Share

Bab 100

Bab 100

Amina yang mendengar suara tangis Ayang datang menghampiri. Dia terpaku melihat putrinya dalam pelukan Eril.

“Maafkan anak saya, Tante.” Amina langsung membawa Ayang ke dalam pelukannya. Gadis cilik itu langsung menyembunyikan wajahnya dalam dada ibunya.

“Iya, kamu mestinya sadar itu, jangan malah mengambil kesempatan dengan mengajarinya memanggil Papa pada Eril.” Iswati berkata dengan ketus.

“Sudah Ma. Tolong Mama jangan sakiti hati Ayang. Dia tidak salah. Aku yang memintanya memanggilku Papa.” Eril tetap membela Ayang.

Amina tidak ingin mendengar perdebatan lebih dalam antara Eril dan mamanya. “Maaf saya masuk dulu,” Wanita itu berbalik dan masuk ke dalam apartemennya. Hatinya benar – benar patah melihat mamanya Eril memarahi anaknya.

“Ayang jangan menangis, Gak apa - apa gak punya Papa. Ayang masih punya Ibu,” tutur Amina sambil mengusap air mata di wajah anaknya.

Ayang masih menangis sesenggukan. Bik Susi yang melihat majikannya menangis, turut meneteskan air mata. Dia kes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status