Share

25. Mempermalukan Saddam

Alana terkesiap kala Arkasa yang entah muncul darimana menarik dan mendekap pinggangnya posesif. Penampilan lelaki itu masih sama seperti tadi pagi saat mengantarnya. Seingatnya tadi setelah mengantarnya, Arkasa langsung melenggang ke kampus karena ada jadwal ajar. Alana mendongak sekilas, mendapati satu senyuman ringan namun berarti terukir di bibir tebal Arkasa. Sorot matanya nampak tenang meskipun satu alisnya yang terangkat bisa jadi mengartikan sesuatu yang berbeda.

Bukan hanya Alana, kehadiran Arkasa juga turut mengagetkan baik Rosaline maupun Saddam yang membeku di tempat masing- masing. Meskipun Arkasa masuk dengan senyuman ramah, tapi jelas semua yang berada disana paham apa maksud dari tarikan tersebut.  

"Mas?" 

Arkasa menoleh sebentar kearah Alana yang memandangnya sedikit bingung. Lebih tepatnya bingung mengapa Arkasa yang tiba- tiba bisa berada disini.

Lelaki tiga puluh tahun itu tersenyum kecil sembari mengusap pelan lengan A

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status