Platform Media Sosial Yancheng – 2 Jam Setelah After Party.Topik trending nomor satu:#SiapaSuaLuqi#PangeranBelaIstrinya#BianYuSkandalKlip berdurasi 57 detik yang direkam oleh salah satu reporter undangan tersebar luas di WeTalk dan RoyalNewsLive. Dalam video itu, terlihat jelas Pangeran Zhenyu menyebut satu per satu aset riset yang kini dipegang Bian Yu, lengkap dengan tatapan menusuk dan kalimat, “Sebelum aku datang mengambilnya sendiri.”Netizen mulai menggali latar belakang. Dalam hitungan jam, forum sains Yancheng dibanjiri postingan anonim dari “mantan staf laboratorium” yang mengaku bahwa formula herbal sintetis, BioScan portable, hingga blueprint Zhenyu Recovery memang berasal dari riset Sua.Di sisi lain, media hiburan malah membanjiri lini masa dengan foto Sua di gaun hitamnya — memadukan berita skandal dengan kisah asmara bak drama.Caption paling viral:“Bian Yu mungkin pegang lab, tapi Pangeran Zhenyu pegang hatinya.” Disertai dengan emoticon merah hati dan api menyal
Ruang Ganti VIP – 40 Menit Setelah Penobatan.Sua berdiri di depan cermin, menatap gaun hitam satin yang baru saja ia kenakan. Potongannya sederhana tapi jatuhnya elegan, dengan renda halus membingkai bahu. Ia jarang memakai warna ini di acara resmi pagi hari… tapi entah kenapa, hari ini terasa tepat.Pintu terbuka perlahan. Zhenyu masuk sambil bicara tanpa melihat ke arahnya. “Sudah siap? Kita—”Kalimatnya terhenti. Ia berdiri mematung dua detik penuh, matanya menelusuri dari ujung kepala hingga ujung kaki Sua, seperti mencoba memastikan yang dilihatnya nyata.“…Luqi.”Nada suaranya berat, seolah menahan napas terlalu lama.Sua mengangkat alis. “Kenapa?”Zhenyu melangkah mendekat, matanya belum berpaling. “Kau… sangat cantik.”Ia menelan ludah, lalu mengusap pelipisnya sendiri. “Tidak adil. Aku yang harus menghadapi semua tatapan mereka nanti, sementara mereka semua akan sibuk menatapmu.”Sua terkekeh. “Bukankah itu yang kau mau?”Ia menghela napas, lalu mencondongkan tubuhnya sediki
Ruang Istirahat VIP – 20 Menit Sebelum PenobatanLampu ruangan temaram, dengan aroma kayu cendana yang samar dari diffuser di sudut. Tirai tebal menutup seluruh jendela, meredam suara bising dari luar. Sofa empuk warna krem menunggu di tengah ruangan, dan meja rendah di depannya hanya berisi dua gelas air mineral yang belum tersentuh.Sua duduk di ujung sofa, tubuhnya sedikit condong ke depan. Zhenyu—atau Rai di kehidupannya yang dulu—berdiri di dekat meja, melepas jasnya lalu meletakkannya di sandaran kursi. Gerakannya santai, tapi matanya tak pernah lepas darinya.Ia memecah keheningan dengan nada ringan, tapi matanya menyelidik.“Aku pikir, tadi kau akan sedikit melirik… mantanmu.”Sua menoleh perlahan, ekspresinya dingin namun suaranya mengandung bara yang tak bisa disembunyikan.“Mantan? Ck ck…” Ia menggeleng pelan, senyum miring di bibirnya. “Aku ingin membunuhnya, sebagaimana ia juga telah mencoba membunuhku. Tidak hanya itu…” napasnya terdengar berat, “…dia bahkan mengklaim se
Sepersekian detik ruangan membeku. Lalu, suara kamera meletup seperti hujan deras.Shen Yiru yang duduk tiga baris di belakang menegang, memaksa senyum yang terasa seperti pecahan kaca di bibirnya. Bian Yu di sampingnya hanya memandang lurus ke depan, rahangnya mengeras, jemari mengepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih.Zhenyu belum selesai.“Kami belum menikah secara resmi… tapi itu akan segera terjadi. Dan kepada Ayah saya—” ia menoleh ke raja, senyumnya semakin mantap, “—saya janji, berapa pun cucu yang Ayah inginkan… akan saya berikan.”Riuh tawa, tepuk tangan, dan decak kagum meledak di ruangan. Media sosial langsung dibanjiri potongan video itu.Sua menutup wajahnya dengan tangan, tapi tak bisa menyembunyikan senyum di balik jemarinya. "Astagaa! Rai ...!" gumamnya tak bisa menahan rasa malu.Di belakangnya, Shen Yiru seperti kehilangan warna di wajahnya… sementara Bian Yu untuk pertama kalinya, merasa dirinya bukan lagi pusat perhatian — bahkan di ruangan yang penuh
Sua mencoba menarik tangannya, tapi Zhenyu menahan lebih erat. Ia menoleh, menatapnya dari jarak dekat.“Mengapa kau terlihat gugup?” tanyanya lembut, nada suaranya hanya untuk Sua.Sua memalingkan wajah. “Aku tidak gugup. Aku… hanya tidak menyangka kamu bicara seperti itu di depan Ayahmu.”Zhenyu tersenyum tipis. “Kalau aku tidak bicara, kapan lagi kita punya kesempatan? Kau lupa… di kehidupan sebelumnya, kita tak pernah sempat berdiri di sini bersama.”Kalimat itu membuat Sua terdiam. Matanya memandang lantai, tapi dalam hatinya gelombang emosi beradu — antara rasa hangat karena diakui, dan ketakutan akan badai yang pasti akan datang.Raja Yan Shiming memecah keheningan. “Zhenyu, kau sadar apa yang kau katakan barusan? Kalau kabar ini sampai keluar sebelum penobatan selesai, istana akan gaduh.”Zhenyu menatap ayahnya. “Biar saja. Aku tidak mau menunggu sepuluh tahun lagi hanya untuk mengakui siapa yang ada di sisiku.”Di luar pintu, Bian Yu mengepalkan tangan hingga buku jarinya mem
Ruang Tunggu VIP – Gedung Serbaguna Istana YanchengPintu kaca otomatis bergeser terbuka, membiarkan Sua masuk bersama sejuknya AC yang menusuk kulit. Di dalam, ruangan luas itu didesain seperti lounge eksekutif — karpet merah lembut, sofa kulit premium, meja kaca berisi botol air mineral impor, dan layar LED yang menghitung mundur ke penobatan.Sua baru sempat menapakkan kaki satu langkah, ketika sebuah tarikan tiba-tiba menyeretnya ke arah hangat yang sangat ia kenal. Tubuhnya terhuyung—terjebak di pelukan yang begitu erat dan… penuh rindu.“Akhirnya,” suara itu begitu rendah, nyaris bergetar di telinganya, “kau datang juga.”Dada Zhenyu naik-turun pelan, tapi napasnya berat — seperti menahan sesuatu yang lama terpendam.“Berpisah denganmu satu hari saja…” Ia menunduk, menatapnya lurus dengan mata yang gelap dan penuh rasa. “…rasanya seperti satu abad.”Sebelum Sua sempat mengucapkan sepatah kata, lengannya sudah terangkat, dan tubuhnya ikut terangkat dari lantai. Zhenyu membopongny