Beranda / Romansa / Tawanan Cinta Sang Penguasa / Bab 119. Menuntut tanggung jawab!

Share

Bab 119. Menuntut tanggung jawab!

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 14:00:24

Pesawat mendarat mulus di Bandara Internasional Washington Dulles, deru mesin perlahan mereda, dan tanda sabuk pengaman pun padam. Para penumpang kelas bisnis mulai berdiri satu per satu, mengambil jas dan koper kabin mereka dari loker atas.

Marco berdiri lebih dulu, membantu Hiriety mengenakan coat hitam tipisnya sebelum mengambil koper kecil mereka. Tatapan Hiriety singkat tertuju ke arah lorong belakang—ke tempat Laurent duduk—namun ia tak berkata apa pun, dan memilih melangkah anggun keluar bersama Marco.

Mobil hitam dengan plat diplomatik pribadi mengantar mereka melewati jalanan elite Washington yang basah oleh gerimis pagi. Pohon-pohon maple berguguran di sisi jalan, mengiringi mobil yang akhirnya berhenti di depan gerbang tinggi Mansion Walton, rumah keluarga Hiriety yang berdiri megah dengan gaya kolonial yang dingin dan aristokratik.

Pintu dibukakan oleh pelayan, dan Marco menggenggam tangan Hiriety saat mereka melangkah masuk. Di ruang ten

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 121. Dangerous Woman

    Ponsel Hiriety berdering—bukan pesan, tapi panggilan masuk. Nomor tak dikenal, tidak tertera nama, hanya deretan angka internasional. Ia sempat ragu. Tapi instingnya—insting yang sudah diasah bertahun-tahun untuk mengenali kapan sesuatu akan berbalik menjadi badai—berdesir.Ia mengangkat. Namun tak menyapa. Karena dia ingin sang penelpon yang duluan berbicara.Sejenak, hanya ada keheningan di seberang sana. Lalu, suara berat dan dingin terdengar, begitu khas, seolah tak butuh basa-basi.“Kau kembali menjebak cucuku ke dalam dramamu, Nona Walton? Kau bilang akan menemuiku jika tiba di Washington tapi hingga sekarang kau tak muncul juga, takut?”Suara itu membuat senyum Hiriety muncul begitu saja. Ia mengenal suara itu, bahkan jika baru didengar satu dua kali. Gregory Valley. Kakek Marco. Pria yang dikenal lebih keras dari baja dan lebih tajam dari belati.Sudah tiga hari sejak dia tiba di Washington namun dia tak juga m

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 120. Dipermainkan

    Hiriety menggigit bibir bawahnya, masih berusaha mempertahankan wibawa di hadapan kedua orang tuanya. Tapi rona merah di wajahnya tetap tak bisa disembunyikan.Marco sudah pergi sekitar 20 menit yang lalu tapi Hiriety tertahan diruang tamu Mansion Walton ini dengan ketegangan yang tak sirna“Menjebak... peliharaan dan budak?” Gumam Caid pelan, nyaris retoris, seperti sedang mencernanya perlahanHiriety hanya duduk diam di sofa, lututnya disilangkan, namun jemarinya tak berhenti memainkan cincin di jari manisnya—sebuah pertanda gelisah yang jelas. Sementara Lova hanya menghela napas panjang dan meletakkan cangkir tehnya, memutuskan untuk tidak ikut campur kali ini. Dia tahu, ini bukan lagi pertarungan antara ayah dan anak, tapi antara dua pribadi yang terlalu mirip untuk saling tunduk.Caid menoleh perlahan ke arah putrinya, sorot matanya tak lagi setajam tadi, tapi berubah menjadi sesuatu yang lebih gelap—curiga.“Dia

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 119. Menuntut tanggung jawab!

    Pesawat mendarat mulus di Bandara Internasional Washington Dulles, deru mesin perlahan mereda, dan tanda sabuk pengaman pun padam. Para penumpang kelas bisnis mulai berdiri satu per satu, mengambil jas dan koper kabin mereka dari loker atas.Marco berdiri lebih dulu, membantu Hiriety mengenakan coat hitam tipisnya sebelum mengambil koper kecil mereka. Tatapan Hiriety singkat tertuju ke arah lorong belakang—ke tempat Laurent duduk—namun ia tak berkata apa pun, dan memilih melangkah anggun keluar bersama Marco.Mobil hitam dengan plat diplomatik pribadi mengantar mereka melewati jalanan elite Washington yang basah oleh gerimis pagi. Pohon-pohon maple berguguran di sisi jalan, mengiringi mobil yang akhirnya berhenti di depan gerbang tinggi Mansion Walton, rumah keluarga Hiriety yang berdiri megah dengan gaya kolonial yang dingin dan aristokratik.Pintu dibukakan oleh pelayan, dan Marco menggenggam tangan Hiriety saat mereka melangkah masuk. Di ruang ten

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 118. Trik trap

    Pesawat kelas bisnis dipenuhi oleh para eksekutif dan penumpang elit. Hiriety dan Marco menempati kursi bersebelahan di baris depan. Namun sebelum mereka duduk, Hiriety menoleh, pandangannya bertemu dengan seseorang—seorang pria berusia 25 tahunan, mengenakan jas abu-abu gelap, dengan tatapan datar dan senyum menyebalkan.Laurent AuvrayHiriety tersenyum tipis, seolah menyambut sebuah permainan yang telah lama ia nantikan. Laurent, yang duduk beberapa baris di belakang mereka, membuang pandangannya begitu mata Marco ikut menatapnya—tajam dan penuh ancaman"Apa yang kau rencanakan untuknya?" tanya Marco datar, matanya belum sepenuhnya lepas dari bayangan Laurent di belakang mereka.Hiriety mengangkat bahu acuh lalu duduk di kursinya, menyelonjorkan kakinya santai. “Dia melukai harga diriku saat di gala terakhir kali,” jawabnya tenang, namun ada bara kecil yang mengintip di balik suaranya.Marco menyandarkan tubuh ke kur

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 117. Little slut

    Seminggu berlalu dengan cepat dan selama seminggu itu, Marco menghadapi perubahan mood Hiriety yang sangat tak terduga. Kadang Hiriety tampak manja dan penuh kasih sayang, mendekapnya dengan hangat dan berbicara lembut seolah dunia hanya milik mereka berdua. Namun di lain waktu, Hiriety bisa berubah menjadi mudah tersinggung, galak, dan tertutup, membuat Marco merasa tersiksa sekaligus bingung.Setiap kali mood buruk itu datang, Marco berusaha tetap sabar dan pengertian. Ia tahu itu bukan kesalahan Hiriety, melainkan efek dari rasa sakit dan ketidakseimbangan hormon yang sedang dialaminya. Meski begitu, hati Marco terkadang ikut terbakar oleh frustasi karena keinginannya untuk bercinta dengan Hiriety melonjak saat Hiriety menggodanya dengan ekspresi sayu dan pasrah.Hiriety terkekeh mengingat bagaimana lelaki di sebelahnya ini sangat kecintaan pada dirinya. Tangan Hiriety dengan santainya mengusap bibir tipis Marco, lalu naik ke hidung dan kedua mata Marco.Sian

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 116. Mood swing

    Marco tak bisa menyamarkan senyum lebarnya. Senyum yang begitu lebar, sampai pipinya terasa pegal. Ia menatap wanita di hadapannya—Hiriety Berdine Walton.Ia akan menikah dengan Hiriety.Pernikahan.Sebuah kata yang selama ini hanya sekadar konsep jauh di benaknya, kini berubah menjadi kenyataan yang begitu manis.Dia memang sudah melamar Hiriety sejak seminggu lalu tapi baru kali ini Hiriety mengizinkan pernikahan mereka diselenggarakan“Aku merasa seperti bermimpi” gumam Marco sambil menggenggam jemari Hiriety yang kecil dan dingin. “Kita akan benar-benar menikah.”“Hmm” sahut Hiriety pelan, tanpa semangat, tubuhnya setengah rebah di sofa. Ia memeluk bantal seperti berusaha menyelamatkan diri dari dunia.Marco tertawa pelan dan mencium punggung tangannya. “Boleh aku—”“Jangan sentuh aku,” potong Hiriety cepat. Matanya menyipit, dan Marco langsung terdiam,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status