Share

Bab 147

Bab 147

Adrien berbalik dan melangkah perlahan ke mejanya, kemudian meneruskan pekerjaannya.

Sikap diam Adrien membuat Eril tidak nyaman. Lelaki itu pergi ke kamarnya yang berjarak 8 meter dari living room, dan sengaja membuka pintu lebar – lebar, membiarkan udara pantai bebas masuk.

Lelaki itu diam tanpa melakukan apa - apa, ia hanya merebahkan badannya di atas dipan kayu seraya berpikir.

Sampai malam, Eril berbaring di sana, dengan mata nanar menatap dinding bambu. Berulang kali ia terlihat mendesah, terasa berat sekali beban yang ia pikirkan.

KRIEK

Lamat – lamat telinga Eril mendengar suara langkah kaki masuk. Pria itu waspada. Kamarnya gelap dari tadi, dan ia tidak tahu jam berapa sekarang.

“Ril?” Apa kamu di situ?” tanya suara perempuan yang sangat dikenal Eril.

“Iya,” jawab Eril pendek.

“Apa lampunya mati? Aku tak bisa melihat apapun,” keluh Adrien.

Eril menyalakan saklar lampu yang berada di sebelahnya. Kamarnya sudah terang sekarang. Dia bisa melihat Adrien sedang membawa rant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status