Home / Historical / Tabib Kesayangan Tuan Jenderal / Bab 41 Mantra pengusir Iblis

Share

Bab 41 Mantra pengusir Iblis

Author: Jackie Boyz
last update Huling Na-update: 2025-07-13 08:37:11

Sutangji menganggukkan kepalanya lalu memberikan perintah pada prajurit yang berjaga untuk merobohkan semua tenda perkemahan.

Saat melakukannya, Sutangji merasa ragu lalu berjalan menuju ke arah Waning.

“Jika kita pergi sekarang apakah semua orang bisa selamat?” tanyanya dengan ekspresi cemas.

Dania sedang bekerja menyiapkan banyak kertas mantra untuk diletakkan pada setiap kereta dan dibawa oleh semua petugas.

“Berikan semua ini pada setiap orang! Darahku tidak banyak jadi jangan sampai menghilangkan kertas mantranya! Dengan kertas ini aku bisa menjamin mereka tidak akan berani mendekat.” Perintah Dania pada Sutangji.

Sutangji merasa lega mendengarnya, pikirnya mereka akan tetap dimangsa oleh iblis dan harus bertempur malam itu.

Dania tetap duduk di dekat perapian sambil menikmati teh hangat. Ketika semua orang sedang sibuk dan panik hanya dirinya seorang yang duduk tenang di sana mengawasi sekitar.

Dania bisa melihat siapa saja yang dijauhi oleh makhlu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 43 Perbuatan Yulia

    Dania tidak memiliki pilihan lain kecuali setuju lalu berdiri dari posisinya untuk mengikuti Guwenki menuju ke tenda pria tersebut. Sutangji terlihat semakin kesal melihat Putra Mahkota datang dan mengundang Waning untuk pergi ke tendanya. Sutangji juga ikut berdiri dan mengekor mereka.Guwenki melihat Sutangji mengikuti dari belakang langsung menegurnya. “Jenderal Agung Su, aku hanya meminta Nona Waning untuk membuat kertas mantra, aku rasa kamu tidak perlu ikut mengawasi di dalam,” ujarnya pada Sutangji.Sutangji meremas gagang pedangnya lalu mmebungkuk untuk memberikan hormat. Sutangji tidak jadi ikut masuk ke dalam tapi dia berdiri di luar tenda menunggu sampai proses pembuatan kertas mantra selesai.Dania tiba-tiba mendepatkan ide, dia ingin mengundang mahluk halus dengan kertas mantra untuk mengerjai Guwenki agar tidak bisa tidur sepanjang malam.Menghukum Guwenki di zaman kuno sungguh melegakan! Setidaknya aku membalas tindakan Guwenki pada leluhurnya! Ba

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 42 Dokter bedah nomor satu

    Sutangji berhasil mengejar Waning tapi tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh wanita itu.“Waning! Hei! Kenapa kamu pergi masuk ke area hutan tanpa melapor padaku?” tanyanya seraya bergegas mengejar lalu berhenti tepat di sampingnya.Dania membawa keranjang dalam genggaman tangan kananya sepertinya wanita itu ingin memetik sesuatu di antara semak hutan.“Aku sudah bilang tempat ini aman, kenapa kamu malah mengikutiku jauh-jauh ke sini? Kamu temani semua orang untuk mendirikan tenda, setidaknya bantulah mereka, kita bisa beristirahat dengan tenang malam ini. Aku baik-baik saja, kamu pergilah!” Usirnya.Sutangji tidak bisa tinggal lebih lama di dekat Waning karena Waning sudah berkata demikian padanya. Sutangji segera kembali menuju ke arah rombongan untuk membantu bawahannya mendirikan tenda. Dania kembali ke tempat semua orang mendirikan tenda dengan satu keranjang berisi aneka jenis macam obat. Dania membawa keranjangnya menuju tenda di mana para tabib sedang

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 41 Mantra pengusir Iblis

    Sutangji menganggukkan kepalanya lalu memberikan perintah pada prajurit yang berjaga untuk merobohkan semua tenda perkemahan.Saat melakukannya, Sutangji merasa ragu lalu berjalan menuju ke arah Waning.“Jika kita pergi sekarang apakah semua orang bisa selamat?” tanyanya dengan ekspresi cemas.Dania sedang bekerja menyiapkan banyak kertas mantra untuk diletakkan pada setiap kereta dan dibawa oleh semua petugas. “Berikan semua ini pada setiap orang! Darahku tidak banyak jadi jangan sampai menghilangkan kertas mantranya! Dengan kertas ini aku bisa menjamin mereka tidak akan berani mendekat.” Perintah Dania pada Sutangji.Sutangji merasa lega mendengarnya, pikirnya mereka akan tetap dimangsa oleh iblis dan harus bertempur malam itu.Dania tetap duduk di dekat perapian sambil menikmati teh hangat. Ketika semua orang sedang sibuk dan panik hanya dirinya seorang yang duduk tenang di sana mengawasi sekitar.Dania bisa melihat siapa saja yang dijauhi oleh makhlu

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 40 Gerbang kota Iblis

    Dania menatap kedua mata Sutangji, sinar matanya menunjukkan ketegasan. Pria yang tidak mudah ditaklukkan oleh sembarang wanita. Dania tanpa sadar terpaku menatapnya. Dania terus memeluk tengkuk Sutangji dengan erat dan enggan melepaskannya.“Dasar Gadis bodoh! Masih saja tidak hati-hati! Kamu masih saja ceroboh! Bagaimana kalau hidungmu terbentur batu dan patah?” Omelan Sutangji menyadarkan Dania dari lamunannya. “Jenderal Agung Su, aku,”“Tidak perlu berterimakasih padaku, ini adalah tugasku untuk melindungi semua kandidat!” ujarnya dengan suara lantang tanpa menunggu Dania menyelesaikan perkataannya.Dasar Sutangji iblis sialan! Dia bahkan tidak membiarkan aku melanjutkan perkataanku! Mereka semua sudah salah mengambil pos perhentian! Lokasi yang mereka pilih sekarang merupakan bekas pemakaman masal saat perang perebutan wilayah dari Raja sebelumnya! Jika terus menetap di wilayah ini, semua orang bisa mendapat bencana!Yulia dan kandidat wanita lainnya k

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 39 Keributan

    Sutangji meraba punggung dan pinggangnya sendiri lalu berjalan keluar dari dalam kamar Waning. Keributan di dalam kamar Waning beberapa saat yang lalu membuat penghuni kamar lain ikut membicarakannya.Kabar Sutangji yang sudah tidur di dalam kamar Waning semalam sekarang menjadi topik panas yang dibicarakan oleh semua orang. Yulia semakin kesal karena usahanya untuk membuat Waning tertinggal di pos perhentian sebelumnya gagal total. “Rencana apa lagi yang bisa aku gunakan untuk menjatuhkan gadis bodoh itu!” keluh Yulia. Yulia menatap teman-temannya dan menunggu mereka memberikan saran.“Bagaimana kalau kita lepaskan saja kudanya? Biarkan dia sendiri menarik kereta dengan tangannya sampai di perbatasan Kota Utara!” saran Ning er.“Tidak bisa! Kamu lihat sendiri Jenderal Agung Su sudah sampai menginap di dalam kamar Waning si bodoh itu, dia sebelumnya juga menolong dan menggendongnya dari sungai! Artinya wanita itu sangat dekat dengan Jenderal Agung Su. Kalau kita men

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 38 Terus mengawasi mu

    Di luar pintu kamar Waning, Sutangji sejak tadi berdiri di sana. Perasaannya sangat geram dan marah lantaran pikirnya Waning sudah melakukan perbuatan memalukan di dalam kamar. Apalagi pria tampan yang dilihatnya masuk ke dalam kamar Waning tadi memiliki tubuh sempurna dan cukup menggoda.“Waning! Sudah satu jam berlalu dan kamu masih tidak mengusir pria itu keluar dari dalam kamarmu! Sebenarnya apa yang kalian lakukan berduaan di dalam kamar?!” tanyanya dengan penuh emosi. Sutangji melipat kedua tangannya sambil berjalan mondar-mandir di luar pintu kamar Waning.Karena sudah cukup lama dia terus berada di sana namun tidak ada tanda-tanda bahwa pria itu akan keluar dari dalam kamar Waning, Sutangji segera masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu kamar Waning.Pada saat masuk ke dalam Sutangji melihat baju Waning ditaruh di atas pembatas ruangan dan Waning sedang berendam di dalam air hangat di balik dinding pembatas.Dania mendengar suara pintunya terbuka dan sekarang dia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status