Share

Bab 8 - Maid

"Aku akan melepaskannya seperti yang kau ingin kan, tapi kau bisa keluar sebentar, kan? Aku akan menggantinya segera," tuturnya dengan panik. Tubuhnya bahkan sampai gemetar. Sama gemetarnya dengan suara yang keluar dari mulutnya. Perlahan Cruz melunak. Pria itu melepaskan cengkraman tangannya dari Carla lalu bergerak mundur, memberikan ruang untuknya bergerak. 

"Akan aku panggilkan maid untuk membantumu," katanya. Cruz beranjak dari tempatnya, menarik pintu itu lantas melangkah pergi meninggalkan Carla yang masih berusaha menenangkan diri di dalam kamarnya. Carla termangu, dia kini di buat bingung dengan kalimat yang dituturkan Cruz barusan. "Apa maksud dari perkataannya? Maid?"

Carla mengedikan bahu, berusaha menghiarukan kalimatnya. Sekarang yang terpenting baginya adalah pria itu telah meninggalkannya, dan sekarang dia merasa aman. Dengan segera setelah Cruz pergi, Carla menutup pintu dan berjalan menghampiri sofa yang sama yang tadi mereka duduki. Dia duduk terhenyak, berusaha mengatur napasnya yang masih tersengal akibat lari-larian. "Dia memang tampan, tapi sikapnya benar-benar aneh. Selain itu, ekspresinya ketika marah benar-benar menakutkan..."

Setelah merasa cukup tenang, Carla bangkit dari kursinya dan menatap penampilannya lewat pantulan cermin. Dari cermin, Carla melihat gaunnya semakin kacau karena kejadian tadi. Bukan lagi karena dia berlari dan gaunnya kotor, tapi sampai gaunnya robek dan penampilannya kacau balau. "Kalau dia bilang ini adalah kamar pemilik tubuh ini, seharusnya di sini ada baju ganti, mungkin aku bisa mengenakan itu," gumamnya.

Carla baru saja hendak menghampiri lemari untuk mengecek gaun untuk dia kenakan. Namun langkahnya mendadak berhenti ketika telinganya mendengar suara seseorang yang mengetuk pintu. Tidak lama setelah itu, beberapa orang wanita yang mengenakan gaun bergaya maid classical masuk ke dalam kamarnya, Carla tercengang saat melihat banyaknya orang yang datang. Tiba di dalam, mereka membungkuk dan segera mengahampirinya dengan raut wajah cemas. Beberapa maid menanyakan bagaimana keadaannya, karena dari yang mereka dengar dari Susan, Carla menghilang di pasar. Saat itu, Carla hanya bisa membalas seadanya. Dia tidak ingin ambil pusing siapa mereka atau apa hubungan mereka. Yang terpenting baginya sekarang hanyalah membalas pertanyaan mereka yang sejak tadi terus bertanya sudah seperti seorang reporter. 

"Kami datang atas perintah dari tuan, beliau meminta kami membantu tuan putri untuk berganti pakaian," ucap salah satu maid begitu Carla akhirnya menanyakan alasan merea datang. Dia terkejut dengan jawaban yang baru saja dilontarkannya. Dalam hati, Carla berkata, Ini tidak salah? Mereka datang hanya karena mendengar lelaki tadi ingin aku ganti baju? Sungguh?

"Kami akan siapkan tuan putri air untuk mandi, dan kami juga akan membantu anda berdandan."

"A-aku rasa, itu tidak perlu..." ujar Carla dengan terbata. Baru saja ia menolak, para maid itu langsung bergerak seolah tak mendengarkan ucapannya. Mereka langsung menyiapkan kamar mandi dan air hangat untuknya, setelah itu menyiapkan segala perlengkapannya untuk mandi dan berpakaian. Carla di bantu oleh banyak maid, mereka membawanya ke kamar mandi dan membantunya melepaskan pakaian. Mendapati perlakukan itu, Carla langsung panik. Ia sungguh merasa tidak nyaman dengan semua perlakuan itu, terlebih dari tempatnya berasal dia memang terbiasa menjalani kehidupan dengan sangat mandiri.

Carla berulang kali menolak dan meminta para maid yang ada untuk pergi meninggalkannya seorang diri di kamar mandi. Namun sama sekali ucapannya tak dipedulikan mereka. "Aku mohon, tolong keluar! Aku akan mandi sendiri. Kalian tidak perlu membantuku, Sungguh."

"Tapi, jika anda mandi sendiri, tuan akan marah pada kami."

"Jangan mempersulitku! Tolonglah keluar, cepat!" Carla mendorong para maid itu keluar dari dalam kamar mandinya lalu menutup pintu kamar mandi itu rapat-rapat. Mereka sempat protes, tapi sama sepertib yang telah para maid itu perbuat padanya, Carla tak mau mendengarkan protes mereka. Setelah berhasil mendorong mereka pergi, Carla kemudian bersandar pada pintu yang baru saja dia kunci. Ini membuatku gila. Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa hidupku bisa jadi seperti ini?

Setelah di rasa aman, ia lalu beranjak menghampiri bathtub yang telah disiapkan maid tadi. Ia melangkah masuk ke dalam, dan lantas merendam tubuhnya di dalam sana. Carla bersandar dengan nyaman. Untuk sekarang, Carla merasa sedikit lebih baik. Carla menengadahkan kepalanya. Menatap langit-langit kamar mandi tempatnya berada sekarang ini. Akhirnya aku bisa memiliki waktu sendiri seperti ini... 

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status