Share

Chapter 19

Suasana berubah canggung. Otak seketika berhenti memerintah mulut dan kerongkongan untuk bersuara. Senyum yang indah bak peragawati. Matanya lentik seperti permata biru. Alisnya serasi. Bibirnya merah dan terlihat lebih gres. Pipinya ranum. Hidungnya mancung. Kulitnya putih seperti polesan pualam. Senyum kami berduel mesra dalam indahnya pandangan pertama. Sungguh, semua yang terlihat adalah bukan imajinasi. Bukan juga sebuah delusi, atau ilusi. Ini adalah kenyataan. Kenyataan yang sempurna.

Aku seraya berangan tanpa harapan pasti, ruang mulai terasa pengap, suara mulai gaduh beriring seirama dengan berputarnya waktu. Aku sekarang sedang menatap takjub. Mataku kini berbinar-binar, aku baru saja menemukan sesuatu yang selama ini ada dalam benak ini.

"Hey! kau tidak apa?" terdengar suara itu membangunkan aku dari lamunan.

"Oh! iya kenapa?" gagap aku menjawab.

"Hem.. mantelku basah, apa kau bisa meyimpannya untukku?" katanya sambil melepaskan mantel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status