Beranda / Romansa / Tawanan Cinta Sang Penguasa / Bab 115. Tak ada lagi keraguan

Share

Bab 115. Tak ada lagi keraguan

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 14:00:37

“Apa?!” Hiriety terkejut, menoleh dengan ekspresi nyaris panik. Tapi Marco sudah bergerak ringan, menarik tangannya dengan lembut menuju kamar mandi.

“Aku tidak akan melihat apa-apa yang tidak ingin kau perlihatkan,” ujarnya tenang sambil membuka lemari kecil dan menyiapkan air hangat di baskom. Ia begitu terbiasa bersikap dingin dan dominan pada banyak hal, tapi ketika menyangkut Hiriety… sikapnya seolah bisa berubah total.

Hiriety hanya menatapnya, tak lagi berkata. Ada sesuatu di matanya—antara geli, canggung, dan... nyaman.

Marco melepaskan kancing celana Hiriety lalu menurunkannya. Dia merendam celana panjang yang terkena noda dalam air, menggosoknya perlahan seolah sedang membersihkan sesuatu yang sangat berharga.

“Kau tak jijik?” Tanya Hiriety meskipun dia sudah tahu jawabannya. Dia membuka lemari penyimpanan dan mengambil tampon

Marco melirik ke arahnya begitu Hiriety membuka lemari dan menga

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 115. Tak ada lagi keraguan

    “Apa?!” Hiriety terkejut, menoleh dengan ekspresi nyaris panik. Tapi Marco sudah bergerak ringan, menarik tangannya dengan lembut menuju kamar mandi.“Aku tidak akan melihat apa-apa yang tidak ingin kau perlihatkan,” ujarnya tenang sambil membuka lemari kecil dan menyiapkan air hangat di baskom. Ia begitu terbiasa bersikap dingin dan dominan pada banyak hal, tapi ketika menyangkut Hiriety… sikapnya seolah bisa berubah total.Hiriety hanya menatapnya, tak lagi berkata. Ada sesuatu di matanya—antara geli, canggung, dan... nyaman.Marco melepaskan kancing celana Hiriety lalu menurunkannya. Dia merendam celana panjang yang terkena noda dalam air, menggosoknya perlahan seolah sedang membersihkan sesuatu yang sangat berharga.“Kau tak jijik?” Tanya Hiriety meskipun dia sudah tahu jawabannya. Dia membuka lemari penyimpanan dan mengambil tamponMarco melirik ke arahnya begitu Hiriety membuka lemari dan menga

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 114. Bloody sweet

    Marco duduk di meja makan, piring di depannya berisi hidangan yang dimasak oleh Hiriety. Aroma masakan itu menguar hangat, memenuhi ruangan kecil mereka dengan rasa nyaman yang jarang ia rasakan. Dengan gerakan perlahan, Marco mengambil suapan demi suapan, menikmati setiap rasa yang tertuang dari tangan Hiriety.Dia belum makan apapun sejak kemarin.Entah kenapa, sejak tunangannya itu meninggalkan apartemen siang tadi, hatinya terasa kosong. Tenggorokannya menolak makanan, pikirannya penuh dengan kemungkinan—ke mana Hiriety pergi, apa yang ia bicarakan dengan Erasmus, dan kenapa bayangan masa lalu terasa lebih dekat daripada biasanya.Sendok di tangannya berhenti bergerak. Ia mendongak menatap Hiriety yang baru saja duduk di seberangnya, tangan wanita itu menggenggam gelas air yang ia serahkan pada Marco“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Marco, suaranya pelan tapi mengandung tekanan.Hiriety menatapnya beberapa detik, lalu menari

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 113. She take the control

    Hiriety memarkir mobilnya di basement apartemen. Dengan tangan yang menenteng tas belanjaannya dia memasuki lift. Detik-detik terakhir dalam lift terasa lebih lambat dari biasanya, seolah setiap lantai adalah ujian kesabaran.Begitu pintu lift terbuka dan ia melangkah ke koridor. Tangannya menekan password pintu dan membukanya. Baru dua langkah masuk, Marco Valley langsung menariknya ke dalam pelukan erat—seolah menolak kenyataan bahwa ia telah ditinggal selama setengah hari.Lengan Marco melingkar kuat di pinggang Hiriety, sementara wajahnya langsung tenggelam di leher tunangannya itu, menghirup aroma tubuhnya seperti sedang mencari ketenangan dari racun yang telah lama menggerogoti jiwanya.“Terakhir kali aku merasakan detak jantungku sesakit ini… kau masih di Santorini” gumam Marco pelan, suaranya rendah dan parau. Ia menciumi kulit Hiriety seperti seseorang yang baru saja memenangkan kembali hidupnya.Hiriety tak langsung bica

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 112. His proper

    Marco duduk di balkon apartemen Hiriety, tangan kanan menggenggam sebatang rokok yang mulai membara, sementara tangan kiri menopang dagunya dengan erat. Angin malam Milan berhembus lembut, mengibarkan rambutnya yang acak-acakan, menambah kesan liar pada sosoknya yang tampak tenang namun penuh gejolak.Haus. Rasa itu menyelinap perlahan tapi membakar seluruh sarafnya. Haus akan kehadiran Hiriety, sentuhan lembutnya, dan cara dia mampu menguasai seluruh pikirannya tanpa harus berkata sepatah kata pun. Obsesinya bukan hanya tentang cinta—ini sudah menjadi kebutuhan yang mendalam, sebuah kebutuhan yang membuatnya gelisah saat mereka terpisah.Setiap helaan napasnya terasa berat, seolah-olah dirinya sendiri sedang menunggu Hiriety datang dan mengisi kekosongan di dadanya. Tangannya yang menggenggam rokok itu bergetar sedikit, bukan karena panasnya sinar matahari tak mengganggunya. Tetapi karena dirinya yang takkan bisa menahan diri saat jauh dari Hiriety.&ldqu

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 111. She is the Queen of Manipulation

    Hiriety mengayunkan mobilnya keluar dari basement apartemen tempat mereka tinggal. Jalanan Milan yang ramai menyambutnya dengan cahaya terik matahari di siang hari. Hiriety menekan pedal gas lebih dalam, mencoba mengusir segala kegelisahan yang menumpuk di dadanya.Sambil melajukan mobilnya dengan tenang, ia mengeluarkan ponsel dan langsung menekan tombol panggil. Setelah beberapa detik dering, suara Erasmus yang tenang namun khas langsung terdengar di ujung sana.“Halo” sapaan Erasmus selalu membawa ketenangan, tapi kali ini Hiriety membutuhkan lebih dari sekadar ketenangan.“Kau di mana?” suara Hiriety terdengar sedikit tegas“Rumah. Aku menunggu telponmu sejak pagi” jawab Erasmus. “Kau tahu, sebaiknya kau ke sini saja. Kita bisa bicara dengan tenang, tanpa gangguan.”Hiriety mengerutkan alis. “Aku tidak nyaman berdua di ruang tertutup, Erasmus. Jika Marco tahu dia akan mengamuk”

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 110. Obsesif Marco

    Hiriety melangkah keluar dari kamar mandi, membanting pintu tanpa kekuatan penuh, tapi cukup untuk memberi pesan yang jelas: ia sedang kesal, dan Marco sebaiknya tidak main-main lagi.Dengan bathrobe masih melilit tubuh, ia berjalan ke lemari, mengambil pakaian, lalu berganti tanpa sepatah kata pun. Biasanya, Marco akan muncul dari belakang, memeluknya, lalu membisikkan kalimat gombal atau permintaan maaf. Tapi kali ini ia tidak muncul.Dan anehnya, Hiriety merasa… kecewa.“Bodoh” gumamnya pada diri sendiri. Ia tidak seharusnya mengharapkan Marco bertingkah manis setelah membuatnya jengkel. Tapi entah kenapa, justru itulah yang ia inginkan.Hiriety sedang mengenakan kemeja hitam tipis ketika pintu kamar mandi terbuka pelan. Ia tak langsung menoleh, sudah bisa menebak siapa yang muncul di sana dengan gaya khas—seenaknya dan percaya diri luar biasa.Marco muncul sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil, tanpa repot meng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status