Gairah Cinta Om Duda

Gairah Cinta Om Duda

last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-10-31
โดย:  Yayang Khoirunnisaอัปเดตเมื่อครู่นี้
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
คะแนนไม่เพียงพอ
7บท
8views
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

Kisah cinta seorang gadis liar dan pria matang. Aluna Briana Erlangga tak pernah menyangka pertemuannya dengan Kenzo Pradipta, seorang pria dewasa yang usianya hampir menyamai ayahnya, akan menyeret mereka pada sebuah kisah cinta tersembunyi. Luka lama dan kurangnya perhatian dari Andreas, ayah Aluna, membuat gadis itu begitu mudah jatuh hati. Terlebih lagi, Kenzo selalu memperlakukannya dengan penuh kelembutan. Akankah mereka bisa bersatu jika suatu saat ayahnya Aluna mengetahui hubungan tersebut?

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

1.Pertemuan Tak Terduga

Kerusuhan yang cukup sengit pecah di sebuah club malam. Musik berdentum keras, lampu warna-warni berputar cepat, namun semua perhatian teralihkan pada sosok gadis muda yang berdiri di tengah kerumunan dengan wajah merah padam.

Aluna Briana Erlangga, gadis liar yang sudah terkenal di lingkaran malam itu, kembali membuat ulah. Malam ini ia memang datang dalam keadaan hati tak baik, lalu ditambah dengan alkohol yang membakar darahnya. Seseorang tak sengaja menyenggolnya, dan itu sudah cukup memantik api.

“Oh wow … Aluna. Si wanita m*rahan yang sering menggoda pacar orang,” seru seseorang yang kerap dipanggil Jennaira, berdiri di tengah-tengah antara Aluna dan seseorang yang baru saja menyenggolnya.

“Minggir! Aku tak ada urusan denganmu" teriak Aluna, matanya menyala.

Namun alih-alih menyingkir, Jenna malah menambah suasana semakin kacau dengan mendorong Aluna yang tubuhnya tampak sempoyongan.

“Sudah kubilang minggir!” sentak Aluna seraya bangkit. “Kau akan menyesal karena sudah ikut campur.”

Jenna tersenyum sinis, ia meminta wanita yang baru saja bertengkar dengan Aluna untuk pergi. Jenna memang ahlinya menyulut emosi orang lain, terutama Aluna. Ia tak suka karena kekasihnya sering kali ketahuan memperhatikan Aluna secara diam-diam.

"Pantas saja ibumu mati. Dia pasti malu lihat anak macam kamu. Hidup cuma tahu bikin rusuh."

Darah Aluna mendidih seketika. Ia sudah terbiasa disebut liar, kasar, bahkan tak tahu aturan. Tapi menyebut ibunya? Itu garis merah yang tak bisa ditoleransi. Ia menunjuk wanita itu dengan tangan gemetar menahan amarah.

"Jangan pernah bawa ibuku dalam urusan ini!"

Wanita itu malah tertawa keras, suaranya menusuk telinga. "Kenapa? Apa dia seorang p*lacur sampai kamu nggak berani aku sebut di depan orang-orang?"

"Kurang ajar!" desis Aluna.

Tanpa pikir panjang, ia meraih botol minuman di meja, lalu melemparkannya tepat ke kepala wanita itu. Suara pecahan kaca bercampur teriakan kaget membahana di dalam club. Jenna terhuyung lalu ambruk tak sadarkan diri, darah menetes dari pelipisnya.

Pengunjung lain menjerit, beberapa mundur ketakutan, sebagian mengeluarkan ponsel untuk merekam. Dua orang satpam segera menghampiri, menahan Aluna yang sudah hendak mengambil botol kedua.

"Lepaskan aku! Orang itu harus sujud di kaki ibuku! Aku akan b*nuh dia malam ini juga!" teriak Aluna, tubuhnya memberontak.

Namun satpam-satpam itu sudah terbiasa menghadapi keributan. Mereka menyeret Aluna keluar dengan kasar. Hingga di ambang pintu, salah satu mendorongnya begitu keras sampai nyaris ia terjerembab di lantai trotoar.

Untungnya, seseorang datang tepat waktu. Sebuah tangan kokoh menangkap tubuh Aluna sebelum ia benar-benar jatuh. Seorang pria tinggi dengan wajah tampan dan aura dingin menatap dua satpam itu dengan sorot penuh tekanan.

Dialah Kenzo Pradipta, pria matang yang datang malam itu hanya untuk mencari ketenangan, namun malah terseret dalam masalah besar.

"Kenapa harus kasar begitu?" tanya Kenzo, nadanya tegas, tajam, seolah memaksa mereka menjawab.

Satpam itu agak panik, menelan ludah sebelum berkata, "Tuan, gadis ini membuat kerusuhan. Salah satu tamu kami harus dilarikan ke rumah sakit setelah kepalanya dihantam botol. Kami nggak bisa ambil risiko membiarkannya terus di dalam."

"Dia perempuan. Bukan alasan untuk memperlakukannya sampai nyaris jatuh. Tugas kalian menjaga keamanan, bukannya malah seperti ini." Tatapan Kenzo begitu dingin hingga membuat dua pria besar itu menunduk. Mereka hanya bisa terdiam, tak berani membalas.

Tanpa banyak kata lagi, Kenzo meraih tubuh Aluna yang masih setengah mabuk, lalu mengangkatnya ke dalam mobil mewah miliknya. Malam itu, niat Kenzo menikmati waktu tenang di club buyar begitu saja. Tapi anehnya, ia tak menyesal.

Di dalam mobil, Aluna tampak tak berhenti cekikikan. Sesekali ia mengusap dada bidang Kenzo dengan jemarinya, membuat pria itu menghela nafas berat.

"Aku sadar loh, Om," ucap Aluna dengan suara serak tapi menggoda. "Kok Om nggak kegoda, sih?"

Kenzo tetap menatap lurus ke jalan. "Kendalikan dirimu, Nona. Kau akan menyesal kalau sesuatu dalam diriku bangkit karena kelakuanmu." Suaranya rendah, dalam, membuat bulu kuduk Aluna meremang, namun ia malah semakin tersenyum.

Alih-alih berhenti, gadis itu justru melingkarkan tangannya pada lengan Kenzo. "Begini saja, Om. Aku lebih nyaman." Ia bersandar, menempelkan kepala di bahu Kenzo.

Kenzo menahan diri sekuat tenaga. Ia tahu Aluna sedang mabuk, dan ia juga tahu betapa rapuhnya batas yang sedang ia jaga. Tak lama, gadis itu tertidur pulas, meninggalkan Kenzo dengan pikiran yang terus bergejolak.

Sesampainya di rumah megah Kenzo, beberapa pekerja rumah langsung terperangah. Jarang sekali mereka melihat sang majikan membawa seorang perempuan, apalagi gadis muda seperti ini. Beberapa saling berbisik, namun segera diam ketika tatapan dingin Kenzo menyapu mereka.

"Siapkan air hangat, bawa ke kamar tamu lantai atas," perintah Kenzo pada kepala asisten, seorang wanita paruh baya yang sudah siap berdiri di ambang pintu.

“Baik, Tuan!” balasnya disertai senyuman seperti biasa.

Kenzo lalu membaringkan Aluna di ranjang kamar tamu. Rambutnya berantakan, pakaiannya sudah tak karuan, membuat Kenzo sesaat menelan ludah. Ia hendak bangkit, tapi tiba-tiba Aluna membuka mata setengah sadar, lalu melingkarkan tangannya di leher Kenzo.

"Om nggak mau temani aku?" bisiknya manja.

Kenzo terdiam, menatap mata sayu itu. Jarak mereka nyaris membuat hidung bersentuhan. Ia bisa saja kehilangan kendali saat itu juga, namun sebelum ia menjawab, pintu terbuka. Kepala asisten masuk dengan membawa baskom berisi air hangat.

"M—maaf, Tuan!" ucap wanita itu sambil buru-buru menunduk.

Kenzo langsung berdiri. "Tak apa. Tolong buat dia nyaman. Aku harus ganti pakaian."

Sang kepala asisten mengangguk cepat, lalu mulai merawat Aluna yang akhirnya terlelap lagi. Sementara itu, Kenzo melangkah ke kamarnya sendiri, dengan dada terasa sesak. Ia sadar, sesuatu baru saja berubah dalam hidupnya.

Malam berlalu begitu cepat, Aluna terbangun ketika merasakan tenggorokannya begitu kering. Perlahan ia membuka mata, dan mendapati dirinya berada di kamar yang asing.

"Semalam ... siapa yang menolongku?" gumamnya.

Ia bangkit dengan malas, mengucek mata, lalu duduk sambil menatap sekeliling. Kamarnya luas, dinding putih bersih, ranjang besar dengan sprei abu-abu yang wangi. Lampu temaram di sudut ruangan membuat suasana terasa mewah sekaligus menenangkan.

Aluna perlahan turun dari ranjang. Pakaiannya masih rapi, walaupun rambutnya kusut acak-acakan. Ia lalu berjalan ke arah pintu, sedikit ragu, tapi rasa penasarannya lebih besar. Begitu pintu terbuka, seseorang sudah berdiri di sana.

Mata Aluna langsung berbinar melihat sosok pria matang dengan tubuh tegap, kulit eksotis, brewok tipis, dan tatapan tajam yang menusuk. Sejenak ia hanya terpaku, bahkan tanpa sadar menggigit bibir bawahnya.

"Ada yang salah denganku, Nona?" suara pria itu dalam, berat, penuh wibawa.

แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

บทอื่นๆ

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

ไม่มีความคิดเห็น
7
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status