Share

Chapter 81

     Semuanya berlalu bagaikan kilat, cepat datang dan cepat berganti. Kilas demi kilas ia lompati dan lewati, begitu cepatnya hingga ia tak ingat lagi adegan apa saja yang telah ia saksikan. Segalanya seolah berlarian tak menentu, tak dapat digapai namun selalu berusaha menyergapnya. Keindahan berganti dengan kesedihan, dan kesedihan berlanjut dengan penderitaan.

     Ia tak tahan lagi. Ia harus keluar dari semua ini.

     Kelopak mata He Xian mengerjap. Ternyata ia masih hidup. Ia lantas mencoba menggerakkan tubuhnya, namun rasa sakit yang amat sangat segera menyerangnya bertubi-tubi. Ia lantas mengedarkan pandangan memantau kondisi tubuhnya. Ia terhenyak. Luka goresan berdarah silang-menyilang memenuhi seluruh permukaan tubuhnya. Pastilah ia telah tergores bebatuan tajam.

     Daun telinganya dengan cepat kembali berfungsi, ia dapat mendengar suara deburan air di dekatnya. Dengan susah payah ia menga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status