Share

14. Kuburan Massal

Kucuran keringat sudah membasahi lipatan tubuh Alina, tak terkecuali pelipis. Bahkan kepalanya sudah terasa panas dingin akibat keringat yang terus saja keluar. Petak umpet ini terasa seperti uji nyali, pikirnya. Membuat Alina selalu menerka-nerka dengan jantung berdebar, kapan adiknya akan menemukan keberadaan dirinya.

Alina bersembunyi di ruangan kosong berisi beberapa barang masa kecilnya yang ia ambil saat akan keluar dari rumah mendiang ayahnya. Untuk mengabaikan resah di hati, Alina menyambar satu pigura yang berisi gambar dirinya dan sang ibu yang tengah tersenyum melihat ke arah kamera. Itu adalah foto saat pertama kali Alina merasakan piknik di taman.

Matanya memanas memandang senyum ibunya. Sampai saat ini, Laura -- sang ibu -- masih belum ia ketahui dimana keberadaannya. Rasa rindu, benci dan sayang bercampur menjadi satu. Alina menekan dadanya yang terasa sesak, tenggorokan pun tercekat. Matanya mulai buram karena kaca-kaca yang rapuh itu mulai pecah, mengalir ke pipi memb
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status