Home / Romansa / THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA / BAB. 5 Ketiganya Bersedih Hati

Share

BAB. 5 Ketiganya Bersedih Hati

last update Last Updated: 2023-05-29 18:37:16

"Kenapa, Kak Zem?" tanya Sari, kepada seniornya itu. Karena melihat wajah khawatirnya.

"Wah ... maaf ya Sari. Sepertinya aku harus pergi. Temanku kecelakaan dan sekarang sedang dirawat di sebuah rumah sakit." sahutnya, lalu bersiap-siap meninggalkan tempat itu.

"Oh, baik Kak Zem. Sampai jumpa lagi, kapan-kapan." ucap Sari, lalu keduanya pun berpisah.

Zemi Rania, segera berjalan ke area parkiran menuju ke mobilnya. Untung saja jalanan Jakarta agak lengang siang itu. Sehingga tak berapa lama dirinya sampai di rumah sakit.

Setelah memarkirkan mobilnya dengan sempurna, dia pun segera masuk ke dalam rumah sakit itu. 

Zemi segera mencari keberadaan Agnes di UGD rumah sakit. Ruangan itu terlihat cukup luas.

Setelah bertanya kepada salah seorang perawat. Akhirnya Zemi mengetahui tempat di mana Agnes, sedang dirawat.

Dari kejauhan Zemi bisa melihat, sahabatnya Arlyn sedang menyuapi Agnes yang terlihat lemah. Dia sangat bersyukur ternyata temannya telah sadar dan tidak pingsan lagi.

"Ya ampun ... Nes! Kamu kenapa? Kok bisa kecelakaan, sih? Siapa yang berani nabrak, Lo? Biar gue hajar tuh orang!" gerutu, Zemi. Dengan nada suara yang agak meninggi, sehingga beberapa orang yang juga merupakan keluarga pasien di ruangan itu, turut melirik ke arah mereka. 

Arlyn pun segera berkata,

"Zemi! Suara, Lo!"

"Hah? Kenapa suara gue? Bukannya yang gue katakan benar semua, kan?" ucapnya semangat, masih belum mengerti dengan situasi yang ada.

Sementara Arlyn terlihat geleng-geleng kepala melihat tingkah Zemi yang semaunya dan belum sadar jika suaranya yang menggelegar, besar itu, mengganggu orang yang juga sedang berada di dalam UGD.

"Volume suara Lo, Zem! Kecilin dikit! Ini rumah sakit. Bukan kost-kostan kita!" sergah Arlyn, sedikit kesal kepada sahabatnya.

"Apa? Eh ... iya, maaf." ucapnya, spontan. Sambil menunduk malu karena memang, saat ini beberapa orang sedang melirik ke arahnya. 

Zemi lalu mengecilkan suaranya. Dia pun segera bertanya kepada Agnes kronologi kenapa dia bisa masuk ke rumah sakit.

Dengan berlinang air mata, Agnes mulai menceritakan kisah cintanya bersama Jameso yang kandas dengan sangat tragis.

Ada rasa perih di ulu hati Zemi, saat mendengar kisah Agnes. Dia jadi ingat, jika baru saja beberapa waktu yang lalu dirinya juga memutuskan Andra, yang dia pikir adalah pria terakhir di hidupnya. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Pria itu tak lebih dari seorang pecundang. Yang menginginkan dua wanita sekaligus.

Disaat Zemi sedang menenangkan Agnes yang sedang bersedih hati. Dia juga bisa melihat, jika Arlyn sedang menangis sesenggukan.

"Arlyn ... what happen with you? Kamu kok ikutan menangis juga?" tanya Zemi, bingung. Agnes ikut menatap penasaran ke arahnya.

"Gue ... gue, sama Anand baru saja putus!" lirihnya, sedih. 

"Apa?" kaget Agnes dan Zemi, serentak.

Keduanya tak menyangka, kisah cinta Arlyn yang tergolong sangat romantis diantara kisah cinta mereka. Malah ikut-ikutan kandas juga.

"Ta-pi, kok bisa ... Lyn?" tanya Agnes, penasaran.

Arlyn pun mulai menceritakan perbuatan Anand kepadanya. Disela-sela bercerita, air mata Arlyn menetes deras keluar dari matanya.

"Kamu yang sabar ya, Lyn. Setidaknya kamu sudah tahu bagaimana sifat sebenarnya dari Si Anand, itu!" tukas Zemi, menenangkan sahabatnya.

Lalu, Agnes dan Arlyn juga memperhatikan mata Zemi yang agak sembab. Agnes pun memberanikan diri untuk bertanya,

"Zem, kamu juga kenapa?" 

Sang sahabat tiba-tiba kaget, ditanya seperti itu oleh Agnes. Arlyn juga turut memperhatikan ekspresi kesedihan yang sengaja ditutupi olehnya.

"A ... aku nggak apa-apa, kok." jawab Zemi, sekenanya.

Memang diantara mereka bertiga. Biasanya, dia lah yang paling jago menutupi tentang masalah pribadinya. Namun karena kesedihan yang mendalam karena putus dari Andra. Membuat Zemi menangis saat menyetir mobil menuju ke rumah sakit. 

Alhasil, kedua temannya yang sangat pintar melebihi detektif itu, mengetahui juga kegundahan hatinya.

"Kamu jujur dong, Zem. Kamu kenapa? Aku sama Agnes sudah mengatakan yang sebenarnya. Sekarang giliranmu." desak, Arlyn.

Zemi terdiam sejenak. Air matanya, tiba-tiba menetes di pipinya. Setelah menguatkan hatinya, dia pun mulai bercerita tentang kisah cintanya dengan Andra, yang juga telah kandas.

"Apa? Jadi Andra berselingkuh dengan Sari, adik tingkatan kita?" tanya Arlyn, tak percaya.

"Iya, Sari juga ikut-ikutan memutuskan hubungannya dengan Andra." ujarnya, sedih.

"Wah, sialan tuh Si Andra! Dasar pria brengsek! Pengecut! Songong! Tak tahu malu dan sok ganteng!" Arlyn terus mengumpat. Lancar bagai air mengalir.

Agnes dan Zemi saling lihat-lihatan. Tak menyangka sahabat mereka yang terkesan kalem itu, bisa marah juga. 

Arlyn jadi sadar sendiri. Saat melihat kedua sahabatnya menatap ke arahnya.

"Ih ... kalian kenapa, sih? Ngelihatin aku sampai segitunya?" cecar Arlyn, tak suka. 

"Lyn, sumpah! Gue nggak nyangka Lo jago nge-rap juga rupanya." ucap Zemi.

"Iya, Lyn. Suara Lo sangat merdu. Sampai-sampai luka lecet di kulit gue, bisa sembuh seketika." sambung, Agnes.

Lalu keduanya pun menertawakan Arlyn.

"Ha-ha-ha-ha."

"Idih ... puas Lo berdua! Gue itu nge-rap ngewakilin isi hati kalian, tahu! Kalian sebenarnya pingin mengumpat juga, kan? Hayo ... ngaku saja kalian berdua!" 

"Nggak, kok! Siapa bilang?" tutur Agnes.

"Nggak salah lagi, maksudnya!" timpal Zemi.

"Ha-ha-ha." Lalu ketiganya pun tertawa lepas.

Namun Agnes buru-buru memberi isyarat agar mereka mengecilkan suara, karena masih berada di dalam rumah sakit. 

"Zem! Bawa gue ke luar dari tempat ini dengan segera. Please ..." ucap Agnes, kepada temannya. Dia juga tak lupa jujur kepada kedua temannya, jika semua uang di dalam tabungan dan dompetnya, sudah di bawa lari oleh kekasihnya, Jameso.

"Sialan tuh, Jameso! Dasar cowok matre! Mokondo! Taunya morotin doang!" Arlyn mulai nge-rap, lagi.

"Sudah-sudah! Lo nge-rap nya nanti lagi, Lyn. Lo beresin semua barang-barang Agnes. Gue mau ke kasir dulu, mau bayar-bayar." ucap Zemi, lalu berjalan ke luar dari UGD menuju ke kasir rumah sakit. 

Dering ponselnya berbunyi dari tadi, membuat Zemi sangat terganggu. Terlebih lagi, yang meneleponnya saat ini adalah Andra. 

"Ngapain lagi sih, dia menelepon gue? Bikin kesel aja, deh!" gerutunya, sendiri. Lalu Zemi pun segera memblokir nomor pria itu, di ponselnya.

Karena asyik dengan ponselnya, Zemi menjadi tidak fokus berjalan. Tiba-tiba dia menabrak benda besar dan tegak di depannya.

"Aduh!" Serunya, meringis kesakitan. Karena tubuhnya terpental jatuh ke lantai.

"Maaf, Nona." Ucap suara bariton seorang pria, yang ada di depannya. Lalu mengulurkan tangannya ingin membantu Zemi berdiri.

"Kalau jalan pakai mata dong!" ketusnya, lalu mencoba untuk berdiri sendiri dan tidak menerima bantuan pria tinggi dan tampan itu.

"Maaf Nona, saya buru-buru. Ini kartu nama saya. Jika ada sesuatu terjadi kepada Anda. Anda bisa menghubungi saya di nomor yang tertera di sana." serunya, lalu segera berlari menjauh dari tempat itu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sagi Good
Wow wow........
goodnovel comment avatar
ZekWar77
Lanjut.........
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 120 Akhir Bahagia Bersama Keluarga Dan Para Sahabat

    Ketiga keluarga yang bersahabat diantaranya Keluarga Edward dan Agnes, Keluarga Tian dan Arlyn, serta keluarga Rahez dan Zemi telah merencanakan liburan ke Negara Sakura, Jepang tepatnya di Disneyland yang berada di Tokyo.Para ayah muda tersebut, saat ini sedang berkumpul di sebuah kafe untuk membicarakan rencana liburan tiga keluarga."Bro, bagaimana persiapan keluarga Lo dalam rangka rencana liburan kita ke Jepang?" tanya Rahez kepada Edward dan Tian."Keluarga gue aman, Bro. Semua barang-barang telah dipacking dengan baik sama Agnes." sahut Edward."Bagaimana dengan Lo, Tian?""Beres! Semua tinggal berangkat," sahut Tian.Mereka pun merencanakan keberangkatan ke sana, akhir minggu ini.Perjalanan udara dari Jakarta ke Jepang adalah petualangan yang menarik bagi keluarga Arlyn, Tian, Edward, Agnes, Rahez, dan Zemi beserta anak-anak mereka: Harvey, Eva, Isaac, Jacob, Josie, Fritz, dan Leticia. Mereka semua sangat bersemangat untuk menjelajahi keajaiban Disneyland, yang berada di Tok

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 119 Go To Taman Safari

    Hari libur sekolah telah tibaRahez dan Zemi telah berjanji kepada kedua anaknya, Fritz dan Leticia akan membawa mereka ke Taman Safari yang terletak di daerah Puncak Bogor."Fritz, Leticia. Kita berangkat sekarang ke Taman Safari," tutur Papa Rahez kepada kedua anaknya."Hore! Aku sudah nggak sabar, Pa!" Leticia bersorak kegirangan sudah tidak sabar untuk segera sampai di sana."Ayo, Pa! Tunggu apalagi. Kita berangkat sekarang saja. Selagi masih pagi. Ntar semakin siang akan semakin macet." Fritz ikut mengingatkan sang ayah agar segera melajukan mobil.Mama mana? Kok nggak kelihatan?" tanya Papa Rahez kepada kedua anaknya.Lalu dari arah dalam rumah Mama Zemi terlihat sedang melangkah menuju ke tempat mobil berada."Mama, buruan! Nanti kita bisa kena macet!" teriak Leticia kepada sang ibu."Iya, Sayang. Mama memang akan masuk ke dalam mobil." ucap Zemi lalu masuk ke dalam mobil, dan mulai bergabung dengan anggota keluarga lainnya."Baik ... karena semua sudah lengkap. Kita berangkat

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 118 Have Fun At Dufan And Sea World Ancol

    Hari ini Harvey dan Eva menerima raport dari sekolah. Mereka sungguh senang karena keduanya mendapatkan nilai yang bagus.Sang ayah pernah berkata jika mereka mendapatkan nilai bagus saat pembagian raport, Papi Tian dan Mami Arlyn akan membawa mereka untuk berjalan-jalan ke Ancol."Harvey, Eva .... Seperti janji Papi jika nilai kalian bagus, Papi akan membawa kalian untuk jalan-jalan ke Ancol. Jadi kita besok ya, kita ke sana." ucapnya kepada kedua putra-putri nya."Hore!" teriak Harvey."Asyik! Jalan-jalan ke Ancol!" Eva juga turut senang saat ini. "Ya sudah, anak-anak. Ayo kalian mandi dulu. Hari sudah sore," tutur Arlyn kepada kedua anaknya."Beres, Mami!" sahut keduanya.Keluarga Arlyn dan Tian sangat bersemangat ketika mereka memutuskan untuk menghabiskan hari istimewa di Sea World Ancol dan Dufan Ancol bersama kedua anak mereka, Harvey dan Eva. Hari itu pastinya akan dipenuhi dengan kebahagiaan dan petualangan yang tak terlupakan.Mereka tiba di Sea World Ancol di pagi cerah

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 117 Liburan Ke Pulau Komodo

    Liburan sekolah telah tiba, Edward dan Agnes pun menghadiahi ketiga anak-anaknya untuk menghabiskan waktu liburan mereka di Pulau Komodo."Daddy! Jadi benar kita akan ke sana?" tanya Isaac tak percaya."So pasti, dong! Kan Daddy sama Mommy sudah janji kepada kalian,"serunya menjawab perkataan anak sulungnya."Dad, di sana kami bisa berenang dan snorkeling?" Kali ini Jacob, si putra kedua yang bertanya."Tentu saja boleh, Jacob. Asalkan kalian melakukan kegiatan di laut atas izin dari Daddy dan Mommy," jawab Edward kepada anak laki-lakinya yang ke dua."Hore .... Aku sudah tidak sabar ingin segera sampai ke sana, Dad!" Si bungsu Josie juga ikut antusias."Ya sudah, kalau begitu kalian bantu Mommy untuk packing," ujar Agnes kepada ketiga anaknya."Siap, Mommy!" jawab ketiganya serentak.Persiapan keluarga Agnes dan Edward untuk perjalanan dari Jakarta ke Pulau Komodo adalah momen yang penuh antusiasme bagi keluarganya.Dengan tiga anak mereka yang bersemangat, Isaac, Jacob, dan Josie, y

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 116 Cemas Menunggu Kelahiran Bayi

    Saat siang hari, di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta Selatan,Rahez terlihat sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, dengan perasaannya yang campur aduk. Dia merasa cemas dan khawatir, akan tetapi juga penuh antusiasme. Sejak beberapa menit yang lalu, Zemi, istrinya telah dibawa ke ruang operasi untuk menjalani prosedur operasi caesar. Mereka akan segera menjadi orangtua untuk pertama kalinya.Saat Rahez sedang menunggu istrinya. Seketika dia mengingat momen-momen indah yang mereka telah lewati bersama selama perjalanan panjang menuju kehamilan ini.Keduanya telah bersiap dan merencanakan semuanya dengan cermat. Mereka ingin memastikan bahwa kelahiran Baby Fritz, berlangsung dengan aman dan baik.Di sisi lain, Rahez merasa sedikit cemas. Operasi caesar adalah tindakan medis yang serius, dan meskipun risiko adalah bagian dari setiap prosedur medis, dia ingin Zemi dan bayi mereka dalam keadaan sehat.Sang pria tak luput untuk berdoa agar semuanya berjalan lancar dan tanpa komplik

  • THE LADIES : TARUHAN CINTA TIGA DARA   BAB. 115 Baby Born Harvey

    Di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta.Tiano Pisceso, suami dari Arlyn Virgolin. Terlihat sangat tegang saat ini. Pasalnya sang istri sedang berjuang di atas meja operasi untuk melahirkan bayi pertama mereka yang sesuai prediksi dokter, bayi dalam kandungan Arlyn itu berjenis kelamin laki-laki.Tian sengaja menunggu di luar karena pria itu tidak sanggup melihat istrinya disayat-sayat perutnya oleh alat-alat kedokteran. Tak berapa lama setelah itu, seorang dokter kandungan ke luar dari ruang operasi. Seraya berkata,"Tuan Tiano Pisceso.""Iya ... saya, dok." jawabnya dengan wajah tenang.Sang dokter segera mengulurkan tangannya kepada Tian dan mengucapkan selamat kepadanya,"Selamat, Tuan Muda. Bayi Anda terlahir sehat dan semua anggota tubuhnya juga lengkap," ucap sang dokter dengan mengulas senyum kepadanya."Keadaan istri saya bagaimana, dok? Apakah Arlyn baik-baik saja? Bisakah saya menemuinya? Saya sangat ingin melihatnya dokter. Terus terang saya sangat khawatir dengan keadaa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status