“Shi Su... apakah kau tidak mengenali diriku?”
Suaranya dalam, dingin, namun mengandung resonansi spiritual yang menembus lapisan perlindungan mental. Suara itu… seakan langsung berbicara ke dalam sumsum tulang belakang setiap kultivator.
Shi Su membeku. Matanya membelalak. Suara itu... Mustahil... Proyeksi Dao di belakang sosok itu membesar lagi, bendera jiwa kini menyebarkan semburat hitam ke segala penjuru langit. Bayangan ratusan wajah jiwa bergantung dari ujung kainnya, semuanya menangis tanpa suara. Dan di tengah tekanan itu...
Shi Su berbisik. “Sekte Pemurnian Jiwa ...Senior... Zan Ruchi?”
Sekte Pemurnian Jiwa. Sekte tua yang usianya telah melintasi tiga zaman kekaisaran, berdiri sejak ribuan tahun lalu di barat daya benua Zhongyuan. Sekte ini menapaki jalan yang tidak lazim. Jalan Pemurnian Jiwa. Tidak seperti sekte-sekte yang mengejar penguatan tubuh atau keharmonisan Dao Langit, Sekte Pemurnian Jiwa memilih untuk m
“Xu Ming… ayo, kita harus mulai bergerak. Semakin cepat kita menyisir hutan ini, semakin cepat kita bisa menemukan desa atau pemukiman mana pun.”Suara Liu Mei terdengar lembut namun tegas, disertai nafas panjang yang masih belum sepenuhnya stabil setelah pertempuran sebelumnya. Ia menatap lurus ke arah timur, di mana pepohonan mulai jarang dan sinar matahari menyorot lebih terang di antara celah ranting.Xu Ming mengangguk pelan. “Kita perlu tempat untuk singgah… mencari informasi, peta, atau apa pun yang bisa bantu kita memahami wilayah ini.”Keduanya melangkah meninggalkan tanah lembah yang masih hangus, berjalan berdampingan menyusuri sisa-sisa jalur binatang. Langkah kaki mereka nyaris tak bersuara, menyelinap di antara akar besar dan semak belukar. Hening hutan perlahan tergantikan oleh desir angin yang mulai panas dan gersang.Beberapa jam kemudian, matahari naik ke tengah langit. Pandangan mereka terbuka lebar, dan hutan yang semula padat berakhir tiba-tiba pada dinding pasir
Kabut perak lembah mulai mereda. Asap sisa pertempuran menguap bersama udara dingin yang merayap turun dari celah bebatuan. Tubuh-tubuh monster tergeletak tak bernyawa, menyisakan aroma logam, darah, dan tanah basah yang menguap dari medan hening itu.Liu Mei berlutut perlahan di atas tanah yang hangus, tangannya yang gemetar menancapkan pedang Maple Musim Gugur ke tanah. Nafasnya tersengal-sengal, seolah paru-parunya masih terkejut oleh teknik dao tingkat tinggi yang baru saja ia lepaskan. Ujung gaun ungunya robek dan kotor, rambut peraknya terurai di bahu, basah oleh keringat dan darah.Ia mendongak sedikit, menatap Xu Ming yang berdiri beberapa langkah di depannya. Pemuda itu juga tampak kelelahan. Nafasnya tak teratur, tapi matanya tetap waspada. Pedang usangnya masih tergenggam di tangan kanan, sementara tangan kirinya menahan perut yang sedikit berdarah akibat benturan sebelumnya.Hening.Sesaat... dunia seperti berhenti berputar. Tidak ada raungan, tidak ada gemuruh. Hanya ada
Di lembah yang berasap dan berlubang, Liu Mei bergerak seperti hantu di tengah pertempuran. Gaun ungunya berayun anggun, namun setiap gerakannya memancarkan aura maut yang dingin. Pedang panjang di tangannya, Maple Musim Gugur, menari dalam lingkaran cahaya mematikan, membelah udara dengan suara siutan halus.Monster-monster di sekelilingnya mengerikan. Tubuh mereka besar dan berotot, dengan sisik keras seperti buaya dan ekor panjang berduri yang mengayun seperti cambuk. Mata mereka menyala merah, dan raungan mereka mengguncang udara lembab lembah.Namun Liu Mei tidak gentar. Ia melompat dan berputar, menghindari serangan monster-monster itu dengan gerakan gesit. Setiap tebasannya tepat dan mematikan, menyisakan luka menganga di tubuh bersisik itu. Saat monster-monster itu mencoba memojokkannya, Liu Mei melompat tinggi ke udara, pedangnya berputar 180 derajat."Teknik Dao Taraf Kedua : Pembunuhan Musim Gugur!" serunya dingin.Ratusan bilah energi oranye melesat dari pedangnya, berputa
Tubuh Xu Ming terhempas ke tanah yang lembab dan berlumut. Rasa sakit tajam menusuk dari setiap tulang yang bergeser, bercampur dengan pusing yang mengaburkan pandangannya. Ia terbatuk, darah segar menyembur dari mulutnya, menodai tanah dengan warna merah pekat. Aroma tanah basah dan daun membusuk yang memenuhi udara hutan terasa semakin kuat, memuakkan."Sial..." desisnya tertahan, bibirnya bergetar menahan nyeri.Di atasnya, langit yang tadinya biru cerah kini berputar dalam pusaran kelabu, debu dan reruntuhan dari sekte yang hancur menari-nari dalam cahaya merah yang meredup. Suara teriakan, benturan logam, dan raungan terakhir monster-monster iblis yang menyerbu sekte masih menggema di telinganya, namun terasa semakin jauh, semakin pudar, seperti mimpi buruk yang enggan pergi.Xu Ming memejamkan mata sejenak, mencoba mengumpulkan kesadarannya yang berantakan. Ia ingat jelas setiap detik kehancuran itu. Formasi teleportasi yang rusak, teriakan putus asa para murid, dan pengorbanan
Zan Ruchi mendecak pelan. “Keras kepala! Kalau begitu... aku turuti permintaanmu.”Shi Su mengangkat pedang pusakanya, Crisantium Timur. Bilah panjang itu bersinar putih perak, dan pada saat itu, bunga-bunga krisan bermekaran di udara. Dingin. Cantik. Tapi penuh murka. Seperti hujan musim dingin yang membekukan langit dan bumi.“Seni Pembakaran Esensi : Gugurnya Bunga Crisantium!”Tubuh Shi Su menyatu dengan pedangnya. Esensi hidupnya membentuk pedang raksasa sepanjang ratusan meter, bersinar seperti matahari terakhir sebelum kiamat. Dengan satu loncatan Cahaya ia menerobos langit, menebas jalur lurus ke arah Zan Ruchi, mengoyak udara, tanah, dan kehendak siapa pun yang menghalanginya.“Ikuti aku!”Suara Xu Ming menggema di antara puing dan debu yang masih belum reda. Napasnya memburu, wajahnya penuh lumpur dan noda darah, tapi matanya masih menyala dengan tekad yang dibentuk dari kehancuran dan kehilang
“Tetua sekalian! Ikuti aku mengaktifkan formasi penjaga gunung!”Suara shi su meledak seperti guntur dari pusat bumi. Tidak ada keraguan, tidak ada waktu untuk diskusi. Hanya satu langkah tersisa bagi mereka bertarung. Keempat tetua puncak Shi Su, Liu Lian, Xuan Yi, Dan San Mo serempak mengangkat tangan mereka ke langit. Dari tubuh mereka, proyeksi dao meledak keluar.Satu demi satu, empat pilar suci menjulang ke angkasa. Proyeksi itu bergetar, lalu menyatu di atas langit sekte. Dalam sekejap, formasi raksasa terbentuk di udara. Pilar-pilar tersebut berputar perlahan, membentuk lingkaran pelindung setinggi sepuluh kali gunung cang man, menciptakan sebuah kubah spiritual yang menyelimuti seluruh sekte.Udara bergetar hebat. “Formasi penjaga gunung... Telah diaktifkan!”Cahaya keemasan menyembur dari empat penjuru sekte, dan seketika, semua murid yang masih ada di dalam formasi merasakan tekanan perlindungan yang hangat tapi juga men