Bagaimana perasaanmu jika ibumu ditelantarkan begitu saja? Bagaimana sakitnya hatimu saat melihat ibumu terkapar tak berdaya? sakit bukan? Tari, istri yang sangat kupercaya untuk menjaga ibuku saat aku bekerja di negara tetangga. istri yang kukira baik dan juga amanah, ternyata malah memperlakukan ibuku dengan buruk di belakangku. lantas! apakah aku harus mempertahankannya, atau menceraikannya? simak kisah selanjutnya dengan membaca bab perbab cerita ini. mohon bantuan like, komen dan subcribenya.
View MoreTERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN.
Sebelumnya jangan lupa bantu like, komen dan subcribe cerita ini. Terimakasih.
Happy reading🍔🍔🍔
[Mas, jadi kapan mau transfer uang buat liburan. Ibu kamu ngeluh terus nih, katanya bosen di rumah.] Aku membaca sebuah pesan yang dikirim oleh Tari, senyum pun mulai mengembang dari sudut bibir ini. Melihat istriku yang begitu perhatian pada ibuku.
Aku bekerja di sebuah perusahaan cabang yang terletak di negeri tetangga, di mana aku tak bisa untuk terus berkumpul dan menemani keluargaku. Bahkan, aku sangat bersyukur saat bisa menitipkan ibu tinggal bersama istri di rumah yang kubeli dengan hasil jerih payahku selama bekerja menjadi seorang manager.
Kendati demikian, ada mertua dan dua adik iparku juga di sana. Kabar dari cerita yang sering istriku lontarkan, bahwa mereka sangat menjaga ibuku dengan baik.
[Sudah mas transfer sayang, semoga liburan kalian menyenangkan. Oh iya, nanti setelah sampai jangan lupa Vidio call ya, mas ingin melihat ibu,] balasku. Namun, Tari hanya membacanya. Ah, mungkin Tari sedang sibuk.
_____________________________
Kulihat story' Tari sedang selfie di sebuah pantai, menggunakan baju tipis dan topi ala coboi. Ia terlihat sangat cantik dengan senyum yang memperlihatkan lesung pipinya.
Kemudian aku mencoba untuk menelponnya, lebih tepatnya vc agar bisa melihat suasana di tempat liburannya. Terutama aku sangat rindu dengan ibuku.
"Mas, kami sedang jalan-jalan nanti saja ya, vc-nya," ucap Tari dengan layar ponsel yang bergerak-gerak, lalu langsung mematikan sambungan Vidio call.
Aku di negeri tetangga tidak sendiri, dari Indonesia ada beberapa rekan kerja juga yang ikut bersamaku. Terlebih lagi, tanggung jawab di sini sangat besar, dan gajinya pun dua kali lipat daripada gaji di Indonesia.
"Enak bener ya, istrimu dan keluarganya makan di restoran mewah." Andi yang satu tim denganku berujar sambil menatap layar ponselnya.
"Hah! Mana?" tanyaku.
"Ini." Ia menyodorkan ponselnya, memperlihatkan story' istriku yang sedang asik makan bersama keluarganya. Di dalam rekaman Vidio itu tidak ada sekalipun terlihat sosok ibuku.
Lalu, aku memeriksa story' Tari pada ponselku, ternyata tidak ada. Apakah dia memprivasi story' WA nya dariku? Memangnya kenapa?
[Dek, apa mas bisa bicara dengan ibu sekarang?] Aku mengirim pesan untuk memastikan, perasaan ini sudah mulai tidak enak. Soalnya, Tari liburan ke Bali selama beberapa hari, tapi kenapa ibuku tidak ada di dekat mereka sama sekali.
[Ibumu sudah tidur, mas, tadi kelelahan habis jalan-jalan. Ini kami juga kenyang banget habis makan bareng di restoran, ibumu makannya lahap banget dan dia seneng banget diajak jalan-jalan.] Entah mengapa aku ragu dengan balasan pesan yang dikirim oleh Tari.
________________________________
Besoknya aku meminta nomor pak RT pada teman satu komplek, aku ingin memastikan keadaan rumah. Apakah ibuku beneran ikut liburan atau tidak.
Setelah mendapatkannya aku langsung menghubungi pak RT, terlebih dahulu meminta izin lewat pesan untuk melakukan panggilan Vidio call dengannya.
[Maaf pak RT, apa bapak bisa cek kondisi di rumah saya. Soalnya saya dapat kabar bahwa ada yang menyelinap masuk ke rumah saya, padahal istri dan keluarga saya sedang pergi liburan ke Bali.] Aku memberanikan diri untuk meminta bantuan pada pak RT, sebenarnya aku berbohong, aku hanya ingin tahu, apakah ibuku benar-benar ikut liburan atau tidak.
[Baik mas Morgan saya akan cek sekarang juga,] ucapnya.
[Mas, ini pintu rumahnya tidak dikunci. Sepertinya ada orang di dalam.] Degh! Dadaku berdesir saat membaca pesan dari pak RT. Aku langsung melakukan Vidio call dengan beliau.
"Pak, tolong masuk saja, perasaan saya mulai tidak enak," ucapku dari sini.
Pak RT mengarahkan kamera ponselnya lurus ke depan, memperlihatkan sudut demi sudut ruangan. Lalu, hal mengagetkan membuat dada ini sakit.
Aku melihat jelas dari dalam kamera kalau ibuku sedang terkapar tak berdaya di lantai.
"Astagfirullah ... Bu Halimah." Pak RT berlari mendekati ibuku yang sepertinya sedang pingsan.
"Mas Morgan, ini ibunya pingsan," ucap pak RT dari sambungan telepon Vidio.
"Ya, Allah. Pak, tolong bawa ibu saya ke rumah sakit sekarang juga," ucapku dengan dada yang terasa perih, hari ini juga kuputuskan untuk membeli tiket dan pulang ke Indonesia. Berani-beraninya Tari memperlakukan ibuku seperti itu, awas saja kalian akan kuberi pelajaran setelah aku sampai di Indonesia.
L
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#30POV Author."Ibu! Bisa-bisanya ibu lebih mentingin uang daripada membelaku. Aku sampai ditampar tiga kali tapi ibu diam saja." Tari merampas uang yang ada di tangan ibunya di. Enak saja, ia yang sakit tapi ibunya yang menikmati."Balikin dong, Tar. Gak papa cuma sesekali doang, yang penting kita punya banyak uang. Kita bisa jalan-jalan, shoping dan ke salon, udah lama kan, kita mangkrak di rumah. Mending kita ke luar, lagian uang pinjaman dari bank juga masih banyak. Kita bisa happy-happy beberapa Minggu ini," ucap Bu Darmi sumringah membayangkan akan pergi kesana-kemari."Ya, tentu saja! Akan kubuat Morgan menyesal karena telah menceraikanku, ditambah dengan kejadian hari ini. Rasanya aku tidak terima!" Decak Tari, pipinya masih terasa kebas._____________________Beberapa hari dirawat Nasya akhirnya dibolehkan pulang, Nani pun turut serta menjaganya sampai-sampai ia rela meninggalkan empangnya pada Arif. Arif memang asisten kepercayaannya, tak pern
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#29POV Morgan."Ya, Allah! Kasian sekali anak itu." Aku melihat raut kesedihan dari wajah ibu, apalagi sekarang Nasya tengah tergelak di ruang UGD. Mungkin sebentar lagi ia akan dipindahkan ke ruang rawat biasa. Tapi, ia sekarang sedang pingsan dan aku khawatir jika dia sadar nanti dia akan syok juga trauma.Memang, aku tidak terlalu perduli dengannya. Meskipun aku tahu dia sudah berubah, karena aku tetap harus waspada pada gerak-geriknya, bisa saja kan, dia hanya berpura-pura? Tapi, saat melihat keadaannya seperti sekarang aku sangat yakin kalau gadis di dalam ruangan sana itu memang sudah berubah."Morgan, cepat urus biaya administrasinya," ucap ibu. Aku manut dan segera menuju ke lobby untuk mengurus biaya administrasi.Saat di lobby suara dering ponseku berbunyi, tertera nama mbak Nani di sana."Morgan, apa mbak harus ke sana sekarang?" tanya mbak Nani cemas."Tidak perlu, mbak. Setelah Nasya siuman aku dan ibu akan mengantarnya ke kampung, aku akan
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#29 POV Morgan. "Ya, Allah! Kasian sekali anak itu." Aku melihat raut kesedihan dari wajah ibu, apalagi sekarang Nasya tengah tergelak di ruang UGD. Mungkin sebentar lagi ia akan dipindahkan ke ruang rawat biasa. Tapi, ia sekarang sedang pingsan dan aku khawatir jika dia sadar nanti dia akan syok juga trauma. Memang, aku tidak terlalu perduli dengannya. Meskipun aku tahu dia sudah berubah, karena aku tetap harus waspada pada gerak-geriknya, bisa saja kan, dia hanya berpura-pura? Tapi, saat melihat keadaannya seperti sekarang aku sangat yakin kalau gadis di dalam ruangan sana itu memang sudah berubah. "Morgan, cepat urus biaya administrasinya," ucap ibu. Aku manut dan segera menuju ke lobby untuk mengurus biaya administrasi. Saat di lobby suara dering ponseku berbunyi, tertera nama mbak Nani di sana. "Morgan, apa mbak harus ke sana sekarang?" tanya mbak Nani cemas. "Tidak perlu, mbak. Setelah Nasya siuman aku dan ibu akan mengantarnya ke kampung, ak
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN28.POV Author."Beraninya anak itu mempermalukan ibu di depan Bu Halimah dan Morgan. Harga diri ibu terasa terhina sekarang!" Bu Darmi merutuk kesal."Sepertinya kita harus memberi dia pelajaran, Bu. Agar dia bisa kembali berpihak pada kita, jika seperti ini maka Morgan dan Bu Halimah akan merasa lebih kuat. Apalagi Nasya tau semua dengan rencana kita," sahut Tari."Sulit sekali menyingkirkan wanita tua itu, dialah satu-satunya penghalang buat kita." Bu Darmi menaikkan satu alisnya, berpikir rencana apa yang harus ia lakukan untuk menyingkirkan Bu Halimah. Dadanya masih belum puas karena belum bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan."Mana rumah itu sudah memakai cctv, kita udah gak bisa bergerak bebas lagi, Bu. Pasti apa yang kita lakukan akan terekam di dalam alat pengintai mini itu." Tari mendengkus, nafasnya terasa memburu."Jalan satu-satunya kita harus menghasut Nasya, karena sekarang mereka sudah mulai mempercayai Nasya. Kalau Nasya bisa kita r
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#27POV author."Beraninya kamu mencekal tangan ibumu sendiri, ha?!" Bu Darmi berteriak menepis cekalan Nasya dan menyentaknya kasar."Aku harus berani, demi sebuah kebenaran," sahut Nasya menantang."Tau apa kamu dengan kebenaran? Memangnya kamu Tuhan?" tanya Tari."Setidaknya aku tau betapa busuknya ibu dan Kak Tari, betapa jahatnya kalian selama ini. Aku tau kalian dari luar hingga dalamnya, kalian itu tidak lebih seperti bina-tang yang mengkhianati majikannya sendiri," tutur Nasya membuat dada Bu Darmi terhenyak."Kurang ajar kamu, kenapa tiba-tiba kamu membela wanit tua in? Oh ... Atau jangan-jangan sekarang kamu mulai bermuka dua, iya?!" tanya Bu Darmi melotot."Aku tidak membela, aku hanya berada dipihak yang seharusnya, orang baik seperti Bu Halimah tidak pantas mendapat perlakuan buruk dari orang-orang tak tahu terimakasih seperti kalian berdua," ujar Nasya, Bu Darmi sangat murka mendengar ucapan anak yang telah ia lahirkan itu."Seharusnya kamu
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#26POV Author."Siapa yang cari muka? Kalau tidak tau masalahnya jangan mengada-ada!" Nasya sedikit kesal dengan omongan Arif, kenal enggak, tapi sudah menjudge-nya yang tidak-tidak."Baru masuk kerja sudah dapat tempat yang enak, apalagi kalau kamu itu gak suka cari muka?" tanyanya ketus."Kamu itu sudah menikah bukan? Ngapain kamu datang ke mari? Bukannya di Jakarta itu banyak pekerjaan? Apalagi wanita bersuami sepertimu, ngapain harus capek-capek kerja, ke kampung pula! Kamu sengaja bukan, ingin menyingkirkanku?" Arif mencetus tanpa berpikir dulu."M-menikah? Mbak Nani bilang seperti itu? Dan siapa juga yang ingin menyingkirkanmu, memang apa urusanku denganmu. Kenal saja baru, lantas apa sebabnya jika aku ingin menyingkirkanmu?" tanya Nasya, sedikit terkejut."Ya, dia juga bilang kalau kamu sedang hamil. Maka dari itu kamu diperlakukan sangat spesial bukan? Tapi, yang namanya pekerjaan tetaplah pekerjaan. Mau kamu hamil atau tidak, jangan kamu jadika
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments