Carla menghela napas panjang. Ia membuka lemari pakaian yang ada di dalam kamarnya. Begitu pintu itu terbuka dan dirinya melangkah masuk, Carla bisa melihat ruangan yang di buat khusus untuk pakaiannya. Di dalam sana yang bisa Carla lihat hanyalah gaun, gaun, dan gaun. Tidak ada pakaian lain selain gaun yang super panjang hingga menutupi kakinya. Layaknya gaun yang semula dia kenakan. Selain itu, dia juga melihat sepatu, pakaian dalam dan aksesoris tambahan lainnya. Di etalase khusus yang terbuat dari kaca, Carla melihat ada begitu banyak perhiasan cantik yang belum pernah dilihatnya. Etalase itu terletak di tengah-tengah ruangan. Setelah melihat semua ini, Carla semakin merasa jelas bahwa dirinya memang tinggal di rumah ini bersama Cruz. Jadi... Ini semua adalah pakaian milik gadis pemilik tubuh ini?
Carla melangkah secara perlahan dengan mata yang kini terus menatap sekeliling dengan begitu takjub, semua gaun yang dilihatnya terlihat mewah. Ini adalah pertama kalinya Carla melihat ada ruangan khusus berisi pakaian yang bisa digunakannya secara bebas, pertama kali juga baginya melihat lemarinya penuh dengan gaun dan barang-barang mewah, biasanya di dalam lemari pakaiannya hanya berisi beberapa pakaian simpel yang bahkan tanpa pernak-pernik seindah ini. Di kehidupan sebelumnya, dia bahkan hanya bisa merasakan pengalaman seperti ini ketika berkunjung ke toko. Itu pun, dia hanya bisa mengenakan pakaian yang memang akan dia beli. Kehidupan di zaman ini memang beda, ya... Mulai dari pakaian hingga perhiasan, semuanya tampak mewah. Aku tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi padaku sebelumnya. Sekarang aku punya ruangan khusus berisi pakaian yang bisa aku gunakan sepuasnya. Bahkan aku bisa mengenakan pakaian apapun sesuka hatiku. Aku juga bisa mengenakan perhiasan apapun, dan tidak perlu cemas lagi mengenai sepatu kalau-kalau sepatuku rusak atau heels nya patah.
Carla menoleh ke arah rak penuh berisi sepatu. Dari lantai hingga mencapai langit-langit ruangan itu, semuanya penuh dengan sepatu. Selain itu isinya memiliki warna dan model yang berbeda-beda. Tapi... Aku tidak boleh senang dulu. Karena sekarang ini aku tersesat, dan sudah seharusnya aku mencari jalan pulang agar aku bisa kembali ke tempatku berasal. Jauh di masa depan. Setidaknya, begitu. Kalau penafsiranku tidak salah.
Carla mengalihkan perhatiannya. Ia menghampiri lemari yang ada dan mulai mencari gaun yang hendak dia kenakan. Sebenarnya setelah mandi, para maid telah menyiapkan gaun untuk dikenakannya. Tapi saat melihat pakaian yang mereka pilihkan sangat berbanding terbalik dengan personalitasnya, Carla meminta mereka untuk memilihkan baju lain untuknya. Para maid telah mengambilkan beberapa pakaian untuk Carla kenakan, tapi tidak ada satupun di antara pakaian yang mereka pilih terlihat cocok baginya. Setelah merasa bosan karena tidak menemukan yang cocok, Carla lalu meminta para maid untuk pergi meninggalkan kamarnya dan dia memutuskan untuk mencari gaunnya sendiri. Kalau aku perhatikan lagi semua gaun ini memang bagus, hanya saja aku rasa ini sungguh bukan diriku. Aku tidak terbiasa mengenakan gaun dengan model yang panjang-panjang seperti ini. Tapi memangnya aku berharap apa? mengingat ini zaman dan wajah yang berbeda, sepertinya aku tidak akan mendapatkan gaya pakaian yang memang sesuai dengan seleraku.
Carla meratapi nasibnya. Sungguh tidak beruntung karena dia harus terlempar ke masa lalu, dan terjebak di tempat sekuno ini. Setelah cukup lama mencari, Carla akhirnya menemukan pakaian yang setidaknya sedikit lebih cocok dengannya. Gaun sederhana berwarna soft yang tidak terlalu banyak dihiasi oleh manik-manik atau semacamnya.
"Setidaknya ini lebih baik dari yang sebelum-sebelumnya," gumam Carla. Wanita itu mengambil gaun dan sepatu yang telah dia pilih. Setelah itu, dia melangkah keluar dari dalam ruangan dan bersiap untuk berpakaian.
Di sisi lain, sementara Carla sibuk berpakaian, beda halnya dengan Cruz yang sejak tadi menunggunya selesai berpakaian. Sudah cukup lama sejak terakhir kali dia meninggalkan Carla di dalam kamarnya dengan para maid, dan Cruz mulai merasa bosan. Masih ada banyak hal yang ingin dia tanyakan pada wanita yang menjadi tunangannya itu, dan Cruz ingin segera menanyakannya. "Lebih baik aku mengeceknya ke sana!"
***
Waktu berlalu. Sejak pertemuannya dengan pria misterius yang memberikannya sebuah ramalan itu, Carla sama sekali tidak pernah bisa berhenti memikirkannya. Terkadang ada momen dimana Carla terus dibuat kepikirkan dengan setiap kalimat yang terlontar dari bibir lelaki itu, terlebih ramalannya mengenai musuh yang selama ini mengintai.Carla terus bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya dimaksud oleh pria itu, dan apakah benar dirinya memiliki musuh. Semua pertanyaan itu bermunculan, dan setiap kali dia merasa kepikiran dengan semua itu, Carla malah jadi semakin bingung, terlebih di tubuhnya saat ini, sama sekali tidak ada ingatan sedikitpun yang berhubungan dengan musuh keluarganya.Hari berganti, dan bulan pun berlalu. Sudah banyak waktu yang Carla lalui, dan semakin lama, kandungannya semakin membesar hingga membuat Carla tidak bisa bergerak dengan bebas. Dia harus ekstra hati-hati dalam melakukan segala kegiatannya karena tidak ingin sampai membuat kandungannya mengalami hal yang tidak
Carla melangkah dengan langkah yang cepat. Berjalan menyusuri jalan kecil di desa. Saat ini dirinya sedang jalan-jalan sembari menghirup udara segar di desa yang tenang, menikmati langit senja yang memerah dan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Langit senja memberikan sentuhan keemasan pada pemandangan sekitarnya. Dia menikmati kesunyian dan ketenangan, terbuai oleh keindahan alam. Di belakangnya, Hélie dan Susan tampak sangat kesulitan untuk menyamai langkahnya karena Carla berjalan terlalu cepat. Bahkan kini Hélie dan Susan tampak tertinggal jauh di belakang.“Memang tidak ada yang lebih baik dibandingkan berjalan-jalan sambil menikmati sore,” gumam Carla dengan suara pelan. Ketika wanita itu berniat untuk berbelok di jalan di hadapannya, Carla secara tidak sengaja menabrak seorang pria tua hingga membuatnya hampir saja jatuh.“Astaga, maafkan aku,” ucap Carla dengan cemas. “Aku sungguh tidak sengaja. Apakah kau baik-baik saja, tuan?”"Tidak apa-apa, nona. Aku baik-baik saja.” Pria
Dua bulan berlalu sejak mereka berdua mendapatkan kabar kehadiran buah hati mereka, dam setelah Carla mulai terbiasa dengan kondisinya, Cruz lantas menggelar pesta seperti apa yang mereka inginkan. Malam pesta pun tiba, acara malam itu dihiasi dengan lentera-lentera gemerlap dan bunga-bunga yang melimpah. Rumah Carla dan Cruz berubah menjadi tempat magis yang penuh kebahagiaan. Tamu-tamu yang datang sudah mulai berkumpul, dan suasana pesta terasa semakin meriah.Carla, mengenakan gaun yang memperlihatkan kebahagiaan dan kesejahteraannya, memandang sekeliling dengan mata penuh sukacita. Cruz berdiri di sisinya, menatapnya dengan bangga. Mereka berdua berencana untuk membuat pesta ini tak terlupakan."Kau terlihat begitu cantik malam ini," ucap Cruz sambil mencium pipi Carla."Terima kasih, Cruz. Aku tidak sabar untuk mengumumkan kabar baik kita pada semuanya," ujar Carla dengan senyuman bahagia.Pintu rumah terbuka, menyambut kedatangan tamu-tamu yang datang dengan penuh antusiasme. Me
Suasana senja menyelimuti rumah Carla dan Cruz dengan kehangatan. Cruz, yang baru saja mengetahui bahwa Carla mengandung anaknya, begitu bersemangat untuk memberikan kejutan yang tak terlupakan. Dengan senyum cerah di wajahnya, Cruz mengajak Carla ke ruang makan yang dihiasi dengan lilin-lilin beraroma wangi dan bunga-bunga segar."Aku ingin membuat malam ini istimewa untuk kita berdua," ucap Cruz sambil menarik kursi untuk Carla begitu mereka tiba di sana."Apa yang ada di pikiranmu?" Cruz senyuman misterius. Mereka duduk di meja yang indah dengan cahaya lilin yang lembut memancar. Cruz memandang Carla dengan penuh cinta, "Sebenarnya, aku sangat senang mengetahui kita akan menjadi orangtua.""Aku juga, Cruz. Ini berita yang luar biasa.""Ketika aku tahu tentang kehamilanmu, aku ingin memberikan yang terbaik untukmu. Jadi, malam ini adalah permulaan dari serangkaian momen romantis yang akan kita alami bersama."Makan malam mereka disajikan dengan hidangan favorit Carla dan Cruz. Setia
Sesampainya di rumah setelah bulan madu yang penuh kebahagiaan, Carla dan Cruz kembali ke rutinitas keseharian mereka. Cruz mulai sibuk dengan pekerjaannya yang memakan banyak waktu dan energi. Namun, di sela-sela kesibukannya, ia selalu menyempatkan diri untuk mencurahkan perhatian kepada Carla.Sementara itu, Carla dengan sabar senantiasa menanti kepulangannya di rumah. Setelah menikah, dia kini jadi memiliki tujuan lain dengan menanti kepulangan Cruz setiap saat.Malam tiba, suasana rumah mereka berdua diisi dengan cahaya lilin lembut. Carla duduk di sofa, membaca buku sambil menunggu kepulangan Cruz. Setelah sepanjang hari berkejaran dengan tugas dan pertemuan, Cruz akhirnya tiba di rumah dengan senyuman lelah namun penuh cinta."Kau merindukan aku?" tanya Cruz begitu tiba di rumah. Pria itu berjalan menghampiri Carla dengan senyuman di wajahnya. Tiba di dekatnya, Cruz memeluk Carla seraya mencium keningnya. Carla mengangguk dengan wajahnya yang langsung berseri-seri begitu meliha
Pulau kecil yang belum tersentuh oleh keramaian, sebuah surga tersembunyi di tengah lautan, menjadi destinasi liburan romantis bagi Carla dan Cruz. Cruz dengan senyuman misteriusnya memandu Carla keluar dari dermaga, mengungkapkan pemandangan keindahan pulau tersebut.Pulau yang mereka kunjungi terletak di semenanjung barat kerajaan yang memang sudah sering menjadi tujuan wisata untuk para bangsawan dari berbagai kerajaan. Tempatnya yang nyaman di tambah dengan pemandangan yang indah selalu bisa membuat setiap mata terpikat melihatnya."Selamat datang di pulau impian kita," ucap Cruz dengan mata yang berbinar melihat kekaguman di wajah Carla. Wanita itu tampak begitu takjub begitu menyaksikan pemandangan pulau yang tampak begitu indah. Dia bahkan baru sampai, dan Carla sudah bisa melihat keindahan pulau itu.Begitu turun dari kapal, Carla dan Cruz lantas berjalan sebentar. Mereka berdua melewati jalan setapak yang dikelilingi oleh bunga-bunga warna-warni, sampai akhirnya mereka tiba d