Share

Pilihan untuk Affan

“Di kamar mayat? Tidur di sana? Ngapain, Pak?” Ia tentu saja tak mau berada di tempat menyeramkan seperti itu.

Wahono tidak menjawab, dan berjalan melewati Tomy begitu saja ke arah kamar mayat. Sedang Tomy sendiri, seperti sebelum –sebelumnya pasrah mengikuti sang bapak. Dia merasa terkadang hidup ini sangat kejam karena tak memberinya pilihan.

“Pak tunggu!”

Dua petugas sudah merapikan tubuh Sarah di tempatnya. Bersebelahan dengan mayat –mayat lain yang lebih dulu ada di sana.

Wahono masuk dengan tekad tanpa rasa takut sedikit pun. Sementara Tomy merapalkan doa –doa, komat kamit kala kakinya mulai menjejak ruangan yang terasa dingin.

berjingkat sesekali karena harus melalui ranjang –ranjang yang berisi tubuh kaku di atasnya. Untungnya tubuh –tubuh itu ditutupi, kalau tidak akan terlihat semakin menyeramkan.

“Sial, yang begini saja menakutkan. Bagaimana tidak ditutupi?” dengkus Tomy dengan nada menggumam.

“Apa yang Anda lakukan?!” tanya petugas ketika Wahono menyusul mereka sampai ke r
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status