Share

Bab 26 Dewi Iblis

Author: Jackie Boyz
last update Last Updated: 2025-07-05 11:16:41

Dania tidak menunggu Sutangji, wanita itu berjalan sendirian jalan sekitar kerajaan. Sutangji sangat terkejut ketika membuka penutup kereta dan melihat kereta kuda miliknya kosong.

“Ke mana Nona Waning?” tanya Sutangji pada kusir yang menunggu.

“Nona Waning? Saya tidak melihatnya, Tuan.” Jawab kusir tersebut sambil menggelengkan kepalanya.

Sutangji menatap ke sekeliling awalnya berniat mencarinya, tapi niat tersebut segera dia urungkan. Sutangji masuk ke dalam kereta dan meminta kusir untuk mengantarkannya ke kediaman.

“Antarkan aku ke kediaman!”

“Baik, Tuan!”

Sutangji kembali ke kediaman sementara Dania memutuskan pergi ke klinik milik keluarga Hu. Di sana Dania merenungkan semua yang dia ketahui hari ini. Menurutnya tidak mungkin Dewi Bulan meninggal semudah itu, menurutnya masih ada hal lain yang menjadi teka-teki.

Ketika sedang memutar otaknya untuk menemukan jawaban, tiba-tiba pelayan di klinik memanggiln
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 39 Keributan

    Sutangji meraba punggung dan pinggangnya sendiri lalu berjalan keluar dari dalam kamar Waning. Keributan di dalam kamar Waning beberapa saat yang lalu membuat penghuni kamar lain ikut membicarakannya.Kabar Sutangji yang sudah tidur di dalam kamar Waning semalam sekarang menjadi topik panas yang dibicarakan oleh semua orang. Yulia semakin kesal karena usahanya untuk membuat Waning tertinggal di pos perhentian sebelumnya gagal total. “Rencana apa lagi yang bisa aku gunakan untuk menjatuhkan gadis bodoh itu!” keluh Yulia. Yulia menatap teman-temannya dan menunggu mereka memberikan saran.“Bagaimana kalau kita lepaskan saja kudanya? Biarkan dia sendiri menarik kereta dengan tangannya sampai di perbatasan Kota Utara!” saran Ning er.“Tidak bisa! Kamu lihat sendiri Jenderal Agung Su sudah sampai menginap di dalam kamar Waning si bodoh itu, dia sebelumnya juga menolong dan menggendongnya dari sungai! Artinya wanita itu sangat dekat dengan Jenderal Agung Su. Kalau kita men

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 38 Terus mengawasi mu

    Di luar pintu kamar Waning, Sutangji sejak tadi berdiri di sana. Perasaannya sangat geram dan marah lantaran pikirnya Waning sudah melakukan perbuatan memalukan di dalam kamar. Apalagi pria tampan yang dilihatnya masuk ke dalam kamar Waning tadi memiliki tubuh sempurna dan cukup menggoda.“Waning! Sudah satu jam berlalu dan kamu masih tidak mengusir pria itu keluar dari dalam kamarmu! Sebenarnya apa yang kalian lakukan berduaan di dalam kamar?!” tanyanya dengan penuh emosi. Sutangji melipat kedua tangannya sambil berjalan mondar-mandir di luar pintu kamar Waning.Karena sudah cukup lama dia terus berada di sana namun tidak ada tanda-tanda bahwa pria itu akan keluar dari dalam kamar Waning, Sutangji segera masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu kamar Waning.Pada saat masuk ke dalam Sutangji melihat baju Waning ditaruh di atas pembatas ruangan dan Waning sedang berendam di dalam air hangat di balik dinding pembatas.Dania mendengar suara pintunya terbuka dan sekarang dia

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 37 Sang penyelamat

    Saat tiba di tepi sungai, Sutangji melihat Waning memeluk batu besar dengan sekujur tubuh basah kuyup bersembunyi di balik batu untuk menyembunyikan tubuhnya yang telanjang.“Jenderal Su! Akhirnya kamu datang juga!” serunya dengan senyum lega sambil melambaikan tangan di balik batu besar.Sutangji sangat marah melihat kulit Waning begitu pucat akibat terus berendam di dalam air. Tanpa berpikir dua kali Sutangji melepaskan baju luarnya lalu dia gunakan untuk membalut tubuh Waning. Digendongnya tubuh Waning yang mengginggil. “Sebenarnya siapa yang sudah melakukan ini padamu! Hah?!” tanyanya pada Waning.Dania tahu yang melakukan semua itu adalah Yulia dan teman-teman Yulia tapi Dania tidak memberitahu Sutangji.“Aku tidak tahu, lupakan saja, tadinya aku pikir tidak akan ada seorang pun yang tahu dan aku akan ditinggalkan sendirian di dalam air, tapi ternyata kamu datang menolongku, sekarang aku sudah lega.” Ujar Dania.Sutangji mengernyitkan keningnya, dia men

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 36 Hampir tertinggal di lokasi

    “Aku sudah menunggunya sangat lama, begitu lama. Aku harap kami bisa bersama seperti dulu, kami adalah pasangan.” Gumam Chang An.***Di sisi lain, Sutangji menghadap Putra Mahkota. “Kenapa kamu tidak membawa Nona Waning ke sini? Di mana dia? Pelayanku bilang kamu akan mengantarkan wanita itu ke sini.”Sutangji menundukkan kepalanya. “Nona Waning sakit, dia sedang beristirahat. Saya sudah meminta tabib wanita untuk menjaganya, seepertinya karena kelelahan dalam perjalanan.” Jawab Sutangji pada Guwenki.Guwenki tidak mendesak Sutangji lagi. “Ya sudah! Kalau begitu ketika dia sudah baikan suruh dia menghadap padaku!” perintah Guwenki.“Baik, Yang-mulia.”Sutangji keluar dari tenda Putra Mahkota lalu kembali ke tenda Waning untuk melihat keadaanya. Waning sudah sadar dan sedang menikmati bubur hangat dalam mangkuk. Tabib wanita duduk menemaninya untuk melayaninya.Melihat Sutangji datang, tabib wanita itu segera pergi meninggalkan Waning. Dania ber

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 35 Ingatan yang hilang

    Semua ingatan tentang kejadian di sungai memang sudah dihapus oleh Chang An tapi tidak kebencian yang disimpan Yulia di dalam hatinya! Yulia masih terus bertekat untuk mengalahkan dan membuat Waning tersingkir dari kandidat yang ditugaskan.Guwenki tidak memiliki ingatan kekacauan yang terjadi di sungai, pada saat ini dia masih duduk di samping Yulia. Entah kenapa dia merasa aneh bisa sedekat itu dengan Yulia tanpa ingat dengan perjanjiannya dengan Yulia sebelumnya. Sebelum Guwenki menjatuhkan hukuman seratus cambuk untuk Waning, Yulia mengatakan pada Guwenki bahwa Yulia bersedia menjadi pelayan Guwenki seumur hidup asalkan Guwenki terus berada di pihak Yulia dan bersedia memberikan hukuman pada Waning. Guwenki tahu betul, sebelum Yulia mendekatinya sasaran utama Yulia adalah Jenderal Agung kekaisaran yaitu Sutangji. Yulia yang tiba-tiba mengubah arah tujuan membuat Guwenki curiga kalau nantinya dirinya hanya dimanfaatkan belaka oleh Yulia. “Kenapa kamu bisa berada di

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 34 Pukulan telak

    Dania merasa kesulitan untuk menghentikan Sutangji, ketika Sutangji merenggut penutup sisi bawah tubuh Dania, Dania segera memukul kepalanya hingga Sutangji pingsan dan jatuh di sampingnya. Tepat pada detik berikutnya Chang An tiba di sana. Pria itu duduk di samping Dania sambil menatap Dania dari ujung kaki hingga ujung kepala.“Kamu tidak apa-apa?” tanyanya.Dania sedang membetulkan letak bajunya ke posisi semula. Melihat Chang An peduli dengan kondisinya Dania tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak mengajukan pertanyaan pada Chang An.“Apakah Dewa Tinggi juga memiliki perasaan pada manusia? Apakah mereka juga melakukan sesuatu yang juga dilakukan manusia? Apakah mereka juga bercinta?” tanya Dania dengan tatapan mata serius.“Omong kosong! Kenapa kamu menanyakan tentang itu padaku? Kamu memandang rendah statusku!”Dania mengangkat satu alisnya lalu memeluk kedua lututnya sambil menatap wajah Chang An yang kini tampak kesulitan menyembunyikan ekspresinya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status