Share

Bab 147 Tabib baik hati

Author: Jackie Boyz
last update Last Updated: 2025-09-15 08:33:10

“Di-dia adalah Tetua klan Dewa? Pri-pria tadi adalah Dewa Kuno Chang an yang terkenal dari abad ke abad!” Raja Yu segera bangun dan menyalakan dupa untuk memberikan penghormatan. Raja Yu berlari keluar aula dan berteriak pada pelayan yang bertugas di sisinya.

“Pelayan! Pelayan! Si-siapkan buah segar dan menu terbaik untuk persembahan!”

“Yang-mulia tenanglah! Saya akan pergi ke dapur istana untuk menyiapkan semuanya.” Ujar kasim yang bertugas di sisi Raja Yu.

“Ya, kamu pergilah, dan laksanakan perintahku dengan cepat!”

“Baik, Yang-mulia!”

Di dalam aula kerajaan hanya menyimpan satu lukisan Dewa Chang an, sementara di kediaman Ratu, memiliki ketiga lukisan. Dewi Bulan, Dewa Perang Kuno, dan Dewa Chang an. Meski wajah Dania dan Sutangji sangat mirip dengan lukisan itu tapi penampilan mereka sangat jauh berbeda dengan yang ada di lukisan, tidak ada yang tahu dua orang itu adalah Dewi Bulan dan Dewa Perang yang selama ini mereka beri persembah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 152 Murid dengan bakat alami

    Di sisi lain, Jiwenhu merasa cemas jika Chang an melupakan pesan dari Raja Yu. Jiwenhu yang tadinya hendak pergi ke istana untuk bekerja langsung memutar arah dan pergi ke klinik.Ketika tiba di sana, dia melihat toko obat milik keluarganya cukup ramai. Dia masuk ke dalam dan melihat Dania sedang menangani seorang pasien. "Waning! Wa-waning!"panggilnya dengan tergesa-gesa.Dania menyerahkan resep pada pasiennya lalu beranjak berdiri. "Kamu lanjutkan pengobatan, aku akan menemui Ayah dulu," perintahnya pada asistennya di dalam ruangan.Pasien yang ingin ditangani olehnya menghela napas panjang, dia ingin diperiksa oleh Dania bukan perawat yang membantu Dania. Pasien itu langsung mengajukan protes padanya."Aku ingin ditangani Nona Hu, aku mengantri sejak pagi hanya untuk mendapatkan diagnosis dari Nona Hu," "Ya-ya! Benar! Kami mengantri untuk mendapatkan diagnosis dari Nona Hu!" Imbuh yang lain."Nona, kalau kamu menolak memeriksa kami maka kami tidak akan datang lagi ke sini untuk

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 151 Izinkan aku ikut bersamamu

    Kedatangan Sutangji malam ini hanya untuk menanyakan pada Dania apakah Raja Yu sudah mengirimkan surat perintah padanya. “Masalah di perbatasan, apakah kamu sudah menerima surat perintah?” tanyanya.Dania menggelengkan kepalanya. “Aku tidak menerima apa pun kecuali surat konyol yang kamu lihat barusan.”Sutangji menganggukkan kepalanya. “Mungkin besok pagi kamu akan menerimanya.”Dania tidak berkomentar, hari semakin larut dan dia memutuskan untuk tidak pulang ke kediaman. Sutangji menemaninya sampai pukul dua pagi lalu pergi dan kembali menuju ke pos penjaga.***Di sisi lain, Jiwenhu sudah berjam-jam menunggu Dania kembali ke rumah tapi putrinya itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.“Sebenarnya ke mana Waning? Sudah lewat larut malam tapi dia tidak kunjung pulang ke rumah!” Jiwenhu merasa sangat khawatir, dia tidak bisa tidur. Pria itu duduk di kursi ruangan utama sambil terus menunggunya. Pada keesokan paginya, pelayan yang biasa melayani Dania melihat Jiwenhu duduk sendi

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 150 Surat rahasia

    Dania tidak menimpalinya, dia ingat dengan bahan obat yang dia bawa dari kediaman pagi ini. Wanita itu segera pergi ke halaman belakang untuk mengeringkannya. Sekitar dua jam kemudian, pengawal dari kerajaan datang ke toko obat untuk menemui Dania. “Hei, kamu! Di mana Nona Hu?”Xuanzu masih memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan karena Dania menyinggung Sutangji, kekhawatiran di dalam hatinya belum sepenuhnya hilang dan sekarang datang lagi beberapa pengawal dari kerajaan.“No-nona sedang mengolah bahan obat!”Pengawal tersebut menyerahkan surat perintah dari Ratu pada Xuanzu.“Ini berikan pada Nona Hu, ingat jangan katakan masalah ini pada orang lain!” ancamnya.Dania memiliki plakat istimewa untuk keluar-masuk ke istana. Dia juga sudah resmi diangkat sebagai tabib pribadi Ratu. Xuanzu tahu tentang semua itu. Menurutnya sangat aneh jika pengawal yang datang memintanya untuk merahasiakan semuanya.Setelah pengawal pergi, Xuanzu menyerahkan surat rahasia itu pada Dania. Dia b

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 149 Operasi gagal

    Sutangji mengagumi masakan lezat itu. Untuk menjaga nama baik mereka berdua, pelayan toko sengaja tidak menutup pintu dan membiarkanya tetap terbuka.“Apa Nona Hu sudah gila? Sejak kapan kedua orang itu menjadi akur? Aku rasa Nona Hu benar-benar gila? Kenapa dia menawarkan makanan pada Jenderal Agung? Apa jangan-jangan dia ingin meracuninya?”Saat dua orang itu sedang makan, pengawal dari kediaman perdana menteri kiri datang dan menyerbu toko obat milik Jiwenhu. Langkah kaki mereka terdengar oleh Sutangji dan Dania. Ada sekitar lebih dari dua puluh orang yang diutus untuk menyerbu.Sutangji meletakkan sumpit di tangannya. Dia bisa mendengar getaran suara langkah kaki mereka. Semuanya terdiri dari orang-orang yang sangat terlatih. Jelas-jelas ini bukan penyerbuan biasa.“Apa baru-baru ini kamu mengganggu orang?” tanyanya.Dania menatap matanya, dia mengernyitkan keningnya dan mencoba memahami makna dari pertanyaan itu. Hanya sesaat lalu ia tertawa. “Hahaha! Apa menurutmu aku tipe orang

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 148 Senjata makan tuan

    Pada saat yang sama, Yulia sedang berbelanja ke pasar, dia membeli beberapa kosmetik mahal di toko yang paling terkenal. Dia memilih parfum dan krim untuk membuat wajahnya bersinar, dan cerah. Wanita itu membawa beberapa bungkus krim dengan tali kecil yang terikat bungkusan satu dengan yang lainnya. Semua barang dibeli dari toko yang sama. Yulia pikir dia membutuhkan semua barang-barang itu untuk perjalanan ke perbatasan wilayah Selatan. Ketika keluar dari dalam toko, dia berpapasan dengan Dania yang sedang menuju ke klinik. Pelayan Yulia sengaja membuat masalah, dia tahu Yulia sangat membenci Dania. Jadi dia ingin berpura-pura jatuh dengan cara tergelincir, pikirnya dengan cara seperti itu semua bahan obat di keranjang yang kini Dania ikat di kedua bahunya serta kotak makan di tangannya akan jatuh dan tumpah di tanah.“Waning! Wanita itu! Sungguh sial sekali bertemu dengannya! Aku sangat kesal padanya sampai ingin mencincang tubuhnya!”“Nona-nona jangan cemas, aku akan membuatnya d

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 147 Tabib baik hati

    “Di-dia adalah Tetua klan Dewa? Pri-pria tadi adalah Dewa Kuno Chang an yang terkenal dari abad ke abad!” Raja Yu segera bangun dan menyalakan dupa untuk memberikan penghormatan. Raja Yu berlari keluar aula dan berteriak pada pelayan yang bertugas di sisinya.“Pelayan! Pelayan! Si-siapkan buah segar dan menu terbaik untuk persembahan!”“Yang-mulia tenanglah! Saya akan pergi ke dapur istana untuk menyiapkan semuanya.” Ujar kasim yang bertugas di sisi Raja Yu.“Ya, kamu pergilah, dan laksanakan perintahku dengan cepat!”“Baik, Yang-mulia!”Di dalam aula kerajaan hanya menyimpan satu lukisan Dewa Chang an, sementara di kediaman Ratu, memiliki ketiga lukisan. Dewi Bulan, Dewa Perang Kuno, dan Dewa Chang an. Meski wajah Dania dan Sutangji sangat mirip dengan lukisan itu tapi penampilan mereka sangat jauh berbeda dengan yang ada di lukisan, tidak ada yang tahu dua orang itu adalah Dewi Bulan dan Dewa Perang yang selama ini mereka beri persembah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status