Share

Chapter 31

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2024-12-25 06:15:47

Suara benturan logam memenuhi udara, bercampur dengan jeritan kesakitan yang menggema di dermaga. Bau darah menyengat, menyatu dengan aroma asin laut dan asap dari kapal yang terbakar.

Xuan Li berdiri di sudut sempit, tubuhnya setengah terbungkus bayangan gelap. Dia tidak ingin terlibat dalam pertarungan ini, tetapi situasinya memaksanya untuk bertahan hidup.

Tatapannya menyapu kerumunan orang-orang yang bertempur sengit. Beberapa bersenjata lengkap, sementara yang lain bertarung dengan tangan kosong.

Tidak ada garis jelas yang memisahkan lawan dari kawan. Setiap sudut dermaga dipenuhi darah yang berceceran, menjadikan tempat itu tak ubahnya neraka dunia.

Xuan Li menghela napas panjang. Ia mencoba menghindari konflik dengan melangkah mundur, tetapi tiba-tiba sebuah pisau berdesing melesat ke arahnya.

Refleks, ia menangkis serangan itu dengan satu gerakan ringan, membuat pisau itu terpental dan menancap di papan kayu dekat kakinya.

"Ini benar-benar gila," gumamnya pelan. "Bagaimana aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 444

    Lorong itu sunyi dan diselimuti kabut pekat. Setiap langkah Xuan Li dan Mo Xiang hanya menghasilkan gema samar, seperti suara mereka ditelan ruang hampa. Udara di sekitarnya terasa berat, bukan karena tekanan energi, tetapi karena sesuatu yang lebih dalam, sebuah keterasingan dimensi yang tidak wajar.Mereka telah berjalan cukup lama tanpa berbicara. Tidak ada cahaya selain kilau samar dari dinding kabut yang sesekali berkedip. Tak satu pun dari mereka berani mengedarkan energi spiritualnya. Kewaspadaan terhadap sosok yang mengawasi mereka sebelumnya masih tertanam kuat.Namun, setelah beberapa saat, mereka berhenti.Mo Xiang menatap sekeliling, dahinya mengernyit. “Kita sudah pernah melewati bagian ini.”Xuan Li memejamkan mata sejenak. Ia menelusuri kembali jejak energi di pikirannya. Hasilnya sama, mereka tidak maju. Hanya berjalan dalam lingkaran.“Formasi ilusi,” gumamnya. “Tapi ini bukan sekadar jebakan visual. Ada unsur dimensi yang ikut diputar.”Ia merentangkan tangan, menc

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 443

    Mo Xiang membuka mata perlahan. Pandangannya kabur sesaat sebelum akhirnya fokus pada sosok Xuan Li yang duduk tak jauh darinya. Ekspresi Xuan Li tidak seperti biasanya. Wajahnya tegang, sorot matanya penuh perhitungan, dan napasnya sedikit berat.“Ada apa?” tanya Mo Xiang, suaranya serak. “Kau terlihat... tidak tenang.”Xuan Li tak langsung menjawab. Ia memutar pandangan ke sudut ruangan, lalu menatap balik ke Mo Xiang.“Kita sedang diawasi,” ucapnya pelan. “Aku merasakan seseorang masuk ke ruangan ini tadi. Ia tidak menyerang, hanya mengamati. Tapi aura yang ia bawa, itu milik ras iblis tingkat tinggi. Sangat terlatih, dan... sangat berbahaya.”Mo Xiang mengerutkan dahi. “Kenapa tidak langsung menyerang kita?”“Belum tahu,” jawab Xuan Li sambil menutup matanya sejenak, mencoba menenangkan pikirannya. “Mungkin sedang menilai sesuatu.”Mo Xiang mencoba duduk tegak, namun tiba-tiba tubuhnya tersentak. Ia terbatuk, menahan rasa sakit dari dalam tubuhnya. Meski cadangan energi spiritual

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 442

    Liang Zheng berdiri di depan balkon tinggi Istana Langit, menatap ke arah langit kelam yang diselimuti awan abadi. Angin malam di wilayah ras iblis terasa dingin menusuk, namun hatinya jauh lebih beku.Sejak lama, ia memendam rasa pada Liang Xue. Namun baginya, Liang Xue selalu seperti puncak gunung es, dingin, tajam, dan tak tersentuh. Tak peduli berapa kali ia menunjukkan kesetiaan, Liang Xue tetap menjaga jarak, menganggapnya sekadar kerabat... bukan pria yang layak dipertimbangkan.Kini, Liang Xue kembali dari celah dimensi bersama dua pria asing, salah satunya bahkan dikabarkan mengalahkan entitas darah yang selama ini jadi mimpi buruk para iblis. Liang Zheng tak bodoh. Ia melihat gelagat berbeda pada Liang Xue. Tatapan matanya saat menyebut “jangan perlakukan mereka sebagai tawanan” mengandung sesuatu... yang membuat darahnya mendidih.“Aku tidak bisa membiarkan ini berlanjut,” gumamnya pelan.Ia mengepalkan tangan. Satu-satunya cara memastikan Liang Xue tetap menjadi miliknya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 441

    Celah dimensi menutup perlahan di belakang mereka, menyisakan kesunyian berat di udara. Liang Xue berdiri dengan tubuh lemah, darah mengering di ujung bibirnya. Ia memandang sekilas ke arah Xuan Li dan Mo Xiang yang tak sadarkan diri di belakangnya.“Kalian berdua... bukan orang biasa,” gumamnya lirih.Ia menoleh pada pasukan khusus yang berdiri rapi menantinya. Para iblis itu mengenakan jubah hitam dengan pola merah yang hanya dimiliki oleh pengawal istana dalam. Aura mereka tajam dan mengancam, namun saat ini mereka semua berlutut, menunggu perintah.“Bawa mereka ke ruang pemulihan. Perlakukan sebagai tamu... bukan tawanan,” kata Liang Xue dingin. “Kalau mereka menunjukkan gelagat aneh, beri laporan langsung padaku.”“Dimengerti, Ratu Langit!” seru mereka serempak.Liang Xue menghela napas berat, lalu berjalan ke dalam gerbang utama istana. Tubuhnya menggigil, energi spiritualnya masih belum stabil. Ia tahu betul, jika ia tidak segera menutup diri dan memulihkan diri, ia bisa hancur

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 440

    “Jadi kau sudah tahu siapa aku sebenarnya,” suara Xuan Li datar, dingin seperti ujung pedang yang belum pernah tercabut. “Kalau begitu, aku tak perlu menyembunyikan apa pun lagi.”Udara di sekitarnya langsung bergolak. Kilatan cahaya lembut, hampir tidak terlihat, muncul dari pori-porinya. Dalam sekejap, seluruh tubuhnya dipenuhi pola-pola kuno yang bersinar redup. Energi tubuh gioknya diaktifkan penuh—tak tertahan lagi.Tidak ada satu makhluk hidup pun yang menyaksikan wujud aslinya. Hanya entitas darah yang lahir dari jutaan jiwa terkorbankan yang kini menjadi saksinya.“Hahahaha! Tubuh giok! Aku sudah menanti saat ini selama berabad-abad!” Raungan entitas itu menggema tanpa suara, menghantam langsung ke dalam kesadaran. “Dengan tubuhmu, aku akan melampaui batas dunia ini. Tidak akan ada makhluk, dewa, atau iblis yang bisa menandingi kekuatanku!”“Tentu saja… kalau kau bisa mengambilnya dariku.” Xuan Li berdiri tegak, tanpa ragu.Cahaya di sekelilingnya berputar, menyatu dalam pusar

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 439

    Suasana berubah drastis.Kabut merah yang melayang di atas sungai darah bergolak hebat. Dari kedalaman tanah, sesuatu merangkak naik, bukan tubuh, tapi kehendak jahat. Entitas itu bukan makhluk biasa. Ia adalah kumpulan kesadaran penuh dendam, lahir dari jutaan jiwa yang dikorbankan di tempat ini.Xuan Li berdiri diam, namun matanya tajam. Aura dari entitas itu menekan setiap helaan napas."Makhluk itu... bukan lagi roh. Ini kehendak yang dibentuk dari penderitaan. Jiwa yang tak pernah tenang," gumamnya lirih.Mo Xiang yang berdiri di sisinya langsung mencengkeram gagang pedang. "Kita bertarung?""Tidak seperti itu," jawab Xuan Li. "Kekuatan fisik tidak akan berguna di sini. Ini ranah kesadaran."Dengan satu gerakan tangan, Xuan Li memanggil kekuatan dari dalam Lautan Kesadarannya. Cahaya hitam menyala samar di antara jari-jarinya. Api Jiwa Gelap, teknik pengendalian jiwa tingkat dua yang hanya bisa digunakan oleh mereka yang memiliki tubuh khusus… tubuh giok.Dari telapak tangannya,

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 438

    Belum sempat mereka bergerak, langit di atas sungai darah berderak. Retakan dimensi muncul perlahan, membelah kabut kelam dengan suara tajam yang seolah menembus tulang. Aura kuat menyebar ke segala arah.Xuan Li refleks mundur satu langkah. Napasnya tertahan. "Retakan itu... seseorang dengan kultivasi tinggi datang."Beberapa sosok muncul dari balik celah langit. Tubuh mereka dibalut jubah gelap dengan tanduk hitam yang mencuat dari kepala, ras iblis. Jumlah mereka enam orang, berjalan perlahan di atas udara seperti raja yang baru turun dari singgasana.Xuan Li menyipitkan mata. “Mereka bukan manusia biasa… dan mereka pasti bukan datang untuk sekadar lewat.”Ia segera menarik Mo Xiang ke balik dinding batu raksasa. Mereka menahan napas, menyembunyikan aura sebaik mungkin.“Kenapa kita bersembunyi?” bisik Mo Xiang. “Apa mereka mengenalmu?”Xuan Li mengangguk tipis. “Bisa jadi. Kalau mereka dari Istana Iblis, kita tak boleh muncul sekarang.”Tak lama, langit kembali robek. Retakan kedu

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 437

    Pusaran itu muncul tiba-tiba, tanpa peringatan. Arus sungai darah yang semula tenang bergejolak, membentuk spiral besar berwarna merah pekat. Sebelum sempat bereaksi, tubuh Xuan Li dan Mo Xiang terhisap masuk.Tubuh mereka terlempar ke dalam pusaran seperti daun dalam angin ribut. Dalam sepersekian napas, kesadaran mereka lenyap, dan ketika mereka membuka mata kembali, pemandangan di sekitar sudah berubah total.Cahaya suram menyelimuti tempat itu. Mereka berdiri di tanah berlumpur berwarna hitam keunguan. Meski tak ada langit atau sumber cahaya yang jelas, tempat itu tidak sepenuhnya gelap. Seperti ada sinar samar yang merembes dari balik kabut tipis yang menyelimuti udara.Mo Xiang terbatuk pelan. Ia menyentuh dadanya. "Kita... masih hidup?"Xuan Li menatap sekeliling, matanya tajam menyapu setiap detail. Ia mencoba merasakan energi spiritual di sekitarnya dan terkejut."Kita berada di dalam ruang terisolasi. Dimensi internal," gumamnya. "Tapi... kita tetap bisa bernapas. Bahkan tub

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 436

    Langit Alam Luar selalu gelap dan pekat. Tidak ada bintang, tidak ada bulan, hanya bayangan hitam yang menggantung tanpa arah.Xuan Li dan Mo Xiang melintasi udara dengan tenang, tetapi langkah mereka terhenti di atas hamparan daratan asing. Di saat mereka hendak menyeberang, tubuh mereka mendadak kehilangan daya apung spiritual.“Aneh.” Mo Xiang berseru pelan. Ia melayang turun bersama Xuan Li. “Energi spiritualku mendadak tak merespons.”Xuan Li mengangguk pelan. “Tempat ini memiliki tekanan tak terlihat. Jalur energi seperti ditekan paksa oleh suatu kekuatan.”Langkah mereka kini beralih ke tanah. Setiap tapak terasa berat, seakan bumi menolak kehadiran mereka.Hamparan di depan adalah dataran tandus berwarna merah kehitaman, seolah pernah diliputi kobaran api atau darah yang membeku. Di kejauhan, mengular sungai yang tidak seperti sungai lain: airnya merah pekat, kental seperti darah, dan mengalir perlahan dengan aroma logam menusuk hidung.Mo Xiang menatap takjub. “Sungai darah?

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status