Karena Rigel memang jam sudah menunjuknya pukul 07.15, Sedang dia ada janji temu dengan dosennya jam 08.30.
Setelah itu dia akan mengikuti pelajaran seperti biasa pukul 09.00. Rigel sengaja berangkat lebih awal agar dia lebih santai diperjalanan menuju ke kampusnya dan dia juga bisa ke kantin lebih dulu untuk sarapan agar dia bisa konsen saat mengikuti pelajarannya nanti.
Sementara itu setelah Rigel pergi Seara turun ke lantai bawah dan menuju ruang makan. Disana sudah ada Ayah, Bunda, dan Bayu, sedang Opa, Oma dan Nenek nya. Tidak ikut sarapan karena masih beristirahat.
Sandra dan Arya kini memilih tinggal bersama putra dan menantunya karena mereka tidak ingin kesepian, mereka pun menjual rumah yang mereka tempati karena memang Arya dan Sandra sudah tidak berniat tinggal di rumah mereka itu.
Dan untungnya yang membeli rumah Itu masih kerabat mereka, jadi saat Sandra dan Arya juga yang lainnya rindu rumah itu, mereka bisa berkunjung dan
"Mangga muda? Ya sudah aku cariin dulu ya. Kayaknya kemarin bunda beli deh mudah-mudahan masih ada," Ucap Rigel."Tapi aku maunya yang baru metik di pohonnya Kak," Ujar Seara yang membuat Rigel menoleh lalu meneguk salivanya dengan kasar saat mendengar permintaan Seara."Me-metik di-di Pohon." Sahut Rigel terkejut dengan permintaan sang istri."Iya Kak, ini kemauan bayi kita loh masa mau gitu aja gak bisa menuhin sih, katanya mau lakuin apapun yang aku minta, dan aku cuma minta mangga muda yang baru metik di pohon Kak Rei," Rajuk Seara dengan wajah kesalnya."Iya iya, ya udah Kakak cari dulu ya, kamu istirahat," Ucap Rigel lalu mencuri kecupan dikening Seara sebelum pergi."Jangan Lama-lama ya Kak," Ucap Seara dengan tersenyum manis membuat Rigel ikut tersenyum, Rigel pun mengangguk lalu pergi untuk mencari mangga muda yang Seara inginkan."Ya tuhan dimana aku harus mencari pohon mangga yang berbuah malam-
Hari kepulangan Rigel dan Arka pun sudah tiba. Kini Kaira tengah memasak makanan kesukaan Mereka berdua dibantu oleh Ras dan juga Sandra. Sedang Seara tengah bersantai diruang makan sambil memakan buah yang tengah dipotongkan oleh bi Ika ada Bayu juga disana yang menemani Seara."Kamu jadi ke villa yang di bogor Dek?" Tanya Bayu. Sambil menikmati coklat panas yang tadi dia buatnya sendiri."Jadi dong Bang. Mungkin besok soalnya gak enak udah janji sama Vano dan Riska," Jawab Seara yang sesekali mengelus perut buncitnya."Lalu suamimu itu ikut?" Tanya Bayu lagi. Yang masih tidak menyukai Rigel karena Bayu tetap menganggap Rigel adalah penghancur masa depan adik kesayangannya itu."Iya Bang. Mau tidak mau dia harus ikut, aku gak mau rencana liburan yang sudah aku susun bersama kedua sahabatku gagal gara-gara dia, dan ini aku perginya justru nunggu kepulangan dia," Jawab Seara. Yang tiba-tiba merasa kesal pad
Rigel baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat istrinya tengah mengelus perutnya yang memang sudah besar."Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Seara. Yang tidak sengaja melihat Rigel tengah menatapnya, saat dia tengah mengelus perut buncitnya."Gak kenapa-napa kok Yang. Em.... gimana keadaan bayi kita? Gak rewel kan dia dengan minta yang macem-macem selama aku gak ada," Ucap Rigel Menjawab Pertanyaan Seara dengan bertanya kembali. Lalu duduk di sofa yang memang sudah menjadi tempat tidurnya."Baik kok. Dia juga gak rewel cuma dari kemarin dia pengen liburan ke villa ma yang ada di bogor," Jawab Seara sambil kembali mengusap perutnya."Tapi oma sama nenek gak ngizinin, karena kamu harus ikut. Jadi terpaksa deh nunggu kamu pulang," Lanjut Seara yang kini menatap Rigel yang juga menatapnya."Tapi kehamilan kamu udah besar Sea. Aku takut terjadi sesuatu kalau kita melakuan perjalanan jau
"Kalian berdua harus kembali dengan baik-baik kerumah. Jaga diri kalian berdua ya Sayang," Ujar Kaira yang langsung memeluk anak dan menantunya dengan erat lalu mengecup kening keduanya secara bergantian."Iisshh.. Bunda terlalu berlebihan, aku aja dicuekin gak diperhatiin, lagian kayak mau pergi kemana aja sih Bun," Ucap Bayu yang merasa Bundanya terlalu berlebihan saat melepas Seara pergi untuk berlibur karena memang baru kali ini Kaira berpisah untuk beberapa hari kedepan dengan putrinya."Wajar Lah, Ga. Bunda Kamu dan adik kamu kan baru kali berpisah lama lagi 4 hari kan? Biasanya kalau liburan kan selalu sama-sama nah ini kami gak bisa ikut karena kondisi bunda kamu yang memang tidak memungkinkan," Sahut Arka. Karena memang Kaira sedang tidak enak badan. Jadi yang awalnya ingin ikut tidak jadi, dia takut malah mengacaukan liburan putrinya nanti karena kondisinya yang sedang tidak Fit.Saat sedang berbincang Revano dan Riska pun akhirnya da
"Kak Rei tidur di ranjang aja. Gak ada sofa soalnya cuma ada sofa kecil," Ucap Seara membuat Rigel tersenyum tipis."Tapi ingat jangan macam-macam yah," Peringat Seara."Tapi satu macam boleh kan," Goda Rigel dengan seringai nakalnya."Tidur dikamar sebelah kalau gitu," Ujar Seara kembali ketus karena Ucapan Rigel yang hanya sebuah gurauan semata."Cuma becanda, Yang. Serius amat nanggepinnya," Sahut Rigel. Yang terlihat takut kalau sampai diusir dari kamar itu, melihat ketakutan Rigel membuat Seara memalingkan wajahnya kearah lain untuk tersenyum geli karena melihat Rigel yang sebegitu takutnya kalau sampai Dia menjauhinya.Sedang Rigel kini tengah sibuk memasukan baju Seara dan bajunya kedalam lemari yang berada dikamar itu."Nanti sore jalan-jalan mau gak Kak?" Tanya Seara sambil melihat pemandangan diluar dari jendela kamar yang dia tempati."Mau dong,
Seara dan Rigel tengah duduk di sebuah kursi yang tidak jauh dari villanya, sambil melihat interaksi antara Bayu dan Vanessa yang tengah berdebat lebih tepatnya Bayu yang terus memaki Vanessa. Karena Vanessa terus mengikutinya, kemana pun Bayu pergi."Mereka itu lucu banget deh," Ucap Seara sambil tersenyum memperhatikan Bayu dan adik iparnya yaitu Vanessa."Menurutku Vanessa terlalu kecentilan sama bang Bayu," Sahut Rigel yang merasa tidak suka karena Vanessa terlalu dekat dengan Bayu. Meski Bayu selalu menolak adiknya itu. Dan itu membuat Rigel sebagai Kakak ikut kehilangan harga dirinya, karena sikap yang ditunjukkan Vanessa pada Bayu."Emang kenapa kalau Nessa deket sama Abangku? Kamu gak suka hah!" Bentak Seara yang tiba-tiba meninggikan nada suaranya lalu dia pun bangkit dari duduknya karena kesal pada suaminya itu. Dia pun pergi meninggalkan Rigel."Bukan gitu Sea sayang. Hanya Nessa masih kecil, Yang. Tunggu jangan marah,"
"Ta-Tapi a-aku tidak pernah merebut Kak Rei dari kamu, Tan. Kak Rei sendiri yang ingin bertanggung jawab pada anak yang aku kandung dan aku tidak pernah memaksa dia untuk menikahiku," Jawab Seara yang kini sudah menangis karena tiba-tiba perutnya terasa keram dan rasanya sungguh sangat sakit."Sayang Tahan Nak, kamu anak yang kuat, kita pasti akan baik-baik saja, semoga ada yang datang untuk menolong kita, Nak." Seara berbicara dalam hatinya mencoba menenangkan Bayi dalam kandungannya."Justru itu! karena bayi Sialan yang kau kandung itu. Aku akan melenyapkan bayi itu kalau perlu sekalian dengan dirimu agar tidak akan ada yang mengganggu hubunganku dengan Kak Rigel, “ Ucap Tania sambil mengeluarkan sesuatu dari balik kantung Celananya dengan di iringi tawa yang penuh kepuasaan saat melihat raut wajah Seara yang pucat karena ketakukatan melihat sesuatu yang Tania pegang."Ja-jangan Tan. Aku akan penuhi semua
Tubuh Rigel terdorong kebelakang lumayan jauh darinya dan juga Seara. Tania yang melihat kesempatan itu pun tidak menyia-nyiakannya langsung mengarahkan pistol yang dia pegang dan Rigel menyesal karena tidak menyadari kalau Tania tengah memegang pistolnya. "Seara awas!" Dengan cepat Tania menembakan pistolnya Kearah Seara dan Dorr Satu tembakan pun lolos mengenai orang yang kini berada di hadapan Tania. “Selamat tinggal sayang, semoga kamu selalu bahagia meski tanpa aku.” Saat mendengar suara tembakan Vanessa, Bayu, Revano dan juga Riska berlari memasuki gudang dimana terdengar sebuah tembakan. Karena mereka memang tidak ikut masuk kedalam gudang. Mereka berjaga-jaga di ruang tamu agar jika ada pesuruh Tania yang lainnya datang bisa langsung mereka hadang dan tidak bisa membantu Tania. "Kak Igel!” ter