Home / Romansa / TAMBATAN HATI SANG CEO / BAB. 8 Pertentangan Dengan Sang Ayah

Share

BAB. 8 Pertentangan Dengan Sang Ayah

last update Last Updated: 2025-04-09 14:51:03

Setelah menikmati sore yang penuh kebahagiaan bersama Farez di Amazing D’Caribbean, Zera akhirnya berpamitan kepada kekasihnya. Cahaya senja menghiasi langit ketika Farez mengantar Zera ke depan mall.

“Terima kasih, Kak Farez. Hari ini menyenangkan banget,” ucap Zera dengan senyuman manis.

“Aku juga senang banget. Jaga dirimu, ya. Kapan ada waktu santai, kita bertemu lagi!” balas Farez sambil melambaikan tangan.

Gadis itu pun masuk ke dalam taksi online yang akan membawanya untuk pulang ke rumahnya. Setelah menempuh beberapa saat dalam perjalanan, akhirnya Zera sampai juga di rumah mewah milik keluarganya.

Zera pun mulai melangkah masuk ke rumahnya yang megah, namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok ayahnya, Tuan Cornelius, berdiri di ruang keluarga dengan berkacak pinggang dan sorot mata tajam. Nyalinya langsung terasa menciut.

“Dari mana kamu, Zera?” tanya Tuan Cornelius dengan nada tegas.

Zera menelan ludah. Dia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan soal Farez. “
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 9 Tidak Akan Pernah Mau Dijodohkan

    Di Rumah Keluarga Tuan Deron Keil. Perdebatan di meja makan.Farez berdiri di depan cermin di kamarnya, menyeka rambut basahnya dengan handuk. Butiran air dari rambutnya jatuh ke kulit wajahnya yang tampak segar setelah mandi. Pria itu beberapa saat yang lalu baru saja sampai di rumahnya setelah menghabiskan siang sampai sore bersama kekasihnya, Zera Mirae.Sebuah ketukan pelan terdengar di pintu kamarnya."Tuan Muda Farez. Permisi, Tuan." Suara seorang maid memanggil dari luar kamar, terdengar sopan dan lembut. "Makan malam sudah siap, Tuan dan Nyonya sedang menunggu di ruang makan," tutur sang maid lagi.Farez mendesah pelan, rasa malasnya terlihat jelas dari raut wajahnya. "Iya, iya, aku turun sebentar lagi, Maid." jawabnya dengan nada datar.“Jangan lama-lama ya, Tuan Muda. Soalnya sudah dari tadi Tuan dan Nyonya menunggu Anda di meja makan,” ucap sang maid lagi.“Siap, Maid!”Maid itu pun mengangguk meskipun tak melihat tuannya dan pergi meninggalkan pintu. Farez lalu melempar

    Last Updated : 2025-04-09
  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 10 Mimpi Buruk Farez

    Cinta yang dipertaruhkan,Farez memasuki kamarnya dengan langkah berat setelah percakapan panjang dan penuh tekanan dengan ayahnya, Tuan Deron. Pintu kamar ditutup dengan keras, dan rasa sesak di dadanya tidak bisa diabaikan olehnya begitu saja. Lampu kamar yang redup semakin mempertegas kehampaan yang dirasakan olehnya. Farez lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, matanya memandang kosong ke arah langit-langit kamar."Perjodohan?" gumamnya pelan."Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi!”Farez lalu memutar otaknya, mencari cara untuk melawan keputusan yang telah ditetapkan oleh kedua orang tuanya. Namun, pikiran itu hanya membawanya pada satu hal yang kini semakin memenuhi benaknya, Zera sang kekasih hati. Senyum lembut Zera, suara tawanya, dan cara dia membuat dunia Farez terasa lebih berarti. Rasa rindu tiba-tiba menyeruak di dadanya.Dengan cepat, Farez meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Dia membuka aplikasi panggilan video dan menekan nama Zera. Jemarinya sediki

    Last Updated : 2025-04-24
  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 11 Semangat Pagi Untuk Farez

    .Langit Jakarta terlihat cerah pagi itu. Sinar matahari masuk dengan lembut melalui jendela besar di kamar Farez, memberikan kehangatan yang menyenangkan. Udara pagi yang segar membuat suasana terasa lebih hidup. Farez membuka matanya perlahan, menghela napas panjang, lalu duduk di tepi tempat tidurnya. Meskipun tadi malam dia diganggu oleh mimpi buruk tentang hubungannya dengan Zera yang tidak direstui ayahnya, Tuan Deron, pagi ini dia merasa tubuhnya bugar.“Sudah pagi, ya?” gumamnya sambil merentangkan kedua tangannya. Wajahnya mencerminkan tekad untuk melupakan mimpi buruk tadi malam.Pria muda itu bangkit dan mengganti pakaian tidurnya dengan baju olahraga kasual. Setelah itu, dia berjalan keluar kamar menuju ruang gym pribadinya yang terletak di lantai bawah rumah megahnya. Langkahnya mantap, menunjukkan kedisiplinan yang selama ini menjadi bagian dari hidupnya.Sesampainya di ruang gym, Farez memulai pemanasan dengan beberapa gerakan ringan. Dia menyadari bahwa olahraga adalah

    Last Updated : 2025-04-25
  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 12 Hebatnya Farez

    Langit Jakarta yang cerah ceria pagi ini mengiringi perjalanan Farez menuju Hotel Fairmont, tempat pertemuan para pengusaha se-Kota Jakarta akan berlangsung. Mobil sedan hitam yang dikendarai sopirnya melaju dengan mulus di tengah lalu lintas pagi itu. Farez duduk di kursi belakang, sambil melihat-lihat pemandangan kota melalui kaca jendela sembari memikirkan pidatonya.“Kita hampir sampai, Tuan Farez,” ujar sang sopir sambil melirik ke arah Farez melalui kaca spion.“Baik, Pak. Terima kasih,” jawab Farez, suaranya tenang namun penuh fokus.Tak lama kemudian, mobil memasuki area hotel. Petugas valet segera menghampiri dan membuka pintu mobil untuk Farez. Dengan langkah percaya diri, pengusaha muda itu keluar dari mobil dan berjalan menuju ballroom, tempat acara akan berlangsung. Jas abu-abu gelap yang dikenakan oleh Farez terlihat sempurna, sungguh sangat memancarkan aura profesionalisme seorang pengusaha muda yang sukses.Di pintu masuk ballroom, beberapa staf hotel menyambutnya deng

    Last Updated : 2025-04-26
  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 13 Semakin Kagum Pada Farez

    Beberapa saat yang lalu di pertemuan para pengusaha se-Kota JakartaBallroom salah satu Hotel berbintang lima di Jakarta hari itu dipenuhi oleh para pengusaha ternama, baik yang sudah berpengalaman maupun yang baru merintis. Acara ini merupakan forum networking bagi para pebisnis se-Kota Jakarta. Lampu-lampu kristal yang berkilauan menghiasi ruangan, menciptakan suasana megah dan eksklusif.Di salah satu sudut ruangan, Farez, seorang pengusaha muda berbakat, dikelilingi oleh beberapa rekan sejawatnya. Dia baru saja selesai memberikan presentasi tentang inovasi dalam teknologi pemasaran digital, yang mendapat sambutan meriah. Beberapa pengusaha muda mendekatinya dengan antusias."Keren banget, Bro Farez! Ide tentang penggunaan AI untuk menganalisis data konsumen itu benar-benar brilian!" ucap Arif, seorang pebisnis muda lainnya."Terima kasih, Bro Arif. Aku hanya mencoba menyampaikan apa yang aku yakini akan menjadi tren di masa depan," jawab Farez dengan senyum ramah.Di sisi lain ru

    Last Updated : 2025-04-26
  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 14 Ban Mobil Farez Kempes

    Rencana jahat di basementDi basement Hotel bintang lima yang luas, suasana begitu sunyi, hanya terdengar suara gemerincing kecil dari lift yang sesekali terbuka dan tertutup. Lampu neon berpendar redup, memberikan kesan dingin pada tempat tersebut. Di sudut parkiran yang terpencil, seorang pria misterius mengenakan jaket hitam dengan hoodie menutupi sebagian wajahnya berjalan perlahan. Gerakannya sangat waspada, sesekali menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada yang melihat.Entah bagaimana caranya kamera pengintai telah dinonaktifkan sepenuhnya di area parkiran tersebut untuk beberapa saat ke depan.Pria tadi lalu berhenti di depan sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilap, mobil milik Farez Keil, sang pengusaha muda yang sedang naik daun saat ini. Dengan tatapan penuh dendam, pria itu berjongkok, mengeluarkan sebuah alat kecil dari saku jaketnya.“Rasain kamu, Farez,” gumamnya pelan, penuh amarah. “Sok pintar, sok hebat, dan sok sempurna! Berani-beraninya kamu mencu

    Last Updated : 2025-04-27
  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 15 Menghabiskan Waktu Bersama Para Sahabat

    Masih di basement hotel,Mobil mewah hitam milik Farez terlihat digerek perlahan ke arah bengkel setelah bannya kempes tanpa sebab yang jelas. Di basement gedung hotel tersebut. Arnold, sang sahabat tengah sibuk memeriksa rekaman CCTV di ruang keamanan. Namun, ekspresi kecewa tampak jelas di wajahnya ketika seorang petugas memberitahukan jika kamera CCTV di area tersebut tiba-tiba mengalami kerusakan.“Kamera ini sudah berfungsi baik sebelumnya, Tuan Arnold. Kerusakan ini sepertinya terjadi mendadak,” jelas petugas tersebut dengan nada serius.Arnold mengerutkan dahi. “Mendadak? Kebetulan yang aneh. Ada orang iseng yang kempesin ban mobil Tuan Farez, dan tiba-tiba CCTV-nya rusak? Rasanya sulit diterima.”Petugas itu hanya mengangguk, merasa tidak punya jawaban memadai. Arnold menyalin rekaman yang ada, meskipun hasilnya nihil. Dengan langkah mantap, dia kembali ke lobi hotel untuk menemui Farez yang masih tampak kesal.“Farez, gue udah cek CCTV, tapi nggak ada bukti siapa yang kempes

    Last Updated : 2025-04-27
  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 16 Sore Yang Semakin Seru di Pantai Indah Kapuk

    Langit sore di Pantai Indah Kapuk mulai berubah keemasan, memberikan suasana magis yang menenangkan. Di salah satu restoran tepi pantai yang elegan, tiga pria muda tampak menikmati hidangan terakhir mereka. Farez, Joseph, dan Arnold, tiga pengusaha sukses di usia muda, baru saja menyelesaikan santapan seafood segar mereka."Ah, ini benar-benar tempat yang pas untuk relaksasi," ucap Arnold sambil meregangkan tubuhnya. Dia lalu memandang laut dengan ekspresi puas.Joseph mengangguk setuju. "Setuju, Bro. Udara pantai dan makanan enak adalah kombinasi yang sempurna."Namun, Farez hanya tersenyum lembut. Pikirannya masih terganggu oleh insiden ban mobilnya yang dirusak beberapa jam sebelumnya."Hey, Farez, masih mikirin ban mobilmu?" tanya Arnold sambil menepuk bahunya.Farez mendesah pelan. "Ya, sedikit. Tapi aku nggak mau itu merusak hari ini. Lagipula, kita di sini untuk menikmati hidup, kan?"Joseph tersenyum lebar. "Betul sekali! Jadi bagaimana kalau kita bikin sore ini lebih seru?

    Last Updated : 2025-04-28

Latest chapter

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 33 Lamaran Romantis

    Lamaran tak terduga di Kam’s Roast Restaurant,Malam akhir pekan itu, suasana di Kam’s Roast Restaurant, restoran berbintang Michelin di Plaza Indonesia, terasa hangat dan eksklusif. Aroma khas bebek panggang ala Hong Kong memenuhi udara, memberikan nuansa menggoda yang membuat siapa pun tak sabar untuk mencicipinya. Restoran ini dikenal karena kelezatan hidangan bebek premiumnya yang dimasak dengan teknik khusus, menghasilkan kulit yang renyah dengan daging yang lembut dan juicy.Di dalam salah satu ruangan VIP restoran, Farez dan Zera telah tiba lebih awal untuk menyambut kedua keluarga mereka. Malam ini terasa istimewa, bukan hanya sekadar makan malam keluarga biasa, tapi juga momen di mana Farez akan mengungkapkan rencananya yang lebih besar yaitu ingin melamar Zera di hadapan orang tua mereka.Sang Tuan muda, Farez Keil mengenakan tuksedo hitam dengan dasi kupu-kupu, terlihat gagah dan berwibawa seperti seorang CEO muda yang sukses. Sementara itu, Zera tampil menawan dengan gaun

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 32 Menghabiskan waktu Bersama Kekasih Hati

    Pada suatu siang,Suasana di kantor Zera saat jam istirahat mulai terasa lebih santai. Para karyawan keluar dari meja mereka, ada yang menuju kantin, ada yang mengobrol di ruang istirahat, dan ada juga yang memilih untuk sekadar bersantai di meja kerja mereka. Namun, di tengah kesibukan itu, sosok pria tampan dengan jas mahal berwarna navy memasuki area kantor. Wajahnya tampan, pembawaannya penuh percaya diri, dan langkahnya tegap."Selamat siang, Tuan Muda Farez." sapaan seorang resepsionis menyambut pria tersebut dengan penuh hormat.Farez, sang CEO muda yang sukses, hanya tersenyum tipis. "Ya, Siang. Saya ingin menemui Zera. Bisa tolong panggilkan dia?""Tentu, Tuan. Silakan tunggu sebentar."Resepsionis itu segera menghubungi Zera, yang saat itu sedang merapikan dokumen di mejanya. Tak lama, seorang wanita cantik dengan blus putih dan rok pensil hitam berjalan keluar dari ruangannya. Wajahnya berseri ketika melihat siapa yang menunggunya di lobi."Kak Farez!" seru Zera senang. "K

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 31 Kemarahan Abdiel

    Kemarahan Abdiel di rumah tua,Di sebuah rumah tua di pinggiran Kota Jakarta, hujan gerimis membasahi atap yang mulai rapuh. Angin berhembus pelan, menggoyangkan dedaunan di halaman belakang yang dipenuhi semak belukar. Lampu di dalam rumah redup, hanya ada satu bohlam tua yang menggantung di langit-langit ruang tamu yang luas, menerangi meja kayu panjang di tengah ruangan.Suasana tegang terasa kental di dalam rumah itu. Abdiel, seorang pria berusia akhir dua puluhan dengan jas mahal dan wajah penuh kemarahan, berdiri di ujung meja. Rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal erat. Di hadapannya, juga berdiri tiga pria, Reza, Bagas, dan Fajar sedang duduk dengan kepala tertunduk, menunggu vonis dari majikan mereka yang jelas-jelas sedang murka."Kalian benar-benar tidak becus!" bentak Abdiel, suaranya menggema di seluruh ruangan. Matanya berkilat tajam, menatap ketiga anak buahnya dengan penuh amarah."Maaf, Bos." Reza mencoba berbicara, akan tetapi langsung dipotong oleh Abdiel."M

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 30 Bertemu Dengan Para Sahabat

    Keselamatan Zera di ambang bahaya,Plaza Indonesia siang itu tampak ramai seperti biasa. Orang-orang berlalu lalang dengan berbagai tujuan, ada yang berbelanja, ada yang sekedar bertemu rekan bisnis atau sahabat. Zera, yang baru saja turun dari mobil, tidak menyadari jika barusan dia hampir saja mengalami insiden yang berbahaya.Di belakangnya, tiga orang bodyguard perempuan yang diperintahkan oleh Farez berjalan dengan sigap, memastikan keamanan Zera tanpa membuatnya merasa terkekang. Mereka terlihat seperti asisten pribadi, berpakaian elegan namun tetap waspada terhadap sekeliling.Beberapa saat yang lalu.Setelah menerima perintah dari Farez, Pak Rudi segera bertindak cepat. Dia menghubungi tiga anak buahnya yang sudah lama dipercaya olehnya, yaitu Sita, Rena, dan Lina.Pak Rudi pun memberi perintah kepada ketiganya,“Nona Zera harus dijaga setiap saat. Kalian bertiga akan mengawalnya ke manapun dia pergi. Jangan sampai Nona tersebut menyadari terlalu berlebihan, tapi tetap pastika

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 29 Ancaman Dari Abdiel

    Di suatu siang di jam istirahat,Tepatnya di lantai tertinggi sebuah gedung perkantoran mewah di pusat Kota Jakarta, suasana di ruang kebesaran milik pengusaha muda bernama Farez Keil terasa sangat santai meskipun tempat itu dikelilingi oleh interior elegan dan nuansa bisnis yang kuat. Di dalam ruangan tersebut, tiga pria muda yang dikenal sebagai geng ARJOFA, singkatan dari Arnold, Joseph, dan Farez, sedang berkumpul saat ini. Mereka bukan sekadar sahabat lama dari SMA Cipta Nusantara, akan tetapi kini masing-masing telah sukses menjadi CEO muda di perusahaan mereka sendiri.Hari ini, ketiganya berkumpul di kantor Farez Keil, pria yang baru saja mendapat restu untuk menikahi kekasihnya, Zera Mirae Cornelius.Joseph membuka pembicaraan sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. “Selamat ya, Bro. Akhirnya Lo dapet restu buat nikahin Zera.”Arnold yang duduk di sebelahnya mengangguk setuju. “Bener banget. Gue masih nggak nyangka Lo sama Zera sudah pacaran dari SMA dan Lo rahasiakan teru

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 28 Ternyata Semesta Berpihak Kepada Keduanya

    Cinta yang terungkap ditengah perjodohan.Di sebuah ruang tamu yang megah dengan lampu kristal menggantung di langit-langit, empat orang tua tengah duduk serius di sofa mewah berwarna gading. Mereka adalah Tuan Deron dan Nyonya Ester, orang tua dari Farez Keil, serta Tuan Cornelius dan Nyonya Debira, orang tua dari Zera Cornelius. Dua keluarga terpandang ini baru saja selesai membicarakan rencana perjodohan anak-anak mereka.Namun, suasana yang awalnya penuh antisipasi berubah saat Farez memasuki ruangan dengan langkah mantap, diikuti oleh Zera yang sedikit gugup. Wajahnya memerah, tapi genggaman tangan Farez yang erat di tangannya membuatnya lebih tenang.Farez berhenti di tengah ruangan dan menatap semua orang dengan tegas. Dengan suara lantang dan penuh keyakinan, dia berkata,"Papi, Mami, Om, Tante. Aku sangat setuju dengan perjodohan ini," serunya dengan suara tegas.Para orang tua seketika menatap ke arah Farez dengan ekspresi terkejut."Tunggu, apa maksudmu?" tanya Tuan Deron,

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 27 Kejutan Yang Sungguh Manis

    Mobil sedan hitam mengkilap melaju dengan anggun memasuki halaman rumah mewah bergaya klasik Eropa. Tepat pukul lima sore, Tuan Cornelius, Nyonya Debira, dan putri mereka, Zera, tiba di kediaman kolega bisnis Tuan Cornelius.Ketika seorang pelayan membukakan pintu mobil, Tuan Cornelius turun lebih dulu, mengenakan jas abu-abu tua yang elegan. Nyonya Debira menyusul dengan anggun dalam balutan gaun biru navy. Terakhir, Zera keluar dengan langkah penuh percaya diri, mengenakan gaun hijau toska yang memperlihatkan keanggunannya. Rambut panjangnya yang tergerai dihiasi jepit mutiara kecil yang berkilauan.Begitu melihat mereka, sang tuan rumah, seorang pria paruh baya dengan perawakan tegap, segera menyambut dengan senyum lebar."Cornelius! Senang sekali kamu datang," sapanya sambil menjabat tangan tamunya erat."Ternyata kita sudah lama tak bertemu. Terima kasih atas undangannya hari ini," balas Tuan Cornelius sopan.Mata sang tuan rumah dan istrinya kemudian tertuju pada Zera. Mereka ta

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 26 Farez Berulah Lagi

    Farez baru saja merasa lega saat ini dan pria itu mulai berjalan ke arah lemari pakaiannya dengan hanya mengenakan handuk. Dia berpikir ayahnya, Tuan Deron, telah benar-benar pergi dari kamarnya setelah membanting pintu dengan sangat keras beberapa detik yang lalu. Namun, dugaannya itu salah.Tiba-tiba, pintu kamar kembali terbuka, dan sosok ayahnya melangkah masuk dengan tatapan tajam. Farez yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk langsung menoleh dengan ekspresi kesal."Lho, Papi ngapain kembali masuk ke dalam kamarku? Aku mau ganti baju, Pi!" seru Farez dengan nada tidak suka.Tuan Deron tidak terpengaruh oleh keluhan putranya. Dia pun mulai menyilangkan tangan di dada, masih berdiri di dekat pintu, lalu berkata dengan nada dingin, "Papi cuma mau memastikan kalau kamu berpakaian selayaknya seorang CEO muda, pemimpin sebuah perusahaan besar!"Mendengar itu, Farez mendengus kesal. "Apa-apaan sih, Pi? Aku bukan anak kecil! Masa Papi yang harus memilihkan baju yang akan kup

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 25 Masih Mencoba Untuk Berontak

    Perumahan Kemang Residence,Tepatnya di dalam kamar yang luas dengan nuansa abu-abu elegan, Farez masih berbaring malas-malasan di atas tempat tidurnya. Matanya setengah terbuka, memandangi langit-langit tanpa ekspresi.Suara ketukan di pintu kamarnya terdengar, lalu menyusul suara lembut namun tegas dari ibunya, Nyonya Ester."Farez, bangun. Sebentar lagi keluarga kolega bisnis Papi akan tiba. Kamu harus bersiap-siap," ujar sang ibu yang masih berada di luar kamar putranya.Farez menghela napas panjang. Dia tahu jika hari ini akan tiba, hari di mana dirinya dipaksa bertemu dengan gadis pilihan ayahnya. Namun, sekecil apapun harapan yang Farez punya, pria itu tetap merasa tak siap menghadapi kenyataan ini.Tanpa menjawab perkataan sang ibu, Farez malah menarik selimutnya lebih tinggi, lalu menutupi wajahnya.Tak lama kemudian, pintu kamar Farez terbuka, dan Nyonya Ester masuk dengan langkah mantap. Wanita berusia paruh baya itu masih saja cantik dengan mengenakan gaun elegan, rambutn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status