Share

15. Menggali Gundukan

Mengatur napas karena baru saja terbangun dari mimpi yang sangat nyata, Alina duduk sambil memegangi kepala dan memandang sekeliling kamar, mencari keberadaan Rika dan karyawatinya. Pintu kamar mandi terbuka, Alina menoleh.

”Rik, lo semalem maen petak umpet sama adek gue juga kan?”

Rika yang tengah mengeringkan rambut melemparkan pandangan heran. ”Ngigo, lo? Kalo bangun tu langsung cuci muka.”

Alina kembali merebahkan badan dan menatap langit-langit. Otaknya berpikir keras, berusaha menyangkal jika yang ia alami adalah mimpi. Alina kembali duduk, menatap ragu ke arah pintu. Pikirannya menyuruh untuk menghampiri Melisa di kamar dan menanyakannya langsung, akan tetapi, pikirannya yang lain berkata agar dirinya ke rumah Dipta.

Kali ini, agaknya Alina memilih menuruti kata hatinya dulu untuk mencoba menemui Melisa di kamar. Alina bergegas keluar meninggalkan Rika yang memandangnya heran. Ketukan demi ketukan sudah Alina lakukan, akan tetapi, Melisa belum memberikan tanda pintu akan dibuka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status