Di dekat sungai gunung agung. Tampak harimau besar melihat ke satu arah dengan tatapan yang sangat tajam. tatapan itu seolah olah bisa mencabik- cabik tubuh sosok yang di tatapnya.
Mengembangkan dadanya, harimau itu mengaum sekali lagi sebelum berlari ke arah orang-orang yang tampak berantakan itu.
“AUMMM!!!”
Lompatan panjang pun diambil, menerjang ke arah sekelompok orang itu.
Sekelompok orang yang melihat kejadian itu hanya bisa diam membatu. Jelas kejadian itu menjadi akhir bagi kehidupan mereka. Monster yang ukuran tubuhnya hampir sama dengan gajah itu, bahkan bisa melompat dengan mudah layaknya tupai.
“Crat cret crat.” Suara sayatan terdengar sebelum cairan berwarna merah mulai muncrat ke mana-mana.
Tanah di sekitar kini berwarna merah kehitaman, beberapa kepala berserakan di tanah bersamaan dengan sejumlah tubuh yang sudah kaku terbaring lemas tak bernyawa.
Sekelompok orang itu telah menjadi mayat hanya dalam waktu yang singkat.
“Cihhh orang orang ini membuat ku semakin muak!” teriak Surya.
Surya sangat marah karena dia bisa mengenali orang orang itu. mereka akan selalu datang ke hutan ini hanya untuk merugikan warga desa, selain itu Surya sendiri mempunyai dendam tersendiri kepada bandit setelah keluarganya dibantai dengan kejam.
“Aummmm!”
Raungan terdengar sekali lagi sebelum sosok harimau besar itu melompat ke dalam sungai.
“Mendecuar.” Sejumlah besar percikan air melompat setelah kucing besar itu tenggelam ke dalam air.
Dengan itu surya pun berenang dengan santai untuk mengembalikan moodnya yang telah rusak.
Sementara Surya sedang menikmati waktunya sendiri, ada sepasang mata yang melihat ke arahnya dengan ngeri. Kakinya telah lama menjadi jeli sehingga tidak kuat lagi untuk berdiri. Jejak kecemasan pun terukir jelas di seluruh raut wajahnya.
Sosok yang sedang melihat ke arah Surya itu adalah si gendut, anggota dari kelompok yang telah dibantai oleh Surya dengan mudah.
“Sial monster bajingan itu!” caci sosok gendut itu dengan suara bergetar.
Sosok gendut itu sangat frustasi saat ini. dia hanya berniat untuk buang air sebentar, namun siapa sangka waktu yang singkat itu menjadi tragedi yang buruk baginya dan kelompoknya.
Setelah beberapa saat dia mematung karena takut, akhirnya sosok gendut itu pun mengendap-endap pergi dari daerah itu sebelum lari dengan panik ke satu arah.
Sosok gendut itu berlari dengan tidak karuan, seluruh anggota tubuhnya berguncang dengan kacau. Nafasnya tidak lagi stabil membuatnya sedikit sesak. Wajahnya yang tambun itu pun kini menjadi merah. Jejak horror masih tergambar jelas di wajahnya. Gambaran demi gambaran dari setiap proses pembantaian kelompoknya itu terukir jelas di benaknya.
***
“Bos bos!” teriak seseorang dari kejauhan.
“Hey lihat siapa itu?” tanya seseorang di gerbang.
“Aku tidak pasti, mungkin dia salah satu dari kita?”
Kedua orang yang menjaga gerbang dari markas bandit itu pun saling bertatapan menunjukan kebingungan.
50 meter.
30 meter.
20 meter.
Dan akhirnya sosok yang hanya tampak siluet itu pun bisa diidentifikasi dengan jelas oleh para bandit penjaga.
“Uhhhh, bukankah itu si gendut yang disuruh mengambil emas bersama beberapa orang”
“Benar, aku ingat tadi dia sarapan satu kambing sebelum berjalan ke gunung,” Mengingat kejadian tadi pagi sembari mengangguk.
“Cih bocah rakus itu, lalu mengapa dia sekarang berlarian sendirian. Kemana yang lain?” tanya bandit itu dengan bingung.
“Ahh, tunggu saja lah dia akan memberitahu sendiri”
Setelah beberapa saat, akhirnya si gendut itu pun sampai di hadapan mereka.
“Ehh gendut kenapa kau pul—”
“ ...”
Kedua orang itu hanya bisa termenung Ketika diabaikan oleh bandit gendut. Melihat satu sama lain, kedua bandit itu sama sama menggelengkan kepalanya keheranan.
“Bos bos gawat bos.”
Bandit itu meneriaki kata-kata iut sepanjang jalan menuju ruangan dari pemimpin kelompok itu.
Karena perilakunya yang aneh itu, orang orang di markas hanya bisa terheran dengan apa yang mereka lihat. Sampai pada akhirnya sosok pemimpin dari kelompok itu keluar dengan enggan.
Mencongkel telinganya dengan jari kelingkin sosok pria bertubuh besar itu pun mengeluh.
“Cihhhh sial! Ada apa? Mengapa kau harus begitu berisik di siang hari begini?”
“Ahh, anu bos ...”
Si gendut pun berhenti dari larinya Ketika berada tepat di hadapan kepala kelompok itu.
Melihat ke arah bos itu, pria gendut dapat melihat sosok yang sangat kacau. Tubuhnya sangat besar melebihi tubuh si gendut sendiri. Sosok itu juga sangat mengintimidasi dengan tinggi 3 meter. Belum lagi sejumlah otot di balut dengan lemak dan daging yang padat membuat sosok itu terkesan sangat kuat.
Kepala kelompok bandit itu hanya bisa digambarkan layaknya beruang raksasa yang agung!
Menarik nafas dalam dalam, sosok gendut itu hanya bisa berbicara dengan tenang berharap tidak membuat pemimpin kelompok itu marah.
“Begini bos, sebenarnya orang orang yang bersama saya yang ditugaskan untuk mengambil emas telah mati.”
“ ...”
Perkataan itu seketika membuat suasana tempat itu menjadi sunyi mencekam.
“Maksudmu?!” tanya sang pemimpin dengan menekan intonasinya. Senyum palsu pun terlihat samar samar dari wajah sosok mengerikan itu.
“Iya bos, mereka telah mati di tangan harimau penjaga gunung itu.”
“Arghhhhhh bajingan!” Dengan teriakan itu setiap orang di sekitar menjadi terhempas ke belakang.
Energi kuat tiba-tiba muncul berpusat di satu tempat.
Itu adalah energi yang dikeluarkan pemimpin kelompok!
“PRALAYA!”
Teriakan marah di gumamkan oleh kepala kelompok itu sebelum suara mendesing berbunyi.
“SINGGG!”
Suara besi itu membuat orang-orang di sekitar menjadi tuli seketika. Telinga mereka menjadi tidak nyaman dan memerah sebelum akhirnya mengeluarkan sejumlah tetesan darah.
Kelompok itu hanya bisa bergegas menutup telinga mereka yang malang dengan panik.
Tanpa sedikitpun peringatan.
“Shsss”
Tiba-tiba sebuah pedang terbang menuju ke arah pemimpin dengan cepat menimbulkan suara angin yang ricuh. Ketika pedang itu sampai ke tangan pemiliknya, suara hantaman benda tumpul yang keras pun akhirnya terdengar dengan jelas.
“SUAHHHH”
“TUBHhhh!”
Batu dan pasir disekitar berterbangan ke mana-mana, menyisakan kabut tebal berwarna kuning yang menghalangi penglihatan. Jarak pandang pun memendek sebelum akhirnya orang orang bisa Kembali melihat dengan jelas.
Ketika itulah sekelompok orang dapat melihat sosok yang menyeramkan dengan pedang di tangan kirinya.
Sosok raksasa besar itu sangat menakjubkan. matanya yang merah, Urat di tubuhnya yang menonjol tegang, pedang besarnya yang memiliki panjang tidak kurang dari 1,5meter membuat orang yang melihatnya jadi ngeri ketakutan.
“Si bengis penjagal kidal!”
Kata-kata itulah yang tanpa sadar di ucapkan oleh sekelompok bandit ketika melihatnya.
Si bengis penjagal kidal adalah julukan dari pemimpin kelompok bandit itu, dia adalah sosok yang cukup terkenal di dunia persilatan. menggunakan tangan kirinya untuk mengontrol Pralaya pedang kehancuran, dia akan selalu membuat musuhnya menjadi tak berbentuk setelah mengalahkannya.
Sosok penjagal kidal itu pun melompat cepat tanpa peringatan menuju ke satu arah. Tempat sosok itu berdiri di saat sebelumnya kini hancur berantakan karena dahsyatnya momentum dari pergerakannya
“Tampaknya akan terjadi sesuatu hal yang buruk.”
Kata seorang anak buah Ketika melihat dimana sosok penjagal kidal itu pergi.
Sementara itu sosok penjagal kidal itu berlari dengan kencang ke arah gunung. Setiap tempat yang dia pijak akan hancur karena tekanan dahsyat dari tubuhnya.
“Arghhh penjaga gunung sialan! sudah lama aku bersabar. Namun ini sudah keterlaluan!” Matanya merahnya melotot dengan marah.
Sosok itu berlari sembari menghitung kerugiannya karena telah banyak kehilangan anak buah.
hai semuanya, apa kabar? gimana bab kali ini? semoga menghibur ya!! || Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.
Di sebuah sungai di bawah gunung agung, dapat dilihat sosok harimau besar sedang berenang menikmati keindahan alam. Dia tampak berenang secara alami menggunakan keempat kaki besarnya. Bulu bulunya yang mengkilap kini menjadi basah dan tampak cukup berat. “Huuuu, ini sangat segar, jika bukan karena kemunculan bandit bandit itu, aku akan malas berenang. Bulu bulu ku akan sulit kering dan berat badan ku menjadi bertambah,” keluhnya dengan kesal. Makhluk besar itu pun berenang kesana dan kemari beberapa kali, sampai pada akhirnya dia mengingat kembali kenangan yang pernah dia lakukan bersama si kakek tua. *** “Uhhhhh ini sangat dingin,” kata Surya kecil mengigil sembari memeluk ringan tubuhnya sendiri. “Jangan terlalu manja, mandi pagi dengan air dingin itu sehat,” jawab seorang kakek di hadapan surya. Mendengar perkataan dari kakek ubanan itu, surya hanya bisa diam sembari mengutuk dalam hati. “Sial, kini pelatihan macam apalagi yang harus aku lalui?” berkata dengan jijik. Namun s
Di sebuah sungai area hutan gunung agung, dapat dilihat sebuah pusaran yang cukup besar. Deburan air layaknya ombak terus mengelilingi poros dari pusaran itu. sosok harimau besar yang tampak gagah dengan tenang duduk di tengah-tengah poros tidak melakukan suatu. Sementara itu, tampak ada sosok mengerikan dengan tubuh yang besar sedang mengudara sebelum menghantamkan pedangnya ke pusat dari pusaran sungai itu. “BUMMMM!” Sebuah suara dahsyat pun tiba-tiba terdengar sebagai hasil dari hantaman pedang besar milik si bengis penjagal kidal. Sejumlah air mulai tumpah ke mana-mana, area di sekeliling sungai itu menjadi berantakan. Fenomena itu sangat dahsyat sampai membuat air sungai yang tadinya penuh kini menjadi sedikit surut. Penjagal kidal yang membelah menggunakan pedangnya itu sama sekali tidak mengenai apa pun. Namun jejak dari hantaman itu sangat dahsyat, sehingga timbul sebuah cekungan yang cukup dalam. Sementara itu, Surya sendiri selamat dari kejadian. Dia dengan tanpa sadar
Di sebuah tempat yang berantakan. Tampak seorang bertubuh besar sedang berdiri tegak sembari tertawa kegirangan. Sosok itu benar benar mengerikan, tawanya yang keras seperti menertawakan kesengsaraan orang yang berada di neraka. Sementara itu, tampak seekor harimau besar tergeletak lemas tidak jauh dari sosok penjagal kidal itu. Jelas harimau itu adalah Surya yang sudah dipukul dengan bodoh oleh si bengis penjagal kidal. Julukan itu bukan sebuah omong kosong! Dengan ringan sosok penjagal kidal itu berjalan ke arah Surya, dia sesekali berhenti hanya untuk tertawa. Setelah sampai di hadapan sosok harimau itu, penjagal kidal pun melihat tubuh Surya dengan seksama. Dia melihat luka luka sayatan di tubuh Surya dengan bangga. Ada semacam euforia tersendiri baginya setelah melihat kucing pengganggu ini terbaring lemah karenanya. Meskipun dia sedikit kesal karena luka-luka di tubuhnya, dia hanya bisa bersyukur. Dengan memegang lehernya yang terluka, sosok penjagal kidal itu bergumam. “A
Di suatu tempat yang benar-benar kacau. Tampak seorang bertubuh besar melayang di udara memegang gagang pedang dengan kedua tangannya. Sosok itu tampak sangat mengerikan dengan tubuh berwarna merah darah. Dengan menarik pedangnya ke belakang, sosok menyeramkan itu mulai membelah ke satu arah. “HeyyiAaaaa!” teriakan panjang terdengar Ketika sosok itu menebas. Surya yang sama sekali tidak siap hanya bisa membungkus dirinya dengan aura berwarna oranye. Dengan menaruh kedua tangannya kedepan, Surya berharap dia bisa menangkis serangan itu. Hanya dalam waktu singkat, tebasan dari penjagal kidal itu sudah menghantam tubuh Surya. Serangan ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Jelas ini 3 kali lebih kuat dari serangan sebelumnya. Surya mungkin akan benar benar tamat sekarang. “Siallll, ini sangat berat seperti aku sedang ditekan oleh sebuah gunung!” Tangan Surya dengan bergetar menahan serangan itu, bahkan kaki belakangnya harus menderita karena menopang tekanan yang cukup kuat, samp
Di markas para bandit. “Hey, apakah kalian tidak penasaran?” Seorang berikat kepala bertanya kepada kelompok bandit yang sedang bermain kartu. “Penasaran tentang apa?” jawab sosok di sebelah kiri. “Iya, apa yang kau penasaran kan ni?” tanya orang di kana menambahkan. “Aduh, emang ya kalian in tolol. Bukan kah pemimpin kita sedang mengamuk?” Menggelengkan kepalanya heran. “Ohhhh tentang itu. tenang aja, bos kita itu mengerikan.” Matanya melotot mencoba mengekspresikan kengerian. "Benar, julukannya saja si bengis penjagal kidal. Pasti dia akan membuat bencana di gunung.” Anggukan percaya diri terlihat dari sosok sebelah kiri. “Baiklah baiklah” membanting kartunya sembari berkata. “Aku menang!” teriak kegirangan. “Kau curang!” “Benar, kau sengaja mengalihkan perhatian kami.” raut kesal tergambarkan dari wajah kelompok itu. “Hahahaha” sosok yang membanting kartu tertawa meskipun masih ada jejak khawatir di matanya. *** Di area sungai yang tidak lagi berbentuk. Surya terapung d
Pagi yang cerah di markas bandit. Tampak sekelompok orang sedang melihat ke satu arah. wajah mereka disinari pantulan cahaya merah menyala ketika tanpa sengaja mereka terkena sedikit asap . mereka sedang melihat markas bandit yang sedang di lahap si jago merah yang dengan semangat berkobar di udara. Sosok Surya yang kini berubah menjadi harimau hanya bisa melihat itu dengan puas. Membawa pralaya di mulutnya Surya pun melangkah ringan meninggalkan tempat itu. Surya juga tidak lupa membawa beberapa emas di punggungnya. Mata berkaca kaca, serta senyum lebar di wajah para tahanan menjadi bukti betapa senangnya mereka. Orang-orang itu sudah menyerah untuk mencari kebebasan. Namun siapa sangka, hari yang baik ini akan menghampiri mereka tanpa pemberitahuan. Lautan api itu menjadi awal cerita tentang penjaga gunung! *** Di desa orang orang kini tengah heboh. “Benarkah rumor itu bahwa penjaga gunung telah menghabisi si bengis penjagal kidal?” “Benar, kalau tidak percaya coba caliak(l
Suatu sudut di sungai gunung agung, tampak sosok manusia harimau sedang mengangkat batu besar ke tepi sungai. Dengan desahan nafas puas, sosok itu pun berkata. “Ahhh, akhirnya selesai juga.” Melekatkan batu dengan gembira. Kini sungai yang pada awalnya tampak kacau sudah mulai terlihat seperti bentuk aslinya, meskipun ada beberapa hal yang terlihat tidak maksimal, seperti pohon yang masih kecil, maupun air yang masih keruh. Tapi tetap saja, seiring berjalannya waktu semua itu akan benar-benar Kembali seperti semula. Kegiatan perbaikan itu telah dilakukan Surya selama lebih dari sebulan. Selain dia bisa merasa tenang setelah memperbaiki semuanya. Kini dia juga sudah bisa mengontrol energi rimaunya dengan cukup baik. Pada awalnya dia hanya bisa mempertahankan perubahan manusia harimau selama 5 menit saja, namun kini dia bisa bertahan selama 20 menit. Setiap kali Surya berubah menjadi harimau biasa, dia akan duduk bersila untuk membuat energi di tubuhnya stabil Kembali. namun setiap
Di sebuah area gua yang biasanya lembab dan gelap, kini gua itu tiba-tiba dipenuhi cahaya terang yang tampak hangat. Seorang remaja laki-laki yang tampak kacau tiba-tiba terungkap Ketika cahaya menyilaukan itu padam. Sosok remaja kacau layaknya pengemis itu duduk dengan canggung. Rambutnya berwarna hitam ikal yang panjangnya tidak lebih dari sebahu, matanya berwarna coklat terang. Tubuhnya berotot tapi tidak berlebihan, lalu ada bekas sayatan pedang yang panjang di dada dan punggung. Sosok itupun tiba-tiba berdiri, melihat tangan kanan dan tangan kirinya. Sosok itu tampak tidak percaya. Dengan melihat kaki dan seluruh bagian tubuhnya, sosok itu pun mulai berteriak kegirangan. “Hahahaha, akhirnya tubuh manusia normal ku Kemba—” Tidak sampai sosok berantakan itu menyelesaikan perkataan. Tiba tiba cahaya putih sekali lagi memenuhi gua itu. Sosok pemuda kacau itu hilang di telan oleh silaunya cahaya putih. Ketika cahaya itu akhirnya mereda, bukan sosok pemuda itu lagi yang terlihat