duduk Nil

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 76. Tak lagi Gentar

    Malam ini, keheningan kamar semakin memekat. Lampu tidur masih bersinar tanpa lelah, seolah menjadi saksi berlalunya malam yang sempat tertunda. Sinar itu redup, membungkus kedua insan dengan kehangatan di atas ranjang. Nilna menyambut tatapan Bagas yang terasa mendalam. Ada gugup yang merambat, tetapi tekadnya sudah bulat untuk mengakhiri ilusi takut yang tak berujung itu. Wanita berpiyama longgar dan polos itu mengangkat wajah saat Bagas memanggil, “Adek … yakin?” Nilna mendengar secara langsung. Suara yang sedikit serak itu membuat bulu kuduknya meremang. Namun, ia tak lagi gentar. Tangan di pangkuan terkepal erat, sebagai usaha dalam mengalihkan keinginan untuk menghindar dan berlari. Nilna sempat menggigit bibir bawah agak keras, tapi akhirnya segera menjawab, “Iya, Mas. Aku yakin. Kalau terus mundur, kita nggak akan pernah maju.” Mata perempuan dua puluh tahun itu seketika berkaca-kaca, tapi tidak goyah. Kini, giliran Bagas yang menarik napas panjang. Tangan hangat itu teru

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 75. Rumah Sejati

    “Iya, Bah. Benar apa kata Mas Zidni.” Pandangan Bagas beredar, dan menetap sejenak ke sorot mata Zidni. Lalu melanjutkan, “Tentunya, kami sedang berusaha untuk melakukan yang terbaik.” Kalimat itu meluncur dengan tenang, meski ada gugup yang tersembunyi. Namun, hanya Nilna yang dapat merasakan gugupnya Bagas. Hati Nilna berdenyut ngilu. Ia mengerti, jawaban dari sang suami tak pernah menyinggung dirinya yang belum mampu menjadi istri seutuhnya. Diam-diam, wanita muda itu ingin mengutuk diri sendiri.“Ayo, Nilna! Sudah nggak ada waktu lagi buat kamu! Kamu harus bisa jadi istri selayaknya mulai sekarang!” serunya dalam hati.Di hadapan mereka, Abah Rasyid mengangguk samar. Jemari keriputnya mengetuk pelan permukaan meja. Sekali, dua kali. Tidak ada raut amarah yang menetap, hanya sorot penuh pertimbangan. “Hm,” ucapnya pendek. Seolah benar-benar menangkap gestur kejujuran dari putra bungsunya.Salwa hampir kehilangan kendali. Wajahnya mengetat dengan raut wajah sewot dan tak suka. Hati

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status