Share

Bab 56

"Martabak. Abang kalau mau minta sama Lily."

"Kakak!" Devan menatap tajam sang adik.

"Iya, maksudnya minta ke Kak Lily."

Padahal menurut Caca lebih enak menyebut namanya tanpa embel-embel 'kak' karena terasa lebih akrab, tapi abangnya pasti akan marah. Katanya tidak sopan, padahal si pemilik nama juga tidak mempermasalahkan.

"Jangan kebiasaan jajan sembarangan, Ca. Nanti perutnya sakit," ujar lelaki yang kini duduk di depan meja bar.

"Enggak kok, kan udah langganan. Abang kembar juga biasa makan ini tapi nggak sakit perut," sanggah gadis berambut cokelat itu.

Devan memang sangat berhati-hati dalam memilih makanan, lelaki itu juga jarang membeli di pinggir jalan. Bukan sombong karena orang kaya, tetapi dia sudah kapok karena dulu pernah sekali membeli nasi goreng dan pulang-pulang langsung sakit perut. Makanya sekarang dia lebih suka makan di restoran atau masakan rumah.

Tapi bagi Caca makanan yang dibeli dari pedagang kaki lima justru

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status