“Mas, Mas, bangun Mas.” Sarah menggoyang tubuhku perlahan.Saking lelahnya, suara riak hujan berbenturan dengan genteng, tak mampu membangunkanku dari tidur. Aku mengerjap, melihat ke arah jendela, rupanya hari sudah gelap.“Kamu sudah pulang? Lelap sekali aku tidur, Sarah. Aku sangat lelah, maaf, ya,” ucapku padanya.Namun, saat mata ini sudah membuka sempurna, aku terkejut. Gamis yang Sarah kenakan basah kuyup dan dipenuhi lumpur.“Loh, kamu kenapa seperti ini? Jatuh, ya?” tanyaku khawatir. Apa lagi dia sedang mengandung anakku.Sarah tersenyum miris. “Nggak papa, Mas. Tadi cuma kecipratan orang lewat. Oya, Mas. Cepat ke rumah Bapak. Tadi kayaknya ada yang kecelakaan dan meninggal.” Suaranya bergetar. Dia pasti takut juga terkejut sekaligus. “Kecelakaan? Meninggal? Siapa?”“Sudah. Mas ke sana saja, lihat duluan. Aku mau membersihkan badan ini!” ucap Sarah bergerak ke arah kamar mandi di belakang.Aku masih bingung. Dan merasa aneh sekaligus. Bukannya dia bilang akan beli martabak,
Baca selengkapnya