Home / Pendekar / Taring Putih Dari Barat / 06. Si Gendut Yang Ketakutan

Share

06. Si Gendut Yang Ketakutan

Author: Ampas tahu
last update Last Updated: 2022-04-08 14:48:41

Di dekat sungai gunung agung. Tampak harimau besar melihat ke satu arah dengan tatapan yang sangat tajam. tatapan itu seolah olah bisa mencabik- cabik tubuh sosok yang di tatapnya. 

Mengembangkan dadanya, harimau itu mengaum sekali lagi sebelum berlari ke arah orang-orang yang tampak berantakan itu.

“AUMMM!!!”

Lompatan panjang pun diambil, menerjang ke arah sekelompok orang itu.

Sekelompok orang yang melihat kejadian itu hanya bisa diam membatu. Jelas kejadian itu menjadi akhir bagi kehidupan mereka. Monster yang ukuran tubuhnya hampir sama dengan gajah itu, bahkan bisa melompat dengan mudah layaknya tupai. 

“Crat cret crat.” Suara sayatan terdengar sebelum cairan berwarna merah mulai muncrat ke mana-mana.

Tanah di sekitar kini berwarna merah kehitaman, beberapa kepala berserakan di tanah bersamaan dengan sejumlah tubuh yang sudah kaku terbaring lemas tak bernyawa.

Sekelompok orang itu telah menjadi mayat hanya dalam waktu yang singkat.

“Cihhh orang orang ini membuat ku semakin muak!” teriak Surya.

Surya sangat marah karena dia bisa mengenali orang orang itu. mereka akan selalu datang ke hutan ini hanya untuk merugikan warga desa, selain itu Surya sendiri mempunyai dendam tersendiri kepada bandit setelah keluarganya dibantai dengan kejam.

“Aummmm!” 

Raungan terdengar sekali lagi sebelum sosok harimau besar itu melompat ke dalam sungai. 

“Mendecuar.” Sejumlah besar percikan air melompat setelah kucing besar itu tenggelam ke dalam air.

Dengan itu surya pun berenang dengan santai untuk mengembalikan moodnya yang telah rusak.

Sementara Surya sedang menikmati waktunya sendiri, ada sepasang mata yang melihat ke arahnya dengan ngeri. Kakinya telah lama menjadi jeli sehingga tidak kuat lagi untuk berdiri. Jejak kecemasan pun terukir jelas di seluruh raut wajahnya.

Sosok yang sedang melihat ke arah Surya itu adalah si gendut, anggota dari kelompok yang telah dibantai oleh Surya dengan mudah.

“Sial monster bajingan itu!” caci sosok gendut itu dengan suara bergetar.

Sosok gendut itu sangat frustasi saat ini. dia hanya berniat untuk buang air sebentar, namun siapa sangka waktu yang singkat itu menjadi tragedi yang buruk baginya dan kelompoknya.

Setelah beberapa saat dia mematung karena takut, akhirnya sosok gendut itu pun mengendap-endap pergi dari daerah itu sebelum lari dengan panik ke satu arah.

Sosok gendut itu berlari dengan tidak karuan, seluruh anggota tubuhnya berguncang dengan kacau. Nafasnya tidak lagi stabil membuatnya sedikit sesak. Wajahnya yang tambun itu pun kini menjadi merah. Jejak horror masih tergambar jelas di wajahnya. Gambaran demi gambaran dari setiap proses pembantaian kelompoknya itu terukir jelas di benaknya.

***

“Bos bos!” teriak seseorang dari kejauhan.

“Hey lihat siapa itu?” tanya seseorang di gerbang.

“Aku tidak pasti, mungkin dia salah satu dari kita?”

Kedua orang yang menjaga gerbang dari markas bandit itu pun saling bertatapan menunjukan kebingungan.

50 meter.

30 meter.

20 meter.

Dan akhirnya sosok yang hanya tampak siluet itu pun bisa diidentifikasi dengan jelas oleh para bandit penjaga.

“Uhhhh, bukankah itu si gendut yang disuruh mengambil emas bersama beberapa orang”

“Benar, aku ingat tadi dia sarapan satu kambing sebelum berjalan ke gunung,” Mengingat kejadian tadi pagi sembari mengangguk.

“Cih bocah rakus itu, lalu mengapa dia sekarang berlarian sendirian. Kemana yang lain?” tanya bandit itu dengan bingung.

“Ahh, tunggu saja lah dia akan memberitahu sendiri”

Setelah beberapa saat, akhirnya si gendut itu pun sampai di hadapan mereka.

“Ehh gendut kenapa kau pul—” 

“ ...”

Kedua orang itu hanya bisa termenung Ketika diabaikan oleh bandit gendut. Melihat satu sama lain, kedua bandit itu sama sama menggelengkan kepalanya keheranan. 

“Bos bos gawat bos.”

Bandit itu meneriaki kata-kata iut sepanjang jalan menuju ruangan dari pemimpin kelompok itu.

Karena perilakunya yang aneh itu, orang orang di markas hanya bisa terheran dengan apa yang mereka lihat. Sampai pada akhirnya sosok pemimpin dari kelompok itu keluar dengan enggan.

Mencongkel telinganya dengan jari kelingkin sosok pria bertubuh besar itu pun mengeluh.

“Cihhhh sial! Ada apa? Mengapa kau harus begitu berisik di siang hari begini?”

“Ahh, anu bos ...”

Si gendut pun berhenti dari larinya Ketika berada tepat di hadapan kepala kelompok itu.

Melihat ke arah bos itu, pria gendut dapat melihat sosok yang sangat kacau. Tubuhnya sangat besar melebihi tubuh si gendut sendiri. Sosok itu juga sangat mengintimidasi dengan tinggi 3 meter. Belum lagi sejumlah otot di balut dengan lemak dan daging yang padat membuat sosok itu terkesan sangat kuat.

Kepala kelompok bandit itu hanya bisa digambarkan layaknya beruang raksasa yang agung!

Menarik nafas dalam dalam, sosok gendut itu hanya bisa berbicara dengan tenang berharap tidak membuat pemimpin kelompok itu marah.

“Begini bos, sebenarnya orang orang yang bersama saya yang ditugaskan untuk mengambil emas telah mati.”

“ ...”

Perkataan itu seketika membuat suasana tempat itu menjadi sunyi mencekam.

“Maksudmu?!” tanya sang pemimpin dengan menekan intonasinya. Senyum palsu pun terlihat samar samar dari wajah sosok mengerikan itu.

“Iya bos, mereka telah mati di tangan harimau penjaga gunung itu.”

“Arghhhhhh bajingan!” Dengan teriakan itu setiap orang di sekitar menjadi terhempas ke belakang.

Energi kuat tiba-tiba muncul berpusat di satu tempat. 

Itu adalah energi yang dikeluarkan pemimpin kelompok!

“PRALAYA!” 

Teriakan marah di gumamkan oleh kepala kelompok itu sebelum suara mendesing berbunyi.

“SINGGG!” 

Suara besi itu membuat orang-orang di sekitar menjadi tuli seketika. Telinga mereka menjadi tidak nyaman dan memerah sebelum akhirnya mengeluarkan sejumlah tetesan darah. 

Kelompok itu hanya bisa bergegas menutup telinga mereka yang malang dengan panik.

Tanpa sedikitpun peringatan.

“Shsss”

Tiba-tiba sebuah pedang terbang menuju ke arah pemimpin dengan cepat menimbulkan suara angin yang ricuh. Ketika pedang itu sampai ke tangan pemiliknya, suara hantaman benda tumpul yang keras pun akhirnya terdengar dengan jelas.

“SUAHHHH” 

“TUBHhhh!”

Batu dan pasir disekitar berterbangan ke mana-mana, menyisakan kabut tebal berwarna kuning yang menghalangi penglihatan. Jarak pandang pun memendek sebelum akhirnya orang orang bisa Kembali melihat dengan jelas. 

Ketika itulah sekelompok orang dapat melihat sosok yang menyeramkan dengan pedang di tangan kirinya.

Sosok raksasa besar itu sangat menakjubkan. matanya yang merah, Urat di tubuhnya yang menonjol tegang, pedang besarnya yang memiliki panjang tidak kurang dari 1,5meter membuat orang yang melihatnya jadi ngeri ketakutan.

“Si bengis penjagal kidal!”

Kata-kata itulah yang tanpa sadar di ucapkan oleh sekelompok bandit ketika melihatnya. 

Si bengis penjagal kidal adalah julukan dari pemimpin kelompok bandit itu, dia adalah sosok yang cukup terkenal di dunia persilatan.  menggunakan tangan kirinya untuk mengontrol Pralaya pedang kehancuran, dia akan selalu membuat musuhnya menjadi tak berbentuk setelah mengalahkannya.

Sosok penjagal kidal itu pun melompat cepat tanpa peringatan menuju ke satu arah. Tempat sosok itu berdiri di saat sebelumnya kini hancur berantakan karena dahsyatnya momentum dari pergerakannya

“Tampaknya akan terjadi sesuatu hal yang buruk.”

Kata seorang anak buah Ketika melihat dimana sosok penjagal kidal itu pergi.

Sementara itu sosok penjagal kidal itu berlari dengan kencang ke arah gunung. Setiap tempat yang dia pijak akan hancur karena tekanan dahsyat dari tubuhnya.

“Arghhh penjaga gunung sialan! sudah lama aku bersabar. Namun ini sudah keterlaluan!” Matanya merahnya melotot dengan marah. 

Sosok itu berlari sembari menghitung kerugiannya karena telah banyak kehilangan anak buah.

Ampas tahu

hai semuanya, apa kabar? gimana bab kali ini? semoga menghibur ya!! || Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fahmi
Dimana dia berada
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Taring Putih Dari Barat   380. Kesakitan

    “Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski

  • Taring Putih Dari Barat   379. Tato Misterius

    Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal

  • Taring Putih Dari Barat   378. Pembunuhan

    “Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua

  • Taring Putih Dari Barat   377. Ketakutan  

    “Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak

  • Taring Putih Dari Barat    376. Konfrontasi Langsung 

    Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t

  • Taring Putih Dari Barat   375. Serang!

    “Swosh!”Suara deru angin mulai terdengar saat seorang pemuda melesat dengan kencang menuju ke satu arah.Setelah beberapa saat melesat, sebuah suara benda jatuh mulai terdengar di telinga sekelompok orang di sekitar.“Pluk.”Suara itu tidak begitu besar dan juga sangat terendam, namun meskipun begitu, suara jatuhan itu bisa didengar dengan jelas oleh setiap orang.Kelompok yang sudah lama terpaku melihat ke arah belakang mereka hanya bisa menajamkan mata seolah tak percaya.Sosok yang membawa Abar di tempat ini telah benar-benar kehilangan kepala, di sebelah Abar hanya menyisakan seorang sosok tanpa kepala.“Pluk!”Seolah batu kecil yang bisa membuat seluruh gunung es menjadi longsor, suara kecil jatuhan yang baru saja terdengar itu membuat hati setiap orang yang ada di area sekitar menjadi runtuh.Suara terjatuh itu jelas berasal dari tubuh tanpa kepala sebelumnya.Abar yang juga tersadar akan hal ini hanya bisa melihat ke arah mayat tanpa kepala yang ada di dekatnya dengan tatapn t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status