Share

BAB. 4 Pacar Yang Selingkuh

Sesampai di sebuah rumah sakit, Edward kembali menggendong gadis itu ala bridal style menuju ke dalam ruangan unit gawat darurat. 

"Dokter, tolong gadis ini, segera ditangani." ucapnya, lalu meletakkan tubuh Agnes, di salah satu tempat tidur yang berada di ruangan serba putih itu. 

Lalu dengan cepat beberapa suster dan juga dokter jaga mulai menangani Agnes yang sedang pingsan. Di beberapa bagian tubuhnya terdapat luka lecet karena terjatuh di atas aspal.

Edward pun mulai menceritakan kronologi kenapa gadis itu bisa jadi pingsan.

Namun tiba-tiba ponselnya berdering beberapa kali.

Dia pun melihat, jika yang meneleponnya adalah klien perusahaannya. Edward pun ingat jika siang ini, dia harus menghadiri meeting penting.

Lalu Edward menjelaskan kepada dokter jaga di UGD saat ini. Jika dia akan pergi sebentar. 

"Dok, semua pengobatannya. Tolong masukkan ke dalam tagihan saya." ucapnya. Lalu melirik sebentar gadis yang sedang dibersihkan luka-lukanya, itu. Kemudian Edward bersama sang asisten segera meninggalkan rumah sakit tersebut, menuju ke lokasi meeting.

Di sebuah kafe yang berada di dalam Mall Senayan City.

 Seorang gadis cantik bernama Zemi Rania sedang memergoki pacarnya sendiri sedang bersama gadis lain yang dirinya sendiri, juga kenal gadis itu siapa.

Emosinya sudah sangat memuncak dia ingin segera melabrak keduanya.

"Prok-prok-prok!" Tepukan tangan beberapa kali dihadiahi Zemi untuk kedua pasangan yang sedang berselingkuh itu.

"Zemi!" ucap Andra kaget, saat melihat kekasihnya juga berada di dalam kafe itu.

"Kak ... Zemi." sapa gadis itu, gugup.

"Hebat kalian berdua! Berselingkuh di belakangku! Sudah berapa lama hubungan kalian?" tanyanya, menusuk.

Keduanya malah terdiam. Mereka sangat takut saat ini. Andra mencoba mendekati kekasihnya, mencoba mengambil kembali hatinya. Namun Zemi segera berkata,

"Jangan mendekat! Atau kamu akan aku hajar tanpa ampun! Jawab saja pertanyaanku." tukasnya, lagi.

Andra menghela napasnya, panjang. Lalu berkata,

"Zemi, Sayang. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku hanya bermain-main dengannya. Cintaku tulus kepadamu." jawab Andra, sekenanya.

Mendengar perkataan Andra, membuat Zemi semakin muak. Dia sangat tahu jika pria itu berbohong kepadanya.

Sang selingkuhan, bernama Sari juga ikut kaget mendengar penuturan Andra. Karena kepadanya, pria itu mengatakan jika dia hanya bermain-main dengan Zemi. Andra hanya mencintai dirinya seorang.

Saat ini, Sari juga baru tahu, ternyata Andra membohonginya selama ini. Seketika dia sangat malu kepada Zemi.

Apalagi Sari, juga kenal baik dengan Zemi. Yang merupakan kakak tingkatannya, di kampus.

Sari sudah tidak dapat menahan emosinya.

"Andra! Kamu pembohong! Kepadaku, kamu mengatakan jika kamu hanya mempermainkan Kak Zemi. Kok sekarang malah berbeda?" Sari terlihat geram kepada pria itu.

"Hah? Apa?" Zemi ikut-ikutan kaget mendengar ucapan Sari.

"Ja-di bukan hanya aku satu-satunya korban di sini?" ucapnya, tak menyangka.

"Kak Zem! Sepertinya, pria ini mempermainkan kita! Kayaknya, kita harus memberinya pelajaran!" tutur Sari, yang berbalik arah menyerang Andra.

"Benar katamu, Sari. Andra harus diberi efek jera biar dia tahu rasa!" Zemi, ikut menimpali.

"Apa-apaan kalian!" ucap, Andra gusar.

"Asal kalian tahu! Jika boleh jujur, aku sama-sama mencintai kalian. Sari, Zemi rasa sayangku kepada kalian berdua, sama rata. Tidak ada yang lebih tinggi dari yang lainnya." Andra memulai rayuan gombalnya, untuk meluluhkan hati kedua gadis itu.

Zemi dan Sari kemudian saling melirik satu sama lain. Keduanya juga saling mengganggukkan kepala.

Lalu Zemi mulai angkat bicara,

"Andra, sepertinya hubungan kita cukup sampai di sini! Ternyata cintamu palsu untukku. Selama ini aku terlalu idiot untuk menjadikanmu tambatan hatiku! Jadi hari ini aku memutuskanmu! Hubungan kita the end!" ucap Zemi, tak gentar sama sekali. 

Walaupun pada kenyataannya, gadis itu masih mencintai Andra. Akan tetapi dia juga memakai akal sehatnya untuk tidak lagi menjadi orang bodoh hanya karena mencintai orang yang salah. 

Setali tiga uang dengan apa yang dilakukan oleh Zemi. Sari pun memutuskan hubungannya dengan Andra saat itu juga. Bahkan dengan beraninya, Sari pun

menuangkan segelas jus buah, di atas kepala Andra lalu menendang pahanya bagian dalam.

"Auch! Sari! Kamu!" Andra mengaduh, sambil menatap tajam ke arah gadis itu.

"Hei! Memangnya kenapa? Itu belum seberapa dengan apa yang telah kamu lakukan kepadaku dan Kak Zemi. Berani-beraninya kamu membodohi kami berdua!" Sari berkata seperti itu, dengan volume suara meninggi. Sehingga beberapa orang yang berada di dalam kafe itu mendengar pertengkaran mereka bertiga.

"Kamu!" Andra ingin mengumpat.

"Kenapa? Cepat katakan kamu mau apa? Dasar pecundang!" ucap, Zemi juga ikut menyudutkan Andra.

Sari pun mulai meneriaki nama Andra sebagai tukang selingkuh, buaya darat dan penggoda wanita. Hal itu, membuat pria itu ditatap dengan aneh oleh orang-orang yang berada di kafe itu. Belum lagi dirinya yang sibuk membersihkan bajunya yang dipenuhi tumpahan jus buah yang sengaja disiramkan oleh Sari di atas kepalanya.

Karena terus tersudut oleh kedua gadis cantik itu. Andra pun dengan segera meninggalkan kafe itu dan berjalan ke luar dari area mall itu.

Semua mata orang-orang yang berada di dalam mall itu tak lepas menatap ke arahnya. Seketika Andra merasa, telah dipermalukan oleh Sari dan Zemi.

Dia pun terlihat mengepalkan tangannya dan mulai menggerutu dalam hatinya,

"Tunggu saja pembalasanku! Aku akan membuat kalian menyesal telah mempermalukan ku. Terutama bagimu, Zemi Rania! Karena pengaruh darimu, Sari ikut-ikutan berontak kepadaku." serunya, sambil menggretak giginya.

"Kak Zem, sebelumnya aku minta maaf selama ini aku nggak tahu jika Andra adalah pacar Kakak. Soalnya dia mengaku jomlo kepadaku." ucap Sari, dengan wajah menyesal.

"Nggak apa-apa kok, Sari. Kita berdua adalah korbannya Andra. Untung saja kita cepat sadarnya." Zemi mencoba untuk bijak menghadapi masalah tentang Andra, sang mantan kekasih.

Lalu tiba-tiba ponsel Zemi berdering, dia pun segera meraih ponselnya yang berada di dalam tasnya dan melihat jika panggilan telepon itu berasal dari teman satu kostnya bernama Arlyn. Zemi pun segera mengangkat panggilan itu,

Zemi

"Halo, Lyn. Ada apa Lo nelpon, gue?"

Arlyn

"Zem, gawat! Gawat ... Zem!"

Zemi

"Gawat? Gawat kenapa maksud, Lo? Yang jelas kalau ngomong, Lyn! Lo bikin gue panik, deh!"

Arlyn

"Agnes ... Zem! Agnes!"

Tiba-tiba terdengar suara tangisan Arlyn dari seberang sana. Hal itu sontak membuat Zemi Rania. Menjadi sangat panik. Dia sudah membayangkan yang bukan-bukan tentang sahabatnya, Agnes.

Zemi

"Lyn! Cepat katakan kenapa dengan Agnes? Lo jangan bikin gue makin panik, dong!"

Arlyn

"Agnes masuk rumah sakit, Zem. Sampai sekarang dia tidak sadarkan diri."

Zemi

"Apa? Agnes kecelakaan? Tapi kok bisa? Ya sudah gue akan segera ke sana. Tolong share loc, alamat rumah sakitnya, sekarang."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sagi Good
Haiyaaaaaa
goodnovel comment avatar
ZekWar77
Mantap..........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status