Home / Romansa / TAMBATAN HATI SANG CEO / BAB. 7 Nongkrong di Mall KoKas

Share

BAB. 7 Nongkrong di Mall KoKas

last update Last Updated: 2025-04-09 14:50:22

Petualangan Romantis Farez dan Zera di Amazing D’Caribbean,

Setelah menikmati makan siang di sebuah restoran penuh kenangan, Farez memandangi Zera dengan senyum lembut. Restoran itu merupakan tempat mereka sering menghabiskan waktu bersama saat masih SMA, dan kenangan itu terasa hidup kembali.

Lalu tiba-tiba Farez berkata kepada kekasihnya,

“Bagaimana kalau kita lanjut ke Mall Kota Kasablanka? Sudah lama banget kita nggak ke sana. Aku mau mengajak kamu ke Amazing D’Caribbean, tempat favorit kita dulu,” ujar Farez antusias.

Zera mengangguk penuh semangat.

“Aku suka banget ide itu! Ayo, Kak!”

“Okay, yuk kita segera meluncur!” ucap Farez lalu menggenggam tangan kekasihnya dengan sangat erat.

Bowling Seru di Amazing D’Caribbean.

Sesampainya di mall, Farez dan Zera langsung menuju Amazing D’Caribbean, sebuah arena permainan yang dipenuhi lampu warna-warni dan musik yang membangkitkan semangat. Farez segera menarik Zera menuju arena bowling.

“Kamu siap kalah, Kak?” tantang Zera sambil mengambil bola bowling berwarna pink kesukaannya.

“Kalah? Jangan mimpi! Aku udah latihan diam-diam, lho,” balas Farez dengan senyuman penuh percaya diri.

“Ha-ha-ha!” keduanya pun tertawa gembira.

Namun, kenyataan berkata lain. Setiap kali Zera melempar bola, pin-pin bowling langsung terhempas dengan mudah. Sementara itu, Farez berkali-kali gagal mengenai pin dengan sempurna. Zera tertawa geli setiap melihat ekspresi kecewa Farez.

“Ha-ha-ha, Kak Farez! Aku nggak nyangka kamu masih sepayah ini main bowling,” ejek Zera dengan nada bercanda.

Farez menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Ini cuma pemanasan, kok. Tunggu aja nanti ronde berikutnya!”

Sayangnya, ronde berikutnya pun tidak banyak membantu Farez. Zera akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor jauh di atas Farez.

“Aku menyerah,” tutur Farez dengan senyum lelah sambil menyerahkan kartu skor kepada Zera.

“Kamu memang jagonya.”

Zera tersenyum bangga. “Makanya, jangan suka meremehkan lawan!”

Lalu mereka melanjutkan keseruan di Bumper Cars.

Setelah selesai bermain bowling, Farez mengajak Zera menuju wahana Bumper Cars, permainan favorit mereka saat SMA dulu. Wahana ini penuh dengan lampu-lampu neon dan suara dentuman musik yang menghidupkan suasana.

“Siap-siap, ya! Kali ini aku nggak akan kalah,” ucap Farez sambil mengenakan sabuk pengaman di mobilnya.

Zera tertawa kecil.

“He-he-he. Kita lihat saja siapa yang lebih jago nabrak, Kak!”

Begitu permainan dimulai, mereka langsung saling mengejar di arena. Farez berusaha menghalangi jalan Zera, akan tetapi Zera dengan lihai menghindar dan justru membalas dengan menabrak mobil Farez.

“Bam! Kena kamu, Kak!” teriak Zera penuh semangat.

Farez tertawa keras.

“Ha-ha-ha! Kamu curang! Tapi, nggak apa-apa. Yang penting kamu happy, Sayangku.”

Tawa ceria Zera memenuhi arena permainan, membuat Farez merasa bahagia. Mereka terus bermain, saling mengejar, dan sesekali saling bercanda hingga permainan selesai.

Kemudian mereka melanjutkan kompetisi di permainan Basket Arcade.

Setelah puas bermain Bumper Cars, mereka melanjutkan ke permainan new arcade basketball. Farez, yang dulunya anggota tim basket di SMA, langsung merasa percaya diri.

“Zera, kali ini aku pasti menang,” serunya sambil mengencangkan tali sepatunya.

“Basket adalah spesialisasiku, Sayang!”

Zera mengangkat alis, menantang kekasihnya. Walaupun dia sepertinya akan mengalami kekalahan kali ini.

“Kita lihat aja! Jangan terlalu percaya diri dulu,” seru Zera kepada Farez.

Permainan dimulai. Bola demi bola berhasil masuk ke dalam keranjang Farez dengan mudah. Zera berusaha mengejar skor, akan tetapi Farez terlalu tangkas. Ketika waktu habis, skor Farez terpampang jelas di layar, sangat jauh di atas skor Zera.

“Yaaah, aku kalah,” keluh Zera sambil menyilangkan tangan di dada.

Farez tersenyum jahil. “Makanya, jangan sok nantangin aku di permainan basket.”

Zera menjulurkan lidahnya. “Dasar sombong!”

“Ha-ha-ha!” Farez tertawa lepas.

Pria itu lalu segera menghampiri kekasihnya dan tiba-tiba mengecup kening Zera dengan cepat.

“Kak Farez! Kamu ini!” serunya memarahi kekasihnya.

“Kenapa, Sayang? Memangnya kamu tidak suka jika aku mengecup keningmu?” celetuk Farez sambil tersenyum jenaka.

“Bukan begitu, Kak. Tapi ini kan ruang publik. Bukan hanya kita yang ada di tempat ini tapi ada orang lain juga,” seru Zera kepada sang kekasih.

“Emangnya gue pikirin? Dunia ini hanya milik kita berdua, Zera. Yang lain hanya numpang!” seru Farez masih dengan senyum manisnya.

“Idih! Gombal!” balas Zera sambil memanyunkan bibirnya, yang membuat kekasihnya malah semakin tertawa terbahak-bahak.

“Ha-ha-ha. Zera Sayangku, kamu malah semakin cantik jika sedang cemberut begitu!” serunya lagi.

“Kak Farez! Sudah, stop!” kesal Zera pura-pura.

Mereka pun melanjutkan keseruan di Snapshot Photobooth.

Zera dan Farez kemudian menemukan sebuah photobooth bernama Snapshot yang dilengkapi berbagai latar belakang menarik. Farez dan Zera memutuskan untuk mengabadikan momen untuk mereka berdua.

“Ayo, Kak. Kita coba latar belakang pantai ini dulu,” seru Zera sambil menarik Farez ke dalam bilik.

Mereka pun berpose dengan berbagai gaya. Dari membuat wajah lucu hingga pose romantis. Pada salah satu pose, Zera mencium pipi Farez, yang membuatnya tersenyum lebar.

“Giliran aku sekarang,” ucap Farez sebelum membalas dengan mencium pipi Zera.

Di foto terakhir, pasangan kekasih tersebut membuat simbol hati dengan jari telunjuk dan jempol mereka.

“Hasilnya lucu banget!” seru Zera setelah melihat foto-foto mereka di layar.

“Kamu selalu kelihatan cantik, apa pun posenya,” ucap Farez sambil mencetak beberapa lembar foto sebagai kenang-kenangan.

Keduanya juga bermain Happy Water War dan Shoot the Zombie.

Permainan mereka berlanjut ke Happy Water War, di mana mereka saling menyemprotkan air menggunakan pistol mainan. Arena penuh dengan suara tawa keduanya saat Farez berusaha menghindar dari semprotan Zera.

“Kena kamu, Kak!” teriak Zera sambil menyemprot wajah Farez.

Farez tertawa keras.

“Ha-ha-ha. Nanti aku balas, ya!”

Setelah puas bermain air, mereka mencoba permainan Shoot the Zombie. Farez dan Zera bekerja sama menembak zombie virtual yang muncul di depan layar. Kekompakan keduanya membuat skor tim mereka sangat tinggi.

“Lihat, kita tim yang hebat banget,” ucap Farez sambil memberikan high-five kepada Zera.

“Kita selalu jadi tim terbaik,” jawab Zera dengan senyuman manis.

Penutup hari yang tak terlupakan,

Setelah puas bermain, Farez dan Zera duduk di bangku dekat arena sambil menikmati es krim favoritnya. Mereka memandangi foto-foto hasil Snapshot sambil tertawa mengingat momen-momen lucu yang baru saja mereka alami.

“Kak Farez, hari ini benar-benar seru banget,” ucap Zera sambil menyandarkan kepala di bahu Farez.

Farez merangkul Zera dengan lembut.

“Aku senang banget bisa bikin kamu bahagia. Aku harap kita bisa terus kayak gini, selamanya.”

Zera tersenyum, merasakan ketulusan dari ucapan Farez. “Aku juga harap begitu, Kak.”

Matahari mulai condong ke barat, akan tetapi kebahagiaan mereka terasa tak ada habisnya. Hari itu menjadi salah satu momen terindah dalam perjalanan cinta mereka yang penuh tawa, kenangan, dan cinta yang semakin erat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 55 Kembali Ke Belgia dan Kebahagiaan Bersama Keluarga Selamanya

    Kami sudah memilih nama yang penuh makna. Putra pertama kami akan diberi nama Judeo Keil."Tepuk tangan kembali menggema di ballroom."Nama yang keren!" seru Brian."Bagus sekali namanya, apa artinya?" tanya Suci dengan penuh rasa ingin tahu.Zera yang kali ini menjawab, "Judeo berasal dari kata Judah yang berarti pujian. Dan Keil memiliki makna kekuatan Tuhan. Kami berharap anak kami nanti tumbuh menjadi pribadi yang selalu bersyukur dan kuat dalam menjalani hidup."Semua orang mengangguk kagum mendengar penjelasan itu."Nama yang indah dan penuh makna," ujar Thalita dengan mata berbinar."Sekali lagi, selamat untuk kalian berdua," tambah Kezia.MC lalu kembali mengambil alih acara. "Wah, malam ini benar-benar penuh kebahagiaan! Sekarang, mari kita rayakan bersama dengan menikmati hidangan spesial yang telah disiapkan!"Pelayan hotel mulai menyajikan makanan ke setiap meja. Para tamu menikmati hidangan sambil berbincang, membahas betapa bahagianya Farez dan Zera malam ini.Di salah

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 54 Acara Tujuh Bulanan Kehamilan Zera

    Perayaan Tujuh Bulanan Zera,Ballroom mewah di sebuah hotel bintang lima telah dipersiapkan dengan sangat elegan. Dekorasi bernuansa putih dan emas mendominasi ruangan, dengan bunga-bunga segar menghiasi setiap sudut. Di tengah ballroom, sebuah pelaminan kecil telah disiapkan khusus untuk Zera dan Farez, sang calon orang tua. Hari ini adalah momen spesial, genap tujuh bulan usia kandungan Zera, dan keluarga besar mereka menggelar acara Tujuh Bulanan sebagai ungkapan syukur.Para tamu mulai berdatangan, sebagian besar adalah keluarga besar Zera dan Farez, serta teman-teman mereka di SMA Cipta Nusantara. Joseph dan Mary tiba lebih dulu, diikuti oleh Arnold dan Marsha, kemudian Lena, Thalita, Kezia, Brian, Christian, Suci, dan teman-teman lainnya. Mereka semua tampak antusias dan bahagia melihat Zera yang kini tengah mengandung anak pertamanya.Di dekat pintu masuk ballroom, Marsha dan Mary saling berbisik sambil menatap ke arah Zera yang sedang duduk di pelaminan."Zera kelihatan makin

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 53 Hadiah Terindah Untuk Farez dan Zera

    Beberapa bulan kemudian,Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan oleh Farez dan Zera. Kandungan Zera sudah memasuki bulan keempat, dan keduanya akan melakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui jenis kelamin bayi mereka. Meskipun Farez adalah seorang CEO dengan jadwal kerja yang sangat padat, dia selalu berusaha meluangkan waktu untuk Zera, terutama saat kontrol kehamilan.Setelah sebulan kembali dari bulan madu mereka di Belgia, Zera mulai merasakan perubahan dalam tubuhnya. Setelah memeriksakan diri ke dokter, dia dan Farez menerima kabar bahagia jika Zera hamil. Keluarga besar mereka menyambut kabar ini dengan penuh suka cita. Atas saran suami dan para orang tua, Zera memutuskan untuk mengambil cuti dari pekerjaannya untuk fokus pada kehamilan dan menjaga kesehatannya.Sore itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor, Farez segera meninggalkan ruangannya dan berjalan cepat ke parkiran. Sopir pribadinya, Pak Rudi, sudah siap dengan mobilnya."Pak Rudi, kita langsung ke rumah

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 52 Keseruan Naik Balon Udara

    Sore harinya, Farez membawa Zera ke sebuah lapangan terbuka, tempat balon udara raksasa tengah dipersiapkan untuk lepas landas.Zera membelalakkan mata. "Kak … kita mau naik ini?"Farez tertawa. "Ha-ha-ha. Iya! Kamu siap, Sayang?"Zera menggigit bibirnya, antara gugup dan bersemangat. "Ini pertama kalinya aku naik balon udara, tapi aku percaya sama kamu, Kak!"Keduanya pun naik ke dalam keranjang balon udara, dan perlahan-lahan balon mulai terangkat ke udara.Zera menggenggam tangan Farez erat. "Kak, ini indah banget! Seru!"Dari ketinggian, mereka bisa melihat hamparan hijau Ardennes yang luas, sungai yang berkelok, serta desa-desa kecil yang tersebar di antara perbukitan.Farez menarik Zera ke dalam pelukannya. "Aku ingin kita selalu mengalami momen-momen seperti ini. Bersama, menikmati dunia."Zera tersenyum bahagia. "Aku juga, Kak. Ini adalah bulan madu yang sempurna."Menjelang malam, mereka menuju pondok kayu yang telah Farez pesan sebelumnya. Tempat itu terasa hangat dan

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 51 Jalan-jalan Ke Durbuy dan Ardennes

    Pagi di Dinant terasa begitu damai. Sinar matahari menembus tirai kamar hotel, membangunkan Zera yang masih nyaman dalam pelukan suaminya. Dia mengerjap pelan, menikmati hangatnya dekapan Farez yang masih terlelap. Dengan senyum lembut, Zera mengecup pipi suaminya."Kak, bangun... kita harus bersiap-siap ke Durbuy," bisiknya.Farez menghela napas panjang sebelum membuka matanya. "Hmm… masih ngantuk," gumamnya, tapi dia tetap menarik Zera ke dalam pelukannya lagi.Zera tertawa pelan. "He-he-he. Kak, kalau kita kesiangan, nanti rencana kita bisa berantakan."Farez akhirnya membuka mata, tersenyum, dan mencubit lembut hidung istrinya. "Baiklah, baiklah. Aku nggak mau istriku kecewa."Mereka pun bangun dan bersiap-siap. Setelah sarapan di hotel, Farez dan Zera naik mobil menuju Durbuy, kota kecil nan romantis yang terkenal dengan suasana pedesaan yang tenang dan keindahannya yang khas.Sesampainya di Durbuy, mereka langsung menuju Topiary Park, taman unik yang dihiasi berbagai patung tan

  • TAMBATAN HATI SANG CEO    BAB. 50 Eksplor Dinant

    Setelah menikmati keindahan Ghent, Farez dan Zera melanjutkan perjalanan bulan madu mereka ke Dinant, sebuah kota kecil yang indah di pinggir Sungai Meuse. Kota ini dikelilingi oleh tebing-tebing megah, memberikan nuansa yang romantis dan damai, jauh dari hiruk-pikuk kota besar. Saat mobil mereka memasuki Dinant, Zera menatap keluar jendela dengan kagum. "Kak, lihat! Kota ini cantik banget! Aku suka suasana tenangnya," ucapnya dengan penuh semangat. Farez tersenyum, lalu menggenggam tangan istrinya. "Aku tahu kamu pasti suka. Dinant memang tempat yang sempurna buat kita bersantai setelah perjalanan kita di Ghent." Zera mengangguk. "Dan lihat itu, Sungai Meuse. Airnya jernih banget, dan tebing-tebing di sekelilingnya bikin pemandangannya makin luar biasa." Farez lalu meminta sopir untuk memarkir mobil di dekat dermaga sebelum beralih menatap Zera. " Siap untuk naik kapal di Sungai Meuse, Sayangku?" Zera tersenyum lebar. "Tentu saja, Kak! Aku sudah nggak sabar!" Keduanya pu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status