Share

BAB 10

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-05 12:29:49

[Mbak Ratna, Mbah Rum tanya mau ke sini jam berapa, soalnya sekarang masih ada hajatan kecil-kecilan di rumah tetangga. Kebetulan Mbah Rum diminta untuk bantu-bantu di sana]

Handphone di saku gamisku kembali bergetar. Kurogoh benda pipih itu lalu melihat layarnya. Pesan dari Fina kembali muncul di sana. Aku memang sudah janji akan ke rumah ibu sore ini, tapi jika tak diizinkan pulang sekarang aku minta besok pagi saja.

Lagipula sekarang aku harus mengikuti ajakan Mas Azka untuk cek cctv itu di rumah Pak Ahmad. Jika mengelak, dia pasti akan semakin curiga dan menuduhku macam-macam. Aku nggak mungkin diam saja dengan fitnah menjijikkan itu.

"Pesan dari siapa?" tanya Mas Azka saat melewatiku.

"Dari Fina, tetangga ibu," balasku singkat.

"Mau ngapain lagi?" tanyanya seolah tak suka jika Fina sering bertukar kabar denganku.

Mas Azka tahu jika dari Finalah aku mendapatkan kabar tentang ibu. Ibu biasa menitipkan pesan padanya.

"Ibu minta aku pulang sebentar, Mas. Kalau nggak sore ini bisa bes
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • TERNYATA ISTRIKU ANAK ORANG KAYA   BAB 36B

    Pesan balasan dari Nina muncul di layar. Aku kembali geleng-geleng kepala dibuatnya. Dia benar-benar nggak tahu malu. Bisa-bisanya mempromosikan kakaknya segetol itu. [Bener itu akun kakakku, Mbak. dia memang cocok dijadikan suami. Mbak kenalan aja sendiri sama kakakku. Dia orangnya enak diajak ngobrol kok. Aku yakin Mbak Tyas bakal nyaman ngobrol sama dia. Ini aja aku langsung cerita sama dia soal Mbak Tyas] Kuhela napas panjang. Rasanya malas membahas masalah laki-laki tak tahu diri itu. Tapi, biar saja. Aku punya rencana sendiri untuk membuatnya jera.[Iya deh, gampang soal itu. Ohya, untuk team resellermu bagaimana Nin? Bertambah atau nggak minggu ini?] Kualihkan pembicaraan soal manusia satu itu. Makin lama ngomongin dia, makin membuatku mau muntah saja rasanya. [Makin bertambah dong, Mbak. Teman kuliahku banyak yang join. Stokku juga makin tipis, Mbak. Kapan-kapan aku boleh datang langsung ke tempat Mbak, ya? Biar bisa tatap muka dan ngobrol banyak. Aku ajak kakakku sekalian

  • TERNYATA ISTRIKU ANAK ORANG KAYA   BAB 36A

    Kepergian Pak Erdi membuatku harus berpikir siapa kira-kira yang pantas untuk menggantikan posisinya. Apa mungkin lebih baik aku membuka lowongan pekerjaan saja yang sudah jelas berpengalaman di bidangnya. Segera kubuat lowongan pekerjaan dan syarat-syarat lamarannya. Tak lupa mempromosikannya di surat kabar dan media sosial yang aku punya. Aplikasi merah itulah yang utama. Targetku kali ini adalah Mas Azka. Barangkali dia belum mendapat pekerjaan, mungkin saja dia tertarik untuk melamar. Aku punya rencana sendiri setelah berhasil membuatnya ikut melamar pekerjaan di sana.Urusan posting lowongan pekerjaan di medsos sudah kelar. Sekarang waktunya promo lagi aneka model sepatu merk RANS. Satu minggu terakhir pesanan online mulai melonjak tajam karena aku sudah mendapatkan beberapa distributor, agen dan reseller. Tak terkecuali Nina, mantan adik iparku yang sekarang sudah menjadi agen resmi RANS. Dia tak menaruh sedikit pun rasa curiga padaku. Mungkin benar kata ibu, aku sudah beruba

  • TERNYATA ISTRIKU ANAK ORANG KAYA   BAB 35B

    "Assalamu'alaikum, Bu Ratna. Maaf ini Aisyah." Aisyah? Siapa? Aku masih mengingat-ingat namanya. "Saya Aisyah, karyawan Bu Ratna di RANS." "Oh iya, Syah. Ada apa?" tanyaku cepat. Sepertinya ada kabar penting yang akan dia katakan. "Pak Erdi manager kita, Bu. Beliau kecelakaan beberapa jam yang lalu," ucapnya terbata sembari menahan tangis. "Innalillahi wainna illaihi roji'un.""Beliau meninggal, Bu. Sedangkan istrinya masih hamil anak kedua." Air mataku meleleh begitu saja. Aku bisa membayangkan betapa sedih istrinya Pak Erdi. Dia pasti bingung bagaimana cara mencukupi kebutuhan hidupnya dan anak-anaknya nanti setelah kepergian suaminya. "Kenapa, Na?" tanya Mas Latif yang terlihat begitu khawatir saat melihatku terisak. "Ada kabar duka, Mas," balasku pendek. "Pak, kita langsung ke rumah ya? Saya mau jemput ibu. Kita takziah ke rumah Pak Erdi, manajer di RANS."Mas Latif terlihat sedikit kebingungan. Mungkin tak paham apa yang kumaksudkan. Aku pun tak akan menjelaskan apa-apa

  • TERNYATA ISTRIKU ANAK ORANG KAYA   BAB 35A

    "Ratna, kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Mas Latif saat aku dan dia pindah ke warung bakso seberang jalan untuk makan siang. Hatiku masih berdebar-debar setelah membuat Mas Azka dan Viona merah padam di acara reuni barusan. Mereka terlihat begitu kaget dan tak menyangka aku bisa melakukan itu di depan banyak orang.Kuatur napas agar bisa tenang kembali, meski rasanya masih dag dig dug tak karuan. Kulirik Mas Latif yang masih menatapku tajam. Sepertinya dia begitu menghawatirkanku. Dia masih menatapku tak berkedip beberapa saat lamanya."Doooorrrrrr!" Mas Latif sedikit terlonjak. Bukannya marah dia justru pasang wajah kocak yang membuatku tak mampu menahan tawa. Kututup mulut agar tawaku tak begitu didengar oranglain. "Lagi serius malah becanda. Bisa ngelawak juga kamu, Na," ucap Mas Latif pelan sembari tersenyum. Senyum yang manis! Ucapannya barusan membuatku sedikit tersedak. Dia buru-buru memberikan es jeruknya untukku. Manis sekali, seperti di film-film. "Nah kan. Kualat udah n

  • TERNYATA ISTRIKU ANAK ORANG KAYA   BAB 34B

    "Jangan pulang malam ya, Mas." Pesan ibu pada Mas Latif saat aku mulai masuk ke dalam mobil. Pak Odi dan Mas Latif duduk di jok depan sedangkan aku di belakang. [Cieee yang mau reunian sama Latif] Kubuka pesan dari Yesha. Mulutku membulat seketika membaca deretan kata yang dikirimnya. Jadi, dia tahu kalau aku ikut reuni Mas Latif? Jangan-jangan dia yang sengaja kasih saran Mas Latif untuk mengajakku ke acara itu? Dasar Ayesha![Mau nolak nggak enak sama adik iparmu, Sha. Dia kan udah bantuin aku duluan]Gegas kubalas pesan Ayesha, daripada nanti kena terornya.[Adik iparku baik kok, Na. Bukan promo loh yaaa. Tapi, dia emang bukan tipe yang suka ngobral-ngobral cinta. 11-12 lah sama kakaknya. Tipe setia] Aku mendengkus. [Kan ... kan ... promo]Aku yakin Yesha makin ngelantur kemana-mana nanti kalau kubalas terus. Sudahlah nggak usah kutanggepin lagi. Kumatikan ponsel dan memasukkannya kembali ke dalam tas. Mas Latif masih asyik ngobrol soal bola dengan Pak Odi. Tak berselang la

  • TERNYATA ISTRIKU ANAK ORANG KAYA   BAB 34A

    Kubuka mata perlahan, menatap langit-langit kamar yang putih. Suara ketukan ibu sudah tak terdengar lagi. Aku sengaja bangun agak telat pagi ini karena semalaman belajar membuat aplikasi yang sedikit membuatku pusing. Lagipula hari ini aku tak ada kewajiban untuk salat subuh. Lagi datang bulan jadi tak apalah sesekali bangun telat. Kulihat jam dinding hampir menunjuk angka enam. Segera kubereskan selimut, membuka jendela dan menghirup udara pagi yang masih cukup segar. Aku duduk di samping jendela, menikmati pagi sambil mengingat permintaan Mas Latif kemarin. Masih nggak habis pikir, kenapa dia mengajakku untuk menemaninya ke acara itu? Aku yang bahkan baru beberapa minggu dikenalnya. Ponsel di atas nakas bergetar, pertanda ada pesan yang masuk. Kuusap layar pelan. Pesan dari Mas Latif. Aku membacanya dari notifikasi di layar. [Mbak, reuninya bakda dzuhur di Sendang Ayu Resto. Nanti saya jemput ya?]Aku kembali terdiam. Teringat pesan ibu semalam soal masa iddah. Tak elok rasanya k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status