Share

Bab 146

Bab 146

Eril melirik dan hatinya tergerak melihat foto seorang wanita sedang memeluk anak perempuan di sebuah taman. Keduanya tersenyum manis. Ingatan- ingatan Eril melesat memenuhi otaknya.

Lelaki itu menelungkupkan kepalanya pada kedua kaki. Ia lalu menangis tergugu teringat senyum yang membuat hatinya meronta – ronta rindu.

Amina mengusap pundak Eril. Ia tak pernah melihat pria itu menangis sebelumnya. “Are you okay, Ril?”

Eril mendongak, matanya masih basah oleh air mata. “Iya, aku baik – baik saja.”

“Apakah kamu ingat sesuatu?” tanya Adrien lagi dengan penuh perhatian.

Pria itu tidak menjawab, sebagai gantinya ia menarik napas berat. “Aku sangat mencintai wanita itu. Aku mau menikahinya, sayangnya…” Eril terdiam.

“Apakah karena ada pria lain?” tanya Adrien hati – hati.

“Tidak ada. Dia setia.” Eril menunduk dan mengambil ranting pohon yang terjatuh di sampingnya. Ia lalu memainkan ranting itu dengan memutarnya.

“Kalau kalian sama – sama saling mencintai dan setia, kenapa kalian ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status