Saat siang hari, di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta Selatan,Rahez terlihat sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, dengan perasaannya yang campur aduk. Dia merasa cemas dan khawatir, akan tetapi juga penuh antusiasme. Sejak beberapa menit yang lalu, Zemi, istrinya telah dibawa ke ruang operasi untuk menjalani prosedur operasi caesar. Mereka akan segera menjadi orangtua untuk pertama kalinya.Saat Rahez sedang menunggu istrinya. Seketika dia mengingat momen-momen indah yang mereka telah lewati bersama selama perjalanan panjang menuju kehamilan ini.Keduanya telah bersiap dan merencanakan semuanya dengan cermat. Mereka ingin memastikan bahwa kelahiran Baby Fritz, berlangsung dengan aman dan baik.Di sisi lain, Rahez merasa sedikit cemas. Operasi caesar adalah tindakan medis yang serius, dan meskipun risiko adalah bagian dari setiap prosedur medis, dia ingin Zemi dan bayi mereka dalam keadaan sehat.Sang pria tak luput untuk berdoa agar semuanya berjalan lancar dan tanpa komplik
Liburan sekolah telah tiba, Edward dan Agnes pun menghadiahi ketiga anak-anaknya untuk menghabiskan waktu liburan mereka di Pulau Komodo."Daddy! Jadi benar kita akan ke sana?" tanya Isaac tak percaya."So pasti, dong! Kan Daddy sama Mommy sudah janji kepada kalian,"serunya menjawab perkataan anak sulungnya."Dad, di sana kami bisa berenang dan snorkeling?" Kali ini Jacob, si putra kedua yang bertanya."Tentu saja boleh, Jacob. Asalkan kalian melakukan kegiatan di laut atas izin dari Daddy dan Mommy," jawab Edward kepada anak laki-lakinya yang ke dua."Hore .... Aku sudah tidak sabar ingin segera sampai ke sana, Dad!" Si bungsu Josie juga ikut antusias."Ya sudah, kalau begitu kalian bantu Mommy untuk packing," ujar Agnes kepada ketiga anaknya."Siap, Mommy!" jawab ketiganya serentak.Persiapan keluarga Agnes dan Edward untuk perjalanan dari Jakarta ke Pulau Komodo adalah momen yang penuh antusiasme bagi keluarganya.Dengan tiga anak mereka yang bersemangat, Isaac, Jacob, dan Josie, y
Hari ini Harvey dan Eva menerima raport dari sekolah. Mereka sungguh senang karena keduanya mendapatkan nilai yang bagus.Sang ayah pernah berkata jika mereka mendapatkan nilai bagus saat pembagian raport, Papi Tian dan Mami Arlyn akan membawa mereka untuk berjalan-jalan ke Ancol."Harvey, Eva .... Seperti janji Papi jika nilai kalian bagus, Papi akan membawa kalian untuk jalan-jalan ke Ancol. Jadi kita besok ya, kita ke sana." ucapnya kepada kedua putra-putri nya."Hore!" teriak Harvey."Asyik! Jalan-jalan ke Ancol!" Eva juga turut senang saat ini. "Ya sudah, anak-anak. Ayo kalian mandi dulu. Hari sudah sore," tutur Arlyn kepada kedua anaknya."Beres, Mami!" sahut keduanya.Keluarga Arlyn dan Tian sangat bersemangat ketika mereka memutuskan untuk menghabiskan hari istimewa di Sea World Ancol dan Dufan Ancol bersama kedua anak mereka, Harvey dan Eva. Hari itu pastinya akan dipenuhi dengan kebahagiaan dan petualangan yang tak terlupakan.Mereka tiba di Sea World Ancol di pagi cerah
Hari libur sekolah telah tibaRahez dan Zemi telah berjanji kepada kedua anaknya, Fritz dan Leticia akan membawa mereka ke Taman Safari yang terletak di daerah Puncak Bogor."Fritz, Leticia. Kita berangkat sekarang ke Taman Safari," tutur Papa Rahez kepada kedua anaknya."Hore! Aku sudah nggak sabar, Pa!" Leticia bersorak kegirangan sudah tidak sabar untuk segera sampai di sana."Ayo, Pa! Tunggu apalagi. Kita berangkat sekarang saja. Selagi masih pagi. Ntar semakin siang akan semakin macet." Fritz ikut mengingatkan sang ayah agar segera melajukan mobil.Mama mana? Kok nggak kelihatan?" tanya Papa Rahez kepada kedua anaknya.Lalu dari arah dalam rumah Mama Zemi terlihat sedang melangkah menuju ke tempat mobil berada."Mama, buruan! Nanti kita bisa kena macet!" teriak Leticia kepada sang ibu."Iya, Sayang. Mama memang akan masuk ke dalam mobil." ucap Zemi lalu masuk ke dalam mobil, dan mulai bergabung dengan anggota keluarga lainnya."Baik ... karena semua sudah lengkap. Kita berangkat
Ketiga keluarga yang bersahabat diantaranya Keluarga Edward dan Agnes, Keluarga Tian dan Arlyn, serta keluarga Rahez dan Zemi telah merencanakan liburan ke Negara Sakura, Jepang tepatnya di Disneyland yang berada di Tokyo.Para ayah muda tersebut, saat ini sedang berkumpul di sebuah kafe untuk membicarakan rencana liburan tiga keluarga."Bro, bagaimana persiapan keluarga Lo dalam rangka rencana liburan kita ke Jepang?" tanya Rahez kepada Edward dan Tian."Keluarga gue aman, Bro. Semua barang-barang telah dipacking dengan baik sama Agnes." sahut Edward."Bagaimana dengan Lo, Tian?""Beres! Semua tinggal berangkat," sahut Tian.Mereka pun merencanakan keberangkatan ke sana, akhir minggu ini.Perjalanan udara dari Jakarta ke Jepang adalah petualangan yang menarik bagi keluarga Arlyn, Tian, Edward, Agnes, Rahez, dan Zemi beserta anak-anak mereka: Harvey, Eva, Isaac, Jacob, Josie, Fritz, dan Leticia. Mereka semua sangat bersemangat untuk menjelajahi keajaiban Disneyland, yang berada di Tok
"Jahat kamu, Anand!" ucap seorang gadis. Yang sedang menangis tersedu-sedu di sudut sebuah taman di salah satu kampus terkenal di Jakarta."Siapa yang jahat? Aku atau kamu?" Anand malah balik bertanya."Ya, kamu lah! Masa aku? Aku kurang baik apa denganmu selama ini, Anand? Apakah perhatianku selama ini kurang cukup bagimu untuk mempertahankan hubungan kita?" tukas Arlyn, nama gadis cantik itu."Ya kuranglah! Aku tidak hanya butuh perhatian darimu! Tapi aku butuh lebih dari itu! Kamu tentu tahu apa maksudku, bukan? Tanpa aku menjelaskannya lagi." sergah Anand, semakin menyudutkan Arlyn.Tentu saja, Arlyn mengetahui maksud dari perkataan Anand. Sang kekasih menginginkan tubuhnya. Sejak semester satu mereka telah berpacaran. Namun tak pernah sekalipun Anand dapat menyentuh tubuh sang kekasih. Sampai mereka dinyatakan lulus kuliah saat ini.Tiga tahun terakhir, ternyata diam-diam Anand menjalin hubungan dengan seorang wanita yang juga kuliah satu kampus dengannya. Akan tetapi berbeda j
Mendengar ucapan Anand itu. Membuat Arlyn semakin muak. Dia tak habis pikir. Kenapa bisa terjebak mencintai pria yang berada di hadapannya saat ini. Yang menurutnya tak lebih dari sampah.Arlyn kembali menyeka air matanya. Dia pun berjanji dari dalam hatinya. Jika hari ini, dirinya terakhir kali menangisi Anand.Dengan segera, Arlyn merobek-robek alamat hotel yang diberikan Anand kepadanya. Lalu mencampakkannya di hadapan pria itu. Anand yang melihat perbuatan Arlyn itu, seketika menjadi sangat geram. Dia terlihat mengepalkan tangannya, menahan emosi yang tiba-tiba meluap-luap dari dalam tubuhnya."Kita putus, Anand! Ternyata aku telah salah menilai mu selama ini! Empat tahun yang sia-sia. Waktuku terbuang untuk mengenalmu dan aku sangat menyesalinya!" tegas Arlyn, tanpa ampun."Apa? Kamu ingin putus dengan ku?" tanya Anand, sambil menatap ke arah Arlyn dengan menunjukkan pesona ketampanan yang dirinya miliki. "Ya, aku ingin putus. Aku lebih memilih mengakhiri hubungan denganmu. Pr
"Gilingan banget Lo, Bro! Cewek jenius sekelas Agnes bisa Lo kibulin! Salut! Salut, gue! Sumpah dah!" tukas, teman Jameso, yang juga seorang pria sepertinya."Iya, dong. Gue gitu, lho! Jameso, dilawan! Yang lain mah, lewat!" ucapnya, sambil mengibas-ngibaskan sejumlah rupiah berwarna merah yang baru saja Agnes berikan kepadanya."Ha-ha-ha." Keduanya pun tertawa terbahak-bahak. Menertawakan Agnes yang menurut keduanya, pintar tapi bodoh.Jameso terus saja membeberkan sikap Agnes kepadanya selama ini. Yang menurutnya sangat naif. Sampai tidak sadar jika telah ditipu olehnya.Namun tanpa keduanya sadari, Agnes mendengar semua perkataan Jameso yang dari tadi terus saja menghinanya.Agnes seketika merasa syok. Seolah-olah tak percaya jika Jameso yang nota bene adalah pria yang sangat dirinya cintai, ternyata telah membohongi dirinya selama tiga tahun, kebersamaan mereka."Hei, Bro! Jangan bilang Lo, tidak mencintai Agnes!" celutuk, temannya ingin tahu."Memang tidak!" jawab Jameso, penuh d