Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan
#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (69)
Sisil mengulas senyum setelah menekan rasa ego dan cemburunya. Ternyata tidak mudah, ketika dia harus membebaskan seorang lelaki yang bergelar suami untuk lari ke pelukan wanita lain.
“Pergilah, Mas! Aku akan sangat bahagia jika hubungan kalian segera diresmikan!” ucapnya sambil tersenyum. Memanipulasi hatinya yang sebetulnya sakit mengucap itu semua.
Ahsan menatap perempuan yang ada di hadapannya itu lekat-lekat, mencari kesungguhan dari manik matanya. Namun Sisil memalingkan wajah, membuang pandang. Tak kuat ketika netranya bersirobok dengan Ahsan.
“Apa kamu sungguh-sungguh d
Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (70)“Gimana Ahsan, apakah kalian sudah siap ke jenjang yang lebih serius? Mengarungi bahtera pernikahan dan mebimbing Elena dalam menjalani sisa hidupnya?” Yudha menatap lekat wajah Ahsan.Lelaki itu menoleh pada Elena yang duduk bersisian dengan Linda. Ahsan tahu, jika sudut netra Elena sesekali melirik ke arahnya.“Beri saya waktu, Pak! Saya sebetulnya tidak pernah main-main dalam menjalin satu hubungan! Namun ada hal rumit yang sudah terjadi dalam hidup saya!” ucap Ahsan pada akhirnya.***Setelah melewati pergulatan batin yang rumit. Menimbang baik dan buruknya. Bertanya pada Sisil berkali-kali tentang
Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (71)Selamat Membaca!Pertengkaran Ahsan dan Elena menjelang malam pertama akhirnya terjadi. Elena meminta penjelasan pada Ahsan kenapa ketika di resepsi, lelaki itu lebih mementingkan Sisil yang hanya tamu, dari pada dirinya.Saat itu, Elena melihat jelas gurat kekhawatiran yang mendalam pada sorot mata Ahsan ketika melihat wanita berkerudung lebar itu jatuh pingsan. Akhirnya Ahsan tak memiliki pilihan lain selain berkata jujur, meskipun Sisil mewanti-wanti untuk tidak mengatakan apapun terkait pernikahan mereka.Elena cukup shock ketika mendengar penuturan Ahsan jika mereka sudah menikah. Wanita itu ternyata istri pertama suaminya. Ahsan menunjukkan surat pernyataan yang mereka tandatangani dan sepakati sebelum pernikahan itu terjadi. Elena membacanya dengan seksama sambil menggeleng-geleng kepal
Terima_Kasih_Telah_Mencintaiku (1)“Sukma, kamu itu sudah numpang di rumah ini! Pendidikan kamu jugacuma SMP! Kamu sudah ngerepotin Abah sama Ambu bertahun-tahun. Nih denger, ya! Harusnya kamu balas budi. Kamu jadi orang jangan gak tahu diri gitu, dong! Harusnya kamu bela aku di depan Abah, harusnya kamu bilang biar kamu saja yang nikah sama pria cacat yang sudah duda itu!” Prisilia melempar satu buah gelas yang tadi dipakainya untuk minum tepat di depan sukma yang sedang mencuci pakaian.Gelas itu seketika pecah berserakan. Sukma menatap Prisilia dengan nanar.“Sisil, yang sudah dijodohkan itu kamu kata Abah. Jadi seperti sudah ada kesepakatan gitu wa
TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (BAB 2)“Ya Allah, semoga aku bisa benar-benar hidup bahagia bersama anaknya Pak Bagas itu. Entah dia cacat, entah dia duda, jika Engkau sudah menentukan dia berjodoh denganku semoga semuanya yang terbaik.” Sukma menyeka air matanya sambil menatap punggung Ahsan yang sudah mulai menjauh dari jendela kamar.Derit pintu membuatnya menoleh. Sisil masuk sambil tersenyum sumringah. Dia duduk di tepi dipan tempat Sukma tidur selama ini.“Ahsan ganteng juga, ya, Ma? Kok dia bisa-bisanya sih jatuh cinta sama kamu yang kampungan gini?” Sisil menatap Sukma merendahkan, lalu dia lempar pandang ke sembarang arah. Sukma masih terdiam. Sisil melanjutkan perkatannya.
TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (BAB 3)Namun sial, terdengar suara Abah memanggil Sukma. Dasar Abah, memang gak tahu situasi dan kondisi.“Sukma! Sini, Nak! Ini calon mertuamu ada datang!” panggil Abah. Membuat langkah Sisil dan Sukma terhenti begitu saja.“Iya, Bah!” ujar Sukma sambil menarik tangannya dari Sisil.“Abah, aku mau dandanin Sukma dulu!” ucap Sisil sambil melotot ke arah Abah.
Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (BAB 4)Selamat Membaca!“Aku kuat … aku kuat … aku harus melupakan dia ….”Sukma kembali ke kamar. Ditutupnya pintu itu rapat-rapat. Dia tidak mau mendengar apa saja yang diobrolkan Ahsan dengan Sisil.Dibukanya ponsel sederhananya. Ponsel yang hanya bisa melakukan panggilan sms karena ponsel yang dimilikinya itu ialah ponsel jadul bekas Abah. Itu pun sudah dia ikat pakai karet. Dia diberikan ponsel itu oleh Ambu agar mudah ketika Ambu butuh sesuatu.Terdengar suara notifikasi pesan masuk dan getar pada ponsel kecil itu. Ada pesan masuk rupanya. Sukma melirik sekilas. Namun dia abaikan.Gadis itu melanjutkan kembali kegiatan membuat cerita anak. Kerinduan pada almarhum Ibu pada akhirnya membuatnya menjadi lebih suka menga
Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (5)Ahsan berjalan lunglai. Setelah diparkirkan sepeda motornya di halaman rumah dua lantai milik orang tuanya. Dia menuju ke dalam dengan perasaan tak karuan. Pikirannya masih tertaut pada Sukma. Kenapa perempuan itu sama sekali tidak ingin menemuinya, padahal dirinya sudah menurunkan harga diri dengan menghubungi nomor Sisil. Mendekatinya hanya untuk mencari alasan bertemu Sukma.“Baru pulang, San? Habis dari mana?” Bu Emilia---ibu Ahsan bertanya ketika anak bujangnya baru saja masuk.“Tadi ada perlu sebentar ke depan, Bu!” jawab Ahsan datar.“Duduk dulu, San! Ibu mau bicara!” ujarnya. Dia masih duduk bersandar pada sofa sambil menonton acara kesukaannya di televisi.Dengan malas, Ahsan menjatuhkan bobotnya p
Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (6)Selamat Membaca!Hari minggu pagi. Sukma sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Ambu memintanya bangun dari jam empat pagi untuk beres-beres rumah dan menata semuanya. Sehingga menjelang pukul tujuh, semuanya sudah selesai.Usai menata sarapan nasi goreng bakso di atas meja. Sukma bergegas ke kamar. Dia mengambil pakaian yang dibelinya sendiri kemarin di pasar. Sukma minta di anter Bi Esih untuk memilihkan pakaian untuk hari pertemuannya dan sekaligus bertunangan katanya.“Ambu, Abah … aku pergi ke salon dulu! Katanya jam sepuluhan keluarga Pak Bagas akan datang, ya?” Tas kecil sudah diselempangkannya dan bersiap untuk pergi.