TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#16POV Author."Surat dari pengadilan, maksudnya apa ini, mas? K-kamu menceraikanku?" tanya Tari matanya mulai panas."Ha? Surat cerai!" Bu Darmi merampas surat yang dipegang oleh Tari."Apa-apaan kamu, Morgan." Kemudian ia melempar surat itu pada Morgan, tanda ia tak terima kalau anaknya akan diceraikan."Sudah tidak memberi uang nafkah, alih-alih kamu datang hanya memberi surat sampah seperti ini!" ucapnya dengan nada tinggi."Keterlaluan!" lanjutnya."Mas, kamu tau sendiri kan, kalau aku lagi hamil," ucap Tari dilirihkan, sebisa mungkin ia membuat airmatanya menggenang di sudut pelupuk.Tari tertunduk sembari memegangi perutnya, seakan ia sangat terluka oleh keputusan Morgan."Ha, hamil?" Nani terkejut mendengar ucapan Tari."Bagaimana bisa, Siapa ayahnya?" tanya Nani."Wajar kalau Morgan menceraikanmu," sambungnya. Tari mendongak dan mengernyit, dia pikir dengan berpura-pura hamil akan bisa menarik Morgan kembali dalam pelukannya. Nyatanya, Morgan
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#17POV TariBerkat Nasya aku bisa menyewa pengacara, hari ini saat di persidangan aku sudah siap melawan Morgan. Meskipun ini baru sidang mediasi dan nanti akan ada mediator yang menasehati. Saat itu, aku akan berusaha membujuk Morgan agar ia mau kembali lagi padaku. Apapun, akan kulakukan! Jika cara itu gagal barulah aku akan menuntut harta gono-gini. Toh, tidak akan rugi juga lepas darinya tapi masih bisa mendapatkan separuh dari harta yang ia miliki.Aku dan ibu tersenyum, kami sudah merencanakan semuanya. Pengacara juga bilang kalau kami harus berbohong, dan mengatakan kalau Morgan tidak pernah memberi nafkah lahir bathin selama beberapa bulan ini."Kamu pasti akan menang, keluarkan saja airmatamu saat di persidangan nanti," ucap ibu memegang tanganku, menguatkan hati ini agar mampu.Ya, memang begitu seharusnya. Siapa suruh dia keras kepala dan bersikeras menceraikanku. Memangnya aku tidak bisa mencari yang lebih darinya, aku juga bisa Kale."Pasti
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#18POV auhtorMorgan keluar dari ruang sidang dan di suruh untuk memasuki ruang mediasi, karena di sana Tari sudah menunggu. Entah apa yang akan mereka bicarakan, namun hakim menyuruh supaya mereka berdua bisa berbicara dengan baik dan di tengahi oleh mediator.Meskipun masalahnya sepelik ini, hakim tetap menyarankan agar mereka rujuk. Keputusan Morgan sudah bulat untuk menceraikan Tari, lalu untuk apalagi bermediasi.Morgan lihat Tari di dalam sedang duduk di salah satu kursi bersama dengan mediator dan Morgan pun menyusul. Mereka dinasehati kalau bisa bersatu kembali sebaiknya jangan bercerai, Morgan akan tetap melanjutkan perceraian ini namun Tari, dia bilang masih ingin rujuk karena masih cinta. Ah ... Bulshit! Cinta atau uang yang dia inginkan?Tak ingin berlama-lama, Morgan pamit izin keluar terlebih dahulu. Meninggalkan Tari dan mediator, buat apalagi disuruh rujuk, kalau dia masih ingin bersama Tari pasti tak akan menggugat cerainya."Apa keputu
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#19POV author."Anda ini siapa? Datang-datang langsung menghajar anak saya?" Bu Darmi berusaha melerai perempuan yang kini tengah menjambak rambut Nasya dengan kuat."Lepasin! Anda ini tidak punya sopan-santun," timpal Tari yang juga membela adiknya."Bilangin sama adikmu ini, jangan mengganggu suamiku lagi. Gara-gara dia, suamiku menjadi tidak perduli dengan anak dan istrinya. Dasar pelakor! Perusak rumah tangga orang!" cetus wanita itu, wajahnya terlihat geram pada Nasya."Suamimu yang gatal, aku hanya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Lagian, mana ada laki-laki yang tertarik sama istri yang udah tua dan keriput seperti kamu. Wajar, jika suamimu mencari kesenangan di luar. Karena suamimu juga butuh wanita yang masih muda dan fresh kayak saya." Nasya menjawab dengan nada mengejek."Kurang ajar, kamu! Tinggalkan suami saya sekarang juga! Atau ....""Atau apa? Kamu mau ancam anak saya?" tanya Bu Darmi."Atau saya akan bawa keluarga suami saya untuk
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#20Lihat sampai bawah, ada give away koin emas.POV Author."A-aku juga gak nyangka bakalan seperti ini kejadiannya, Bu." Bibir Nasya bergetar, omongannya terbata-bata."Telepon gadun itu sekarang juga, dia harus bertanggung jawab!" Bu Darmi menyentak kasar tubuh Nasya.Nasya yang mulai menangis menekan panggilan telepon pada ponselnya."Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan coba beberapa saat lagi." Kemudian Nasya membuka aplikasi hijaunya, dan mengirim pesan pada si gadun namun ceklist. Pesannya tidak masuk dan ternyata sudah dua hari aplikasi hijau si gadun tidak online."T-tidak bisa dihubungi, Bu. Nomor dan aplikasi hijaunya tidak aktif dan tidak online," ujar Nasya ketakutan."Terus mau diapakan anak itu, ha?! Jika kamu tidak bisa meminta pertanggung jawaban dari si gadun, maka gugurkan saja!" teriak Bu Darmi di wajah Nasya."Bu, kami seperti ini karena didikan ibu juga! Jadi, jangan salahkan kami jika kami mengambil jalan yang salah.
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#21POV Morgan."Kamu mau mempermainkanku, mas? Jelas-jelas ini adalah rumah kamu, hasil dari jerih payahmu. Bisa-bisanya kamu mengatas namakan ibumu sebagai pemiliknya!" Tari emosi setelah mendengar penuturanku. Memang ini yang aku inginkan, membalasnya secara perlahan namun lebih menyakitkan."Aku tidak sedang mempermainkanmu, bukankah kalian selalu melakukan sebuah permainan? Dan aku hanya mengikuti alurnya, ibarat kalian berdayung melawan arus sementara aku mengikuti arusnya," terang Morgan."Pak RT ini bagaimana? Apakah bisa dilaporkan ke polisi atas tindak penipuan?" tanya Tari langsung buntu."Nah, kalau itu saya tidak tau mbak Tari. Saya tidak ikut campur, itu urusan pribadi kalian. Bukannya kami dipanggil hanya untuk menjadi saksi, dan kalau urusannya seribet ini seharusnya kalian bicarakan secara empat mata. Biar lebih tenang dan masalah bisa terselesaikan, barulah memanggil kami, pihak RT dan RW," sahut Pak RT ia melambaikan tangan tanda tak m
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#22POV Morgan.Akhirnya sidang perceraian kami selesai juga, aku dan Tari resmi bercerai. Kendati demikian ia dan keluarganya tidak terima, apalagi saat mereka tahu mereka tak mendapat apa-apa setelah perceraian ini.Kupastikan mereka merana, sama seperti apa yang mereka lakukan kepada keluargaku. Bahkan, ini belum seberapa ketimbang perbuatan mereka yang hampir menyebabkan ibuku celaka.Bukan ingin menjadi pribadi yang pendendam, hanya saja rasa tidak terima dan kecewa selalu menghampiri jiwa. Di mana, aku sudah menyerahkan seluruh yang kupunya tapi malah dibuat sakit, sesakit-sakitnya. Ibarat kata pepatah, air susu dibalas air tuba. Sekarang akan kucampakkan mereka ke sumur dusta yang telah mereka gali sendiri."Bagaiamana Tari, apa kamu senang dengan pembalasanku?" tanyaku penuh kemenangan."Ini belum berakhir, tapi baru permulaan. Aku akan membalasmu, Morgan!" Ancamnya penuh tantangan."Terserah kamu mau berbuat apa, yang jelas jika secuil saja kamu
TERNYATA IBUKU TAK LIBURAN#23POV Author."Si-al! Badan kita jadi bau seperti ini, besar juga nyali wanita tua itu sekarang," decak Bu Darmi sembari mengibaskan bajunya yang basah."Mana ada sampahnya lagi, busuk!" Tari merasa geli dengan tubuhnya sendiri."Buruan pesan taxi online, mending kita pulang sekarang," titah Bu Darmi.Tari merogoh ponselnya, membuka aplikasi taxi online lalu memesannya. Mereka berdiri di tepi jalan sambil panas-panasan, banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, heran saja? Pakaiannya bagus, tas branded dan makeup tebal yang mulai luntur membuat para pejalan kaki bertanya-tanya apakah mereka masih waras? karena keluar dengan tubuh sebau dan sekotor itu.Selang beberapa puluh menit akhirnya taxi online-pun datang, mereka membuka pintu mobil lalu masuk."Jalan, pak!" titah Tari.Sopir taxi online terdiam, ia menutup hidungnya dan menatap ke belakang setelah itu ia membuka pintu mobil dan turun ke jalan. Lalu, membuka pintu mobil belakang."Keluar kalian!