Share

Bab 17. JIWA YANG TERJEBAK

"Hap hap hap!"

Seorang gadis tampak mempelajari ilmu kanuragan tingkat dasar. Seorang wanita cantik memperhatikannya. Sesekali dia membetulkan posisi gadis tersebut agar kuda-kudanya selalu kokoh.

"Kakak, bolehkah aku beristirahat?" tanya gadis itu.

"Panggil aku Dewi Rimbu, Semboja. Kita seumuran, tidak pantas aku kamu panggil kakak." Dewi Rimbu berkata sambil berjalan ke arah batu besar.

"Iya, Kak … eh Dewi." Semboja lantas tertawa kecil. Gadis cantik itu duduk menjelepok di batu yang lebih kecil.

Tempat terang yang tempo hari sekarang tak membuat dirinya penasaran lagi. Tempat itu adalah sebuah tempat datar dengan atap goa yang terbuka. Tempat itu sejuk karena angin berhembus dari atap goa.

"Kamu betah di sini?" tanya Dewi Rimbu. Gadis cantik itu kini tidak memakai cadar. Semboja sangat mengagumi kecantikan tersebut. Auranya bersinar membuat orang betah memandangnya.

"Aku harus betah. Bagaimana aku melawan Juragan Pranata jika tidak punya ilmu kanuragan, Dewi." Semboja menjawab sam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status