Share

Bab 13. Hinaan Mbak Sih

Mbak Desi mulai mencurigaiku ketika ada Dimas di rumah. Dia jarang keluar untuk memenuhi panggilan pijat. Setiap hari kerjaanku tambah padat dari mencuci piring, mencuci pakaian mereka hingga memasak. Sedangkan Mbak Desi tidak pernah memberiku makanan atau buah yang diberikan dari tamu yang datang. Padahal aku melihat banyak sekali buah dan roti serta mie yang ada di dalam kamar Mbak Desi. Aku hanya menelan ludah melihat kenyataan ini apalagi sejak 4 hari yang lalu Mas Dani tidak pulang ke rumah. Entah dia pergi kemana. Tidak juga pamit padaku atau kepada Arsyad putranya. Sedangkan uang juga tidak punya. Melihat Arsyad yang merengek terus meminta jajan kuberanikan diri untuk meminjam kepada Mbah Sih yang uangnya banyak. Apalagi aku melihat perhiasannya banyak sekali hingga ke lengan dan kalungnya juga sangat panjang. Dia juga makan buah dan makanan yang serba enak.

Sementara Arsyad hanya menangis melihat anak Mbak Sih yang makan di depan tteras rumah tanpa memberikan sedikit untuk an
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status