"... Kau membawakan dia makan, sedang sarapanmu yang kusiapkan di rumah tidak kau makan, bagus...."Lelaki itu segera menggeleng untuk menyangkal ucapanku aku tertawa dengan sandiwara dirinya, ironis sekali ucapan yang baru saja kukatakan di atas, dia sama sekali tidak mau sarapan di rumah sementara ia bersusah payah untuk membawakan sarapan bagi Miranda. Kalau dipikir-pikir selingkuhannya itu bukanlah anak kecil lagi di mana ia harus dilayani agar bisa makan, kalau lapar wanita itu bisa cari makan sendiri tak harus dilayani."Aku hanya kebetulan lewat saja jadi aku mampir untuk ....""Menunjukkan betapa kau sangat mencintai wanita ini?" Aku sendiri yang menyambung ucapan suamiku. Dia sekali lagi menggeleng sambil menelan ludah dan terlihat begitu khawatir. "Aku bisa mengerti betapa tergila-gilanya dirimu kepada Miranda. Siapa yang tidak jatuh hati pada gadis cantik dan seseksi ini," ujarku sambil mengitari wanita berambut panjang dan bergelombang itu. Wanita itu meremas jemarinya,
Karena tidak punya pilihan lain lelaki itu terpaksa menghubungi nomor Miranda yang tertera di ponselku. Dia terlihat khawatir dan gemetar tapi lebih khawatirnya kalau aku akan marah dengannya."Halo?""Iya, Mas. Kok kamu menghubungi aku dari hp-nya Mbak Ghaida?""Begini Miranda, Aku ingin minta maaf kalau mungkin kedepannya aku tidak akan bisa menemuimu.""Lho, kenapa?""Aku...uhm, untuk sementara waktu ...."Karena sudah tidak sabar menunggu ucapan Mas Alfian maka aku terus mendesak dan mencubit lengannya."Aku mungkin tidak akan bisa berhubungan denganmu lagi karena aku ingin kembali ke istriku," jawabnya."Oh, begitu ya... ya ga apa apa, kalau memang itu yang terbaik buat kamu," jawab Miranda yang sedikit tersedak. Ia mungkin sedih sekali dengan ucapan Mas Alfian. "Mir, ehmm, a-aku...""Sudah Mas, selamat tinggal," ujar wanita itu yang langsung mengakhiri telpon.Suamiku langsung lemas begitu Miranda mengucapkan kata selamat tinggal. Dia terlihat sedih dan langsung diam saja semen
"Maaf, aku tak bisa berhubungan lagi denganmu."Deg!Ucapan Mas Alfian membuat napasku seakan berhenti, jantungku seolah dipukul oleh beban yang begitu besar saat Calon suamiku mengatakan hal itu. Dia bilang kami harus putus, ya, yang benar saja?Tapi, aku segera sadar begitu tahu kalau dia menghubungi nomorku lewat ponsel istrinya. Boleh jadi ia mengatakan itu ketika sedang dibawah tekanan. Istrinya memaksanya, karena itulah aku segera mengakhiri panggilan, tak payah mendengarkan obrolan omong kosong.Sepanjang malam aku berpikir tentang bagaimana cara mengambil kembali hati kekasihku, aku mencintainya jadi sulit bagiku untuk lepas darinya.Aku berencana untuk mengembalikan semua hadiah yang dia berikan, barang barang yang pernah Mas Alfian berikan adalah barang barang yang punya nilai kenangan serta cerita. Aku yakin dengan bersandiwara di hadapannya lelaki itu akan luluh Katakanlah aku nekat, resiko yang akan kuterima lumayan berat, boleh jadi istrinya akan menghajar dan menyakit
"Jadi, anda benar-benar akan menghancurkan suami Anda? Saya salah satu masalah yang terjadi sekarang sangat serius.""Saya tidak akan ceritakan detailnya tapi anda pun secara pribadi mengakui kalau perbuatan Mas Alfian sangat merugikan. Dan karena ini adalah sesuatu yang merugikan maka tolong lakukan sesuatu untuk menyingkirkan lelaki itu.""Baik Bu.""Oh ya, lakukan semuanya secara rahasia dan jangan sampai rencana kita tembus ke permukaan sebelum Alfian melakukan tindakan pencegahan dan mencari cara untuk melindungi dirinya.""Siap Bu."Ini bukan tentang seorang suami yang diambil oleh wanita lain, atau perselingkuhan dan drama yang sudah dilakukan hampir 12 tahun, ini tentang kepercayaan yang diobrak-abrik di mana semua itu tidak bisa dipulihkan.Aku tidak terlalu peduli andai aku yang meninggalkanku dan pergi bersama Miranda mungkin hati ini akan terluka, tapi aku tidak akan terlalu tenggelam dalam luka sebab aku masih punya uang dan selama aku masih bisa mencukupi kebutuhan hidu
Aku dan temanku Rika berjanji untuk minum teh bersama di sebuah kedai di perempatan kota. Kedainya berkonsep Paris dengan kursi berukir klasik diletakkan yang sedemikian rupa di bagian pelataran kafe. Bunga bunga dengan nuansa shabby pink ditata alami dengan sulur yang merambat cantik ke jendela. Aku betah dan selalu nyaman berada di tempat bersih dan sejuk itu, lebih ditemani oleh sahabat dekatku yang selalu ada untuk mendengar semua keluh kesah dan cerita diri ini."Jadi, Apa rencanamu tentang Alfian?""Kami akan berpisah.""Kenapa selalu berpisah, Kenapa perceraian seakan solusi klise untuk masalah rumah tangga? Bukannya kalian selalu harmonis dan mesra, semua orang menginginkan rumah tangga dan pasangan seperti dirimu dan Alfian. Ada apa sekarang.""Suamiku berselingkuh," jawabku sedih."Sungguhkah?" Rika nampak terkejut, wanita yang suaminya seorang tentara itu mungkin akan sangat tidak menduga dengan apa yang kurasakan sekarang mengingat dirinya sudah terjamin status dan posisi
Segera dengan wajahnya yang gugup lelaki itu langsung menghampiriku dan para senior yang ada di belakangku. Dia membungkuk hormat dan mencoba menyalami kami tapi semua orang mengacuhkannya."Selamat datang Saya tidak bermaksud untuk lancang kami menyambut kedatangan anda di rapat ini," ujar Mas Alfian kepada para auditor dan sepupuku."Gaida, apa maksudnya ini?""Ini adalah rapat formal perusahaan dan secara teknis Aku adalah bosmu kenapa kamu memanggilku dengan sebutan nama?""Iya Bu Gaida, maafkan saya tapi saya benar-benar penasaran kenapa Anda ingin memecat saya?"Tidak langsung menjawabnya aku langsung pergi ke podium utama untuk berbicara di sana. Kuserahkan semua file ke pengarah proyektor lalu memberikan presentasi terhadap perbuatan suamiku selama ini. Beberapa slide foto diambil seperti foto dia bersalaman dengan para broker asing dan menandatangani kerjasama ilegal, ada bukti-bukti berkas-berkas dan pemalsuan produk yang ia pasarkan di luar negeri lalu diambil keuntunganny
Sial, Jika benar apa yang dikatakan Mbak Gaida, maka aku dan Mas Alfian kehilangan segalanya. Rencana rencana yang sudah dibangun sejak awal pasti akan berantakan dan uang-uang yang sudah diselipkan Mas Alfian pada rekening pribadinya pasti akan ketahuan juga. Ah ya Tuhan, rencana untuk hidup bahagia dan punya perusahaan sendiri akan pupus begitu saja. Oh ya, tapi apa peduliku tentang perusahaan itu, yang aku pedulikan hanyalah keadaan Mas Alfian dan bagaimana lelaki itu bisa bebas secepatnya. Tidak lucu kalau aku hanya duduk di sini sementara dia mendekam di penjara. Aku harus lakukan sesuatu. *Kucari Mas Alfian di kantor polisi, kucoba untuk menemukan dia di sudut manapun lalu bertanya kepada para petugas yang ada di sana."Oh Alfian yang baru dibawa siang tadi?""Iya Pak.""Sebentar, ia masih diperiksa, nanti ibu kami pertemukan," ujar petugas itu."Baik, Pak, terima kasih."Aku menunggu dengan gelisah di bangku ujung lorong. Menunggu dan terus menunggu berharap seorang petuga
Dua hari berikutnya sidang umum para dewan direksi dan pemegang saham dibuka, sidangnya untuk memilih tiga orang kandidat untuk dijadikan direktur operasional dan sekaligus pejabat wakil direktur utama. Ada aku, sepupuku Abdurrahman, anak pamanku Rizaldi yang berkompeten di bidang masing-masing yang akan dipilihkan pada posisi yang sesuai dengan kriteria. Sejujurnya aku sendiri tidak masalah ditempatkan di bagian mana saja asal itu sesuai dengan kemampuan dan kuasa diriku.Sampai sore hari sidang dilaksanakan dan aku bersama para sepupuku masih menunggu di ruang tamu utama kantor kami. Syukurnya dalam keluarga kami tidak ada anak-anak yang saling bersaing dengan cara tidak sehat atau bermain curang sehingga aku dan para cucu cucu kakekku saling bahu membahu berusaha membangun dan memajukan perusahaan ini.Hingga dua jam berikutnya hasil rapat kemudian dibacakan. Yang menjabat sebagai wakil direktur utama adalah Abdurrahman sementara direktur operasional adalah Rizaldi sedang aku adal