Home / Young Adult / TO GET HER / 14. Cadangan Nyawa

Share

14. Cadangan Nyawa

last update Last Updated: 2025-09-16 22:21:26

Chapter 14

Cadangan Nyawa

Elio bersiul seraya melangkah dengan riang menyusuri koridor kamar hotel, tinggal beberapa jam lagi ia akan kembali ke Argentina dan setelah berpindah-pindah negara sepanjang musim balap tahun ini bisa masuk urutan sepuluh besar rasanya sepadan dengan lelah yang dijalaninya. Ibunya sudah berulang kali menelepon untuk memastikan jam berapa pesawat yang ditumpanginya akan mendarat seolah tidak sabar lagi untuk melihatnya, tentu saja dirinya juga sangat merindukan ibunya dan masakan ibunya.

Elio berusia dua puluh delapan tahun dan menjadi pembalap F1 bisa dibilang hanya karena kebetulan, ia tumbuh di keluarga sederhana di sebuah kota kecil dan kebetulan ayahnya memiliki bengkel mobil. Elio terbiasa membantu pekerjaan ayahnya dan terkadang mencoba performa mobil yang diperbaiki ayahnya lalu pada usia tujuh belas tahun ayahnya memberinya sebuah mobil tua yang kemudian membuatnya memasuki dunia baru yaitu balapan liar di jalanan dan taruhan.

Suatu ketika Elio kehi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rizqo Permana
lagi dong kakak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TO GET HER   94. Ruangan Kosong

    Chapter 94Ruangan Kosong Sisa-sisa riak kenikmatan masih menjalari sekujur tubuh Aneesa. Di jacuzzi Marcello menciuminya dengan sangat bergairah kemudian keduanya menyatukan kedua tubuh, tetapi memilih menyelesaikannya di atas tempat tidur yang hangat. Lengan kekar Marcello melingkari tubuhnya, kepalanya berada di dekat dada Marcello hingga dapat mendengar detak jantung Marcello yang berdegup kencang. Seperti degup jantungnya. “Kau kembali setelah mengucapkan selamat tahun baru untuk Noel?” tanya Aneesa dengan suara serak dan mendongak. Marcello mengangguk pelan, nyaris tidak terlihat. “Noel memberitahumu?” Aneesa tersenyum lembut. “Terima kasih.” Alis Marcello berkerut lembut. ''Terima kasih?"“Untuk selalu ada di setiap momen Noel, menggantikan aku,” kata Aneesa lembut.Marcello menatap Aneesa dengan curiga, kerutan alisnya semakin dalam. “Noel memberitahumu?” Aneesa mengedipkan kedua matanya dengan lembut dan tersenyum lembut. “Benar-benar tidak bisa menjaga rahasia,” gerut

  • TO GET HER   93. Penyihir itu Dirinya

    Chapter 93 Penyihir itu Dirinya Setelah hidangan di dalam piring habis, keduanya meninggalkan pantri tanpa membersihkan alat-alat makan di atas meja dan menuju lantai atas di mana jacuzzi berada. Marcello belum pernah menggunakannya, juga tidak tahu dengan pasti apakah jacuzzi itu berfungsi dengan baik atau tidak. Marcello memeriksa panel di sisi bak yang berbentuk oval, berusaha memahami setiap tanda dan memutar kran untuk mengisi jacuzzi lalu menekan panel di sisi bak, perlahan-lahan air mulai mengisi jacuzzi. Sementara Aneesa memeluk kedua legannya di depan jendela kaca besar yang menghadap ke Samudera Pasifik. Di balik kaca, hamparan malam kota Los Angeles berkilau—lampu kota memantul lembut di permukaan Samudera Pasifik yang gelap menciptakan siluet yang tenang seolah bergerak mengikuti embusan angin. Marcello melangkah mendekati Aneesa dan berdiri di sampingnya. “Kau menyukai pemandangan dari sini?” Aneesa dengan lembut menoleh dan tersenyum. “Kau memilih hunian yang

  • TO GET HER   92. Merebut Marcello

    Chapter 92Merebut MarcelloMarcello tidak bisa menahan tawanya mendengar pertanyaan Aneesa, juga tatapan galak gadis di depannya. Tetapi, sekarang ia tidak ingin lagi bermain teka-teki dengan Aneesa karena jika tidak memberikan penjelasan pada Aneesa takutnya gadis itu akan salah paham, lagi pula hubungan Aneesa dan Barron sudah di ujung tanduk. Ia bahkan tidak yakin jika tiga bulan yang barusan dikatakan Aneesa bisa berjalan sesuai arahan Dayana.“Aku sedang berencana mendirikan perusahaan dan Alba, aku berencana menjadikannya sebagai Chief Operating Officer, sesuai dengan pengalaman dan latar pendidikannya,” kata Marcello lambat-lambat seraya menatap Aneesa dengan lembut. Rona merah samar menyembur di kulit wajah Aneesa, bersamaan dengan perasaan lega yang menyenangkan di dadanya dan ia mengulum senyumnya karena hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum semringah.“Kanapa? Cemburu pada Alba?” tanya Marcello dengan sebelah alis terangkat dan senyum menggoda. Aneesa kemb

  • TO GET HER   91. Menyukai Orang Lain

    Chapter 91 Menyukai Orang Lain Marcello memasuki tempat tinggalnya yang telah ditinggalkannya beberapa hari, suasana di sana remang-remang, mungkin Aneesa tidak menyalakan semua lampunya. Marcello mengamati tempat tinggalnya yang sunyi, tetapi kesunyian itu tidak terasa dingin karena keberadaan Aneesa di sana. Menunggunya. Marcello tidak berniat menyalakan seluruh pencahayaan, ia hendak langsung menuju lantai atas melewati tangga karena mengira Aneesa tidak berada di lantai utama. Namun, ia mengurungkan niat manakala pintu elevator terbuka dan Aneesa berdiri di dalam elevator. Marcello segera melangkah mendekati elevator, sementara Aneesa keluar dari elevator. Tatapan mereka seling mengunci, langkah mereka mantap, tidak ada keraguan dalam benak keduanya kemudian ketika jarak mereka semakin menyempit langkah mereka semakin cepat. Keduanya berpelukan, seperti dua insan yang saling merindukan setelah ribuan purnama terpisah kemudian bibir mereka bertemu. Saling mencumbui seolah h

  • TO GET HER   90. Bertemu Marcello Lagi

    Chapter 90Bertemu Marcello Lagi“Bisakah aku menjadi vocal consultants lagi besok?” tanya Aneesa seraya memasuki ruang kerja Dayana. Dayana yang duduk di balik meja kerjanya dan menggunakan kacamata mengalihkan fokusnya dari layar MacBook di depannya sembari mengerutkan alisnya. “Besok studio sudah penuh, tidak ada jadwal penyanyi baru,” sahutnya. Aneesa merengut sembari menarik kursi di depan meja Dayana lalu duduk. “Beri aku pekerjaan untuk besok, please.” Dayana menghela napasnya dan melepas kacamatanya, senyum tipis menghiasi bibirnya. “Bagaimana dengan berolahraga ringan? Aku bisa mencarikan pelatih yoga sementara, menggantikan pelatihmu yang masih berlibur.” Aneesa menggeleng dengan cepat. “Aku tidak ingin berada di rumahku!” Dayana meletakkan satu sikunya ke atas meja lalu bertopang dagu. “Bisakah kau bermain cantik?” “Aku hanya ingin mengisi waktu, aku bosan di rumahku!” elak Aneesa. Dayana tersenyum sebari mengedikkan alisnya. “Caramu menghindar terlalu ekstrem, Lyndi

  • TO GET HER   89. Tidak Akan Menyerah

    Chapter 89Tidak Akan Menyerah“Ini benar-benar pemandangan langka,” ucap Narnia yang masih mengenakan gaun pesta sembari berjongkok di depan sofa ruang keluarga rumahnya. Sementara Barron yang berbaring di atas sofa membuka sebelah matanya. “Jam berapa ini?” tanyanya lalu memijat sebelah pelipisnya dengan lembut.“Jam tujuh pagi,” kata Narnia, alisnya berkerut dalam karena dalam sepanjang hidupnya belum pernah Barron pagi-pagi sekali berada di rumahnya, berbaring di sofa ruang keluarga, “aku tidak tahu apa yang membuatmu melarikan diri ke sini. Tapi, aku yakin bukan sesuatu yang baik, aku turut prihatin.” Barron duduk dengan malas, wajahnya lusuh sementara Narnia berdiri sembari terus menatap Barron yang terlihat tidak bersemangat.“Semalam kau mabuk?” tanya Narnia. Barron menghela napasnya. “Hanya minum sedikit tadi malam.” “Habis merayakan tahun baru bersama kekasih barumu itu? Kenapa tidak menginap di tempatnya?” tanya Narnia dengan nada sinis. Barron menarik napas dengan lem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status