Tanah Makamku masih Basah, Mas

Tanah Makamku masih Basah, Mas

Oleh:  Wafa Farha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
13 Peringkat
95Bab
19.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sejak hamil dan ngidam, Sarah sering kali bersikap berlebihan. Dia manja dan meminta sesuatu dengan cara memaksa, tanpa melihat bagaimana kondisiku yang letih. Aku yang merasa hal itu tak benar, akhirnya memberi Sarah pelajaran dengan bersikap tegas. Kuminta ia pergi sendiri membeli martabak kesukaannya. Namun, penyesalan tak berujung setelahnya menyiksaku. Dia pergi, dan tak pernah kembali.

Lihat lebih banyak
Tanah Makamku masih Basah, Mas Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Latem Schot
up donkk thorr.... :(
2023-08-09 05:47:24
1
user avatar
Latem Schot
up donkk thorrr... :(
2023-07-28 06:10:28
1
default avatar
dumakristanto87
kak, sumpah istri pertama dong
2023-07-25 09:10:08
0
user avatar
amel
rajin up donkk thorr... :(
2023-07-15 07:13:23
0
user avatar
Nicko Wibowo
semangat thor ... jangan kendur numpang lapak: Bangkit dari Putus Asa trims
2023-07-06 14:46:11
0
user avatar
Latem Schot
akhirnyaaaaa......love u thorrr.... ^_^
2023-06-26 05:57:00
0
user avatar
Luluk Latem
akhirnya d ubah suai dh yg slh....makasih thor... ^_^
2023-06-05 15:05:38
0
default avatar
Yeni Tondang
good story
2023-06-02 12:27:47
0
user avatar
Latem Schot
thor kejadian d makam mna thor...???
2023-06-02 07:33:12
0
user avatar
Luluk Latem
kok d ulang...??
2023-05-31 22:28:34
0
user avatar
Latem Schot
syg lambat update.... :(
2023-05-27 06:57:10
0
user avatar
Latem Schot
jgn 1 bab sj donkk thor....alang2....mcm gantung bahh.... :(
2023-05-14 09:00:15
0
user avatar
Luluk Latem
1 hr 1 bab saja ka thor...??
2023-05-09 19:59:24
0
95 Bab
Terlalu Manja
[ Mas masih lama? ][ Hari iniii aja, jangan ambil lembur, ya! Plisss .... 🥺 ] [ Aku udah ngiler banget pengen makan martabak manis ]"Sarah, Sarah, kapan kamu mandiri, sih? Heuh," gumamku mengeluh, memprotes pesan yang dikirimnya. Aku hanya bisa mengeluh pada diri sendiri. Tak berani membalas pesannya, dan mengekspresikan protes atas permintaannya. "Sudahlah. Tak usah dibalas, biar Sarah mikir sendiri."Memang dia jarang manja begini, tapi mbok yo lihat-lihat. Menjelang bulan ramadhan begini, pekerjaan suaminya akan berlipat ganda dari biasa. Kadang malah, pengiriman over load dan baru selesai setelah lebaran, karena kami tidak sanggup menyelesaikan saking banyaknya.Entahlah, mau marah pada emak-emak penikmat belanja online, tapi dari mereka kami masih tetap mendapatkan pekerjaan dan bisa makan. Aku menghela napas berat, begitu melihat ke layar ponsel yang sedari berdering, dan kuabaikan karena masih berada di atas motor untuk mengantarkan pesanan. Ya, pekerjaanku hanyalah seora
Baca selengkapnya
Kematian di Rumah Mertua
“Mas, Mas, bangun Mas.” Sarah menggoyang tubuhku perlahan.Saking lelahnya, suara riak hujan berbenturan dengan genteng, tak mampu membangunkanku dari tidur. Aku mengerjap, melihat ke arah jendela, rupanya hari sudah gelap.“Kamu sudah pulang? Lelap sekali aku tidur, Sarah. Aku sangat lelah, maaf, ya,” ucapku padanya.Namun, saat mata ini sudah membuka sempurna, aku terkejut. Gamis yang Sarah kenakan basah kuyup dan dipenuhi lumpur.“Loh, kamu kenapa seperti ini? Jatuh, ya?” tanyaku khawatir. Apa lagi dia sedang mengandung anakku.Sarah tersenyum miris. “Nggak papa, Mas. Tadi cuma kecipratan orang lewat. Oya, Mas. Cepat ke rumah Bapak. Tadi kayaknya ada yang kecelakaan dan meninggal.” Suaranya bergetar. Dia pasti takut juga terkejut sekaligus. “Kecelakaan? Meninggal? Siapa?”“Sudah. Mas ke sana saja, lihat duluan. Aku mau membersihkan badan ini!” ucap Sarah bergerak ke arah kamar mandi di belakang.Aku masih bingung. Dan merasa aneh sekaligus. Bukannya dia bilang akan beli martabak,
Baca selengkapnya
Gerakan di Perut Almarhumah
Lalu siapa yang datang ke rumah membangunkanku? Apa dia ingin berpamitan?Memikirkannya, kepalaku kontan celingukan. Barang kali, Sarah kembali muncul seperti saat di rumah dan mengejutkan semua orang yang ada di sini. Kupegangi tengkuk, bulu kuduk jadi merinding membayangkan arwah Sarah berada di sini. Ya Tuhan, kenapa pikiranku jahat begini pada istriku sendiri? Dia seorang wanita yang baik.Apa aku perlu bertanya ke pada ustaz Alif mengenai kemunculan Sarah di rumah tadi? Mana magrib –magrib. Mungkin saja, dia jadi arwah penasaran karena meninggal dalam kecelakaan dan membawa kemarahan ke padaku tadi?“Itu yang terjadi sepengetahuan saya. Ustaz atau Mas Affan bisa melihat CCTV di depan ruko kami untuk memastikan.” Pak Joko menyambung ceritanya, dan itu membuyarkan lamunanku tentang Sarah.“Kalau begitu, Bapak sangat lama beberes toko? Lalu kenapa tak izinkan saja Sarah menitipkan motornya?” protesku pada keputusan Pak Joko. Kalau saja dia menyeberang dengan jalan kaki, mungkin mas
Baca selengkapnya
Jangan Berkeliaran saat Magrib
“Ustaz benar, bayinya masih hidup.” Dokter mengatakan sesuatu yang mengejutkan semua orang di rumah duka.“Subhanallah.”“Maasya Allah.”“Alhamdulillah.”Kalimat puji –pujian itu mengalir membuat isi ruangan kembali gaduh seperti sebelumnya. Mereka kembali berbisik –bisik.“Alhamdulillah. Jarang sekali ada bayi yang dilahirkan dari mayit.” Ustaz Alif mengucap takjup. Wajah tampan pria itu berbinar karena senang. Bukan hanya aku yang menginginkan bayi kami selamat. Namun, semua orang yang ada di sana.Dan aku, sebagai bapak dari bayi itu. Seketika lututku lemas. Satu demi satu kejadian tak masuk akal terjadi hari ini. Semua seperti mimpi buruk dan aku ingin lekas sadar darinya. Namun, sekeras apa pun mencoba ini adalah fakta yang harus kuhadapi.“Benar, selama belasan tahun jadi obgyn, saya belum pernah bertemu kasus seperti ini. Ini semacam keajaiban.” Dokter itu menimpali, sembari bangkit dari posisinya dan mendekat ke pada kami. Ustaz Alif yang berada di sampingku lekas memegangi tu
Baca selengkapnya
Alasan Sarah Menemuiku
Harusnya dia bisa selamat, tapi kalau bapak Sarah ngotot begini, aku bisa apa? Apa tetap kubawa saja meski pria tua itu menentang? Toh, Sarah adalah tanggung jawab suaminya, dan ada anak dalam perutnya yang juga jadi tanggung jawabku sepenuhnya. Aku tak mau menyesal.Ustaz Alif bergerak mendekat dan merangkul Bapak mertua. Pria itu tampaknya memang tak bisa diam saja melihat sesuatu yang tak beres di depannya. “Pak. Setidaknya kita punya harapan. Saya sering membahas kasus seperti dalam fiqih bab mengurus jenazah. Kita justru akan berdosa jika membiarkan bayi tak bersalah dalam perut Mbak Sarah dikubur hidup –hidup, padahal bisa berupaya menyelamatkannya.” Ustaz Alif menjelaskan dengan lemah lembut. Entah, terbuat dari apa pria tersebut hingga memiliki sikap semanis itu?Bapak terdiam. Tampaknya dia mulai goyah dengan ucapan masuk akal ustaz yang berada di sampingnya.Suasana dalam ruangan itu kembali tegang karena ulah Bapak mertua yang keras kepala. Pantas saja kalau Sarah punya wa
Baca selengkapnya
Aku Melihat Mbak Sarah, Mas
“Syukurlah, masih ada detak jantung bayinya. Hanya saja semakin lemah. Kita tidak punya waktu! Cepat!”Begitu jenazah sudah memasuki ambulans, aku meminta ke pada Tomy agar menemani dokter, dan menceritakan segala sesuatu yang diketahui mengenai Sarah jika dokter itu bertanya.“Tom, masuklah. Aku akan mempersiapkan keperluan bayi,” pintaku.“Ya?” Tomy malah menatapku seperti orang bingung.“Cepat masuk!” ulangku.Tak langsung melakukan perintahku, dia malah celingukan. Melihat ke arah mayat Sarah, lalu ke arahku. Dia terus memegangi tengkuknya seolah ada sesuatu di sana.Pemuda itu kemudian mendekatkan kepala dan berbisik. “Mas, aku ... takut,”“Apa?” Mataku membeliak. Tak percaya sekaligus kesal. Bagaimana bisa dia takut pada kakaknya sendiri. Mereka telah hidup bersama bertahun –tahun, bahkan lebih lama dari kebersamaanku dengan Sarah.“Mas, kita tak punya waktu. Cari perlengkapan bayi di rumah sakit saja. Sudah ada toko yang menyediakan di sebelah apotik!” Asisten dokter mengatakan
Baca selengkapnya
Sarah Dibunuh
Yang benar saja, Tomy kan bukan anak –anak, kenapa ke toilet saja minta diantarkan?! Sikap pemuda itu lebih menjengkelkan dari yang kubayangkan sebelumnya begitu dia mendengar ceritaku tentang Sarah.“Aku melihat Mbak Sarah, Mas.” Suara Tomy kali ini terdengar bergetar.Ia jauh lebih terlihat takut dibanding tadi. Mungkinkah karena sebelumnya ia hanya mendengar cerita dariku, tapi kini, dia benar –benar melihatnya sendiri. Apa iya? Aku pikir, dia akan sangat penasaran dan justru mencari tahu keberadaan Sarah, karena usia segitu sedang panas –panasnya rasa penasaran. Atau ... dari tadi dia bersikap begini karena mengejekku saja?“Tom, kamu serius? Kamu gak berniat menggodaku karena aku mengatakan tentang Sarah yang ke rumah tadi kan?”“Mas, aku serius. Aku melihatnya di trotoar meninggalkan ambulans tadi. Mbak Sarah yang menghentikan ambulansnya, Mas!” Suara itu masih juga terdengar gemetar.Tunggu. Apa artinya, Sarah –lah yang menyelamatkan kami dari maut. Kalau saja sopir ambulans ti
Baca selengkapnya
Wajah Dokter
Tapi ... untuk apa Pak Joko menyembunyikan sesuatu? Kami sudah kenal lama. Apa lagi selama ini hubungan beliau dekat dengan Bapak mertua. Bahkan aku dengar, dulu beliaulah yang banyak membantu keuangan Bapak mertua saat pernikahanku dengan Sarah, ya walau bantuan itu berupa hutang.Bayangkan saja, jaman sekarang mana ada orang mau memberikan hutang cuma –cuma tanpa bunga? Kalau saja tidak ada Pak Joko, pasti hutang Bapak sudah beranak pinak sekarang di bank sekarang.“Ah, tidak! Mikir apa aku ini?” Kugelengkan kepala kala bisikan jahat itu muncul. Kami diajarkan untuk balas budi, bukan malah membalas air susu yang diberikan orang lain dengan air tuba.Nanti sajalah, kucari tahu lagi. Pak Joko mungkin sibuk. Apa lagi dia belum menemui keluarganya sejak pulang dari toko, meski tidak bekerja sebagai bawahan orang lain dengan pekerjaan rutin di kantor, tapi tokonya selama ini lumayan ramai dikunjungi pelanggan. Wajar jika dia lelah dan ingin istirahat lebih dulu.“Besok saja kalau ketemu
Baca selengkapnya
Kondisi Bayi yang Dikeluarkan dari Tubuh Orang Meninggal
"Sa ... rah." Suaraku tercekat. Menatap tubuh bersih di depan sana. Tak ada darah yang berada di mana -mana seperti sebelumnya. Bahkan pakaian yang tadi ia kenakan entah ke mana. Rupanya, mereka telah membersihkan luka-luka Sarah dan bahkan menjahitnya meski tubuhnya sudah mati. Aku tak mengerti seperti SOP seperti apa yang mereka terapkan? Mendengar suaraku, orang -orang di ruangan itu terkejut dan lekas menutup penuh tubuh istriku yang kaku. Mungkin mereka terkejut, karena seharusnya aku tidak berada di sana. Kepala ini seketika menoleh ketika suara kencang bayi terdengar. Mataku melebar. Dengan tubuh bergetar langkah terayun ke tubuh mungil yang sedang ditangani dua perawat. Dia masih hidup. Sosok kecil itu bergerak dan menangis. Sesosok kecil yang Sarah perjuangkan bahkan ketika raganya telah mati. Tak terasa, mata ini basah karenanya. Dia tampak cantik. Seperti Sarah. Namun, apa bayi itu perempuan?Rasa penasaran yang teramat sangat, menuntun langkahku terus bergerak meski pu
Baca selengkapnya
Ranjang yang Mengangkut Tubuh Sarah
“Ustaz tidak perlu khawatir. Berapa pun biayanya akan saya usahakan dengan tangan saya sendiri,” sambung Affan. Dia pikir, Ustaz Alif yang hening di ujung telepon, pasti berpikir jika menolak tawaran sopir itu, akan menyulitkanku dalam hal biaya.Mungkin, Affan memang miskin. Namun, ini soal keadilan dan harga diri. Lelaki bertubuh jangkung dengan kulit kecoklatan itu tak mau, Sarah terus berada di sekitarnya karena tak tenang, sebab orang yang menabrak tidak punya itikad baik bertemu dan menjelaskan. Dia tahu, kecelakaan itu telah melenyapkan nyawa, tapi dengan mudahnya hanya memberi uang dan menitip pesan. Tak seberharga itu kah nyawa korbannya?“Ya, baiklah, Mas. Kalau itu memang keputusan Mas Affan.” Pria itu terdengar pasrah. “Saya akan mengembalikan uangnya agar Pak Joko bisa bicara ke pada sopirnya.”Mau bagaimana lagi, Alif bukanlah siapa –siapa yang bisa memaksa apa lagi menekan Affan agar mengikuti kemauan sopir itu saja dan Pak Joko. Agar masalah tidak berlarut –larut dan m
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status