TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#30POV Author."Ibu! Bisa-bisanya ibu lebih mentingin uang daripada membelaku. Aku sampai ditampar tiga kali tapi ibu diam saja." Tari merampas uang yang ada di tangan ibunya di. Enak saja, ia yang sakit tapi ibunya yang menikmati."Balikin dong, Tar. Gak papa cuma sesekali doang, yang penting kita punya banyak uang. Kita bisa jalan-jalan, shoping dan ke salon, udah lama kan, kita mangkrak di rumah. Mending kita ke luar, lagian uang pinjaman dari bank juga masih banyak. Kita bisa happy-happy beberapa Minggu ini," ucap Bu Darmi sumringah membayangkan akan pergi kesana-kemari."Ya, tentu saja! Akan kubuat Morgan menyesal karena telah menceraikanku, ditambah dengan kejadian hari ini. Rasanya aku tidak terima!" Decak Tari, pipinya masih terasa kebas._____________________Beberapa hari dirawat Nasya akhirnya dibolehkan pulang, Nani pun turut serta menjaganya sampai-sampai ia rela meninggalkan empangnya pada Arif. Arif memang asisten kepercayaannya, tak pern
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN.Sebelumnya jangan lupa bantu like, komen dan subcribe cerita ini. Terimakasih.Happy reading🍔🍔🍔[Mas, jadi kapan mau transfer uang buat liburan. Ibu kamu ngeluh terus nih, katanya bosen di rumah.] Aku membaca sebuah pesan yang dikirim oleh Tari, senyum pun mulai mengembang dari sudut bibir ini. Melihat istriku yang begitu perhatian pada ibuku.Aku bekerja di sebuah perusahaan cabang yang terletak di negeri tetangga, di mana aku tak bisa untuk terus berkumpul dan menemani keluargaku. Bahkan, aku sangat bersyukur saat bisa menitipkan ibu tinggal bersama istri di rumah yang kubeli dengan hasil jerih payahku selama bekerja menjadi seorang manager.Kendati demikian, ada mertua dan dua adik iparku juga di sana. Kabar dari cerita yang sering istriku lontarkan, bahwa mereka sangat menjaga ibuku dengan baik.[Sudah mas transfer sayang, semoga liburan kalian menyenangkan. Oh iya, nanti setelah sampai jangan lupa Vidio call ya, mas ingin melihat ibu,] balasku.
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN.#2Sebelumnya, jangan lupa like, komen, dan subscribe cerita ini biar author tambah semangat untuk up bab terbaru.Happy reading.🍔🍔🍔🍔"Andi, tolong bantu aku buat nyari tiket untuk pulang ke indo yang bisa berangkat hari ini juga, aku akan minta izin pada bos untuk cuti beberapa hari," ucapku pada Andi teman seperjuanganku."Kenapa? Kok, dadakan. Biasa kalau mau cari tiket yang cepet sih, gampang. Tapi, harganya bisa dua kali lipat lebih mahal," sahut Andi."Gak papa, soalnya ini keadaannya mendesak. Ibuku masuk rumah sakit, Ndi." Aku berujar, air bening sudah memupuk di sudut pelupuk. "Oh oke, aku punya temen agensi travel. Kayaknya bisa minta bantuin dia deh," ujar Andi"Kalau bisa aku mau berangkat lewat jalur udara, biar lebih cepat sampai ke indo," ucapku."Oke, akan aku usahain pesan tiket lewat online biar kamu bisa segera berangkat hari ini juga," ucap Andi._____________________________Sebelum berangkat ada beberapa surat yang harus kuuru
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#3POV Tari."Bagaimana, Tar? Apa Morgan akan mentransfer uang lagi ke, kamu?" tanya ibuku."Tentu saja, dengan mengandalkan nama mertuaku pasti dengan mudah dong, buat dapetin uang dari mas Morgan," jawabku sembari tersenyum, kembali meneguk minuman yang ada di dalam gelas."Coba tanya lagi, apa sudah dikirim oleh Morgan uangnya," ucap ibu.Dengan semangat aku mengirim pesan lagi kepada mas Morgan, lagian pasti dia sudah mengirim uangnya. Apalagi jika menyangkut tentang ibunya, pasti dia akan secepat mungkin mengirimkan uang yang aku butuhkan.[Gimana mas, apa uangnya sudah kamu transfer?] Aku mengklik pesan itu lalu mengirimnya pada mas Morgan.Terlihat centang biru dua di aplikasi chatku, itu berarti mas Morgan sudah membacanya.[Iya. Ini jaringan sedang susah,] balasnya dan aku hanya mengernyitkan dahi."Gimana?" tanya adikku Nasya."Belum masuk, katanya jaringan susah.""Terus gimana dong, tadi kan, kakak janji mau beliin kami sepatu dan baju baru,"
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#4Sebelumnya jangan lupa like, komen dan subcribe agar author tambah semangat saat up bab terbaru.Happy reading🍔🍔🍔POV author."Bagaimana ini, kita balik ke hotel menggunakan apa?" tanya ibunya Tari, Darmi, sembari berkacak pinggang dengan nafas ngos-ngosan."Iya. Mana baju basah, bau sambel sama sabun lagi." Nasya mengibas-ngibaskan bajunya."Ya, terpaksa jalan kaki. Lagian ini sudah malam banget, kita gak bisa berbuat apa-apa," ucap Tari."Ha, jalan kaki. Dari sini ke hotel itu lumayan jauh Lo, hampir satu kilo meter," ucap Reihan membelalakkan matanya."Terus kamu mau naik apa? Memangnya kamu punya uang, aku saja sudah bokek sekarang. Mau bayar pake apa kalau naik taksi, pake bulu hidungmu?" tanya Tari bengis."Sudah, jangan banyak cincong. Kalau gak mau jalan kaki tidur saja di sini sampai besok, biar diseret lagi sama scurity tempat ini," ujar Tari menepiskan tangannya.Terpaksa satu keluarga itu pulang ke hotel dengan berjalan kaki, di tengah
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#5POV Author."Kenapa? Ada apa? Kenapa wajah kalian seperti kaget begitu?" tanya Bu Darmi mengernyitkan dahinya."B-bagaimana bisa, mas Morgan kembali ke Indonesia dalam waktu yang singkat. Sementara aku tahu betul, kalau dia orangnya super sibuk," ucap Tari gelagapan."Maksud kamu?" tanya Bu Darmi kepo."Ibu lihat saja sendiri." Nasya menyerahkan ponselnya pada ibunya."Ha? K-kenapa bisa jadi seperti ini? Apa kamu bilang kalau kita sengaja meninggalkan ibunya di rumah. Sampai-sampai Morgan tiba-tiba saja sudah pulang ke rumah tanpa memberi kabar padamu," ujar ibunya, ia lalu melempar ponsel Nasya ke atas kasur dengan sembarang."Mana mungkin aku segi-la itu, Bu. Sama aja cari mati namanya kalau aku memberitahu semua ini padanya," sahut Tari."Apa kalian berdua lupa memprivasi story WA kalian dari Morgan?" tanya Bu Darmi menyelidik kepada kedua anaknya yang masih berusia remaja itu."Kami saja tidak ada membuat story selama di sini," sangkal Nasya dan R
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#6POV Morgan.Entah sudah jam berapa sekarang, aku terbangun karena suara gedoran pintu yang sangat bising. Mungkin, tubuhku terlalu lelah dan tidur setelah sholat subuh. Aku tidur di atas kasur lipat yang sengaja ku gelar di kamar ibu, takut ibu butuh bantuan makanya aku memutuskan untuk menemaninya tidur."Siapa yang berteriak di luar?" tanya ibu. Ia masih terbaring lemas, aku buru-buru melihat jam yang ada di ponsel."Ya, Allah sudah pukul empat sore. Bu, maafkan Morgan, ibu pasti lapar," ucapku, tanpa memperdulikan siapa yang berteriak di luar."Ibu sudah makan, bubur instan sehat yang kamu pesankan tadi malam, ibu memakan itu lalu minum obat. Ibu gak tega bangunin kamu, ibu tau kamu pasti capek banget," sahut ibu, syukurlah. Aku mengelus dada lega."Sepertinya itu suara mertuamu, cepat bukakan pintu," ucap ibu, ia bangun lalu bersandar pada sandaran ranjang."Sebentar Bu, Morgan gosok gigi dan cuci muka dulu," pintaku."Bu Halimah, buka pintunya!"
TERNYATA IBUKU TAK IKUT LIBURAN#7POV Author."Loh, kenapa kamu juga ngusir aku? Aku ini istrimu," ujar Tari."Ya, terserah kamu saja, mau ikut ibumu silahkan," jawab Morgan."Sudah, kamu di sini saja, paling juga Morgan itu cuma beberapa hari lagi di Indonesia. Atau gak, besok dia udah balik lagi ke negara tetangga. Jadi, kita bisa leluasa kayak biasanya," bisik Bu Darmi pada telinga Tari, senyum Tari pun mengambang."Ya, sudah. Kami akan pulang," ucap Bu Darmi, dia pikir bisa mengelabui Morgan untuk sesaat."Bu, kenapa sih, kita harus pulang. Seharusnya kita itu tetap bertahan, kalau seperti ini sama saja ibu merendahkan harga diri ibu, karena mau-maunya diusir sama menantu sendiri," cetus Nasya dan ibunya mencubit pinggangnya."Loh, kenapa malah aku dicubit?""Kamu itu gak tau apa-apa, nanti juga kita bisa balik lagi ke sini," bisik ibunya memberi kode dengan mengedipkan kedua matanya."Ya, iya. Ibu pulang saja ke rumah, aku akan tetap di sini," ujar Tari sebelah matanya berkedip p