Bab 17 TANIA LEWIS Wanita cantik berambut hitam dengan tubuh sempurna bak model melangkahkan kaki jenjangnya begitu tergesa siang itu di kediaman Adam Anderson. Ekspresi wajahnya menunjukkan jika ia terlihat kesal. “Di mana Tuan kalian?!” Wanita itu bersuara keras pada beberapa pelayan yang ada di mansionnya. Tampak ekspresi ketakutan di wajah para maid yang melihat kedatangan sang wanita. “Tuan Anderson saat ini sedang ada di ruang kerjanya, Nona Lewis. Tapi beliau berpesan jika saat ini tidak boleh diganggu oleh siapa pun.” Seorang maid menyahut dengan raut wajah takut-takutnya. “Cihh! Tidak ada yang berhak melarangku menemui Adam, sekali pun itu adalah Adam sendiri!” Wanita berpenampilan sosialita itu berjalan menuju ruang kerja Adam Anderson. Seolah ia sudah tahu dengan baik seluk beluk mansion mewah milik Adam Anderson. Setelah sampai di ruangan yang dituju, tanpa basa-basi wanita itu pun membuka pintu ruangan. Adam yang saat itu sedang sibuk dengan tumpukan berkas di meja
Bab 18Mimpi buruk “Apa kau gila?!” Alice membulatkan kedua netranya seketika. Bukan karena rasa cemburu, melainkan ia terkejut karena Adam bersikap santai saat mengatakannya. “Kenapa apa kau sekarang merasa cemburu?” Adam tersenyum smirk kali ini seolah tanpa beban. “Bagaimana bisa kau menawarkan aku untuk menjadi wanitamu sedangkan kau sudah memiliki calon istri?!” Alice merasa tak terima. “Memangnya kenapa? Calon istri bukan berarti akan menjadi istri bukan, lalu apa masalahnya?” Adam bersikap masa bodoh. “Terserah pada pemikiranmu, aku tak peduli. Yang jelas aku tak mau terlibat dengan pria yang sudah memiliki calon istri!” Alice berusaha keras melepaskan diri, akan tetapi Adam terlalu kuat mendekap tubuhnya. “Apa katamu?! Katakan sekali Alice Laurine Holmes?! Ingat kau masih terlibat kontrak denganku, jadi jangan coba-coba berusaha lari dariku!” Adam menatap tajam wanita yang terus berontak ingin melepaskan diri. “Lepaskan aku Adam! Dan biarkan aku pergi dari mansionmu. Ak
Bab 19KEYAKINAN“Kenapa kau mengurungku?” Alice menatap tajam Adam yang entah sejak kapan berada di dalam kamar yang ia tempati.“Tentu saja karena kau adalah wanitaku, aku bebas melakukan apa saja padamu,” Adam menyahut dingin tanpa ekspresi.Alice tersenyum sinis, ia membuang muka dan berkata, “Menjadi wanitamu itu berarti hidup matiku kini ada di tanganmu, ironis sekali.”“Itulah isi perjanjiannya,” sambung Adam. “Aku begitu bodoh menyetujuinya begitu saja,” ucap Alice masih dengan nada sinis.“Begitu banyak wanita yang menginginkan posisimu, tapi kau justru tak menyukainya, kurasa kau benar-benar wanita yang bodoh,” cibir Adam dengan penuh percaya diri.“Lebih baik terlihat bodoh daripada pintar, namun hanya untuk merugikan orang lain,” Alice menyahut sinis.“Berpikir dengan cerdas, Alice Laurine Holmes. Kau akan mendapatkan banyak keuntungan hanya dengan menjadi wanitaku," ujar Adam.“Aku hanya ingin hidup normal, berkuliah dan melakukan aktivitas seperti biasa, hanya itu yang
Bab 20 Back home “Untuk apa kau kembali ke rumah ini?!” Sera Holmes berusaha menghalangi Alice yang hendak masuk ke dalam mansion milik ayahnya. “Ini rumah milik ayahku, tentu saja aku berhak kembali lagi ke rumah ini.” Alice menyahut dengan sikap tenangnya. “Itu dulu tapi tidak untuk sekarang. Kau dengar itu Alice si pecundang!” Sera mendelik seraya tersenyum mengejek. “Jika aku adalah pecundang kau adalah jalang, itu adalah sebutan yang paling tepat untukmu!” Balas Alice tak kalah tajam dengan mengangkat sudut bibirnya. “Apa kau bilang?!” Merasa tak terima Sera hendak melayangkan tamparan pada Alice sebagai bentuk kemarahan yang besar, namun dengan cepat Alice menangkap pergelangan tangan adik tirinya itu. “Jangan kau pikir bisa memperlakukan aku dengan tanpa hormat lagi, Sera! Aku bukan Alice yang bisa kau injak-injak lagi seperti dulu!” Dengan kasar Alice menghempaskan tangan Sera hingga wanita itu menjerit kesakitan. “Apa yang kau lakukan, Alice?!” Drew Holmes yang baru sa
Bab 21TergodaLunox Company.Siang itu Lunox Company dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita muda yang cantik, sebagian dari para karyawan perusahaan ada yang mengenali siapa sosok wanita cantik itu, namun tidak sedikit pula yang tak mengenalinya.“Aku ingin bertemu dengan kepala manager Phillip Warren. Apa dia sedang di ruangannya sekarang?” Sosok wanita berambut merah panjang tergerai itu bertanya pada seorang sekretaris perusahaan.“Bapak kepala manager sekarang berada di ruangannya, Nona. Akan tetapi jika Anda ingin menemuinya sekarang, Anda harus membuat janji terlebih dahulu,” sang sekretaris menyahut formal.“Tidak perlu membuat janji, kau tinggal katakan saja padanya jika Alice Laurine Holmes ingin bertemu dengannya.” Wanita yang tak lain adalah Alice itu berkata penuh percaya diri.Mendengar nama itu disebut, sontak saja sekretaris wanita itu terkejut bukan main. Bagaimana tidak? Nama belakang Holmes pada Alice jelas menunjukkan marga dari pemilik perusahaan mendiang Kyle
Bab 22Langkah awal untuk balas dendamAlice tersenyum dalam hatinya, karena target begitu mudahnya masuk dalam perangkap yang ia buat. Alice semakin merasa jijik dengan Phillip Warren, membina hubungan selama tiga tahun dengan pria tak tahu malu ini membuat dirinya terlihat bodoh telah dibohongi oleh pria menjijikkan tak tahu malu seperti Phillip Warren. Namun, demi tujuannya tercapai Alice harus bisa menahan dirinya sebaik mungkin di depan mantan tunangan brengseknya itu sekarang.“Kita jalani saja seperti ini, Phil. Kau masih menjadi tunangan Sera, bukan? Karena itu aku tak mau begitu saja merebutmu darinya.” Alice sengaja menunjukkan senyuman cantiknya di depan Phillip yang masih menatapnya penuh harap, raut kekecewaan kini tercetak jelas di wajahnya sekarang.“Baiklah aku mengerti, maaf mungkin aku terburu-buru mengatakannya padamu, Alice,” ucap Phillip lirih.Alice mengecup bibir Phil lembut, kemudian tersenyum. Perlakuan itu tentu membuat Phil terkesima, dan bahkan hingga samp
Bab 23PEMUAS DI RANJANGDi sebuah klub di pusat kota, sekelompok pria muda tampak menikmati malam mereka dengan ditemani musik yang keras dan juga berbotol-botol minuman beralkohol tinggi.“Dia wanita yang paling jual mahal selama aku mengenal banyak wanita.” Neil Dawson berkomentar dengan wajah angkuh, sembari meneguk minuman beralkohol yang dipegangnya.“Wow, apakah kau ditolak lagi, Neil?” Carlos menyahut dengan tersenyum miring.Seketika ke empat pemuda di sekeliling Neil Dawson pun tertawa saat mereka tengah menikmati malam di klub yang biasa mereka kunjungi.“Bukan ditolak, tapi wanita itu memang sedang main tarik ulur denganku.” Neil mengangkat sedikit sudut bibirnya.“Hahaha, apakah kau benar-benar tertarik pada Alice Laurine Holmes, Neil? Wanita itu memang terlihat sedikit ‘aneh’ karena dia memang tertutup dengan kehidupannya.” Samuel Rodela yang duduk di sebelah Neil ikut berkomentar.“Itulah yang membuatku semakin tertantang untuk mendekatinya. Semakin dia menolakku semaki
BAB 24CanduCahaya dari sela-sela jendela terlihat masuk ke sebuah kamar menandakan jika sang mentari sudah keluar dari peraduan. Di kamar itu terlihat sedikit berantakan seolah membuktikan jika sang pemilik baru saja selesai menghabiskan malamnya yang panas. Sesosok tubuh mengagumkan itu kini menggeliat bangun, pandangannya kini melirik wanita yang masih tampak tertidur setelah begitu lelah melayani hasratnya yang besar semalam.Membayangkan tubuh polos di balik selimut itu kembali, membuat darahnya berdesir deras dan hasrat lelakinya kembali bangkit. Ia menopang satu tangannya ke kepala dengan pandangan tak lepas menatap sosok tubuh wanita yang terbaring di sebelahnya. Sudut bibirnya terangkat sedikit, mengingat kembali kejadian semalam. Bagaimana ia mulai tahu jika partner ranjangnya kini sudah banyak belajar darinya untuk memuaskan.“Kau sudah menjadi wanita yang hebat dalam melayani pria di ranjang, Alice. Aku suka kau cepat belajar dariku,” gumamnya lirih dengan senyuman kepuas