ホーム / Romansa / Tergoda Hasrat Ayah Mantanku / Bab 48: Mencari Cara Memisahkan Mereka

共有

Bab 48: Mencari Cara Memisahkan Mereka

last update 最終更新日: 2025-10-12 11:51:40

Suara dentuman musik mengguncang setiap sudut club mewah itu. Lampu berwarna-warni berganti dengan cepat, menari bersama asap tipis dari mesin kabut.

Malam itu, seperti biasa, Jeremy menjadi tuan rumah di kerajaan kecilnya—club malam yang selalu dipenuhi orang berduit yang mencari pelarian dari rutinitas.

Namun kedatangan Adrian dan Alex malam itu bukanlah untuk bersenang-senang. Keduanya masuk dengan aura berbeda, dingin, tegas, seakan membawa badai ke tengah pesta.

Jeremy, pria berusia tiga puluh tahun dengan wajah tampan berambut kecokelatan yang disisir rapi, langsung berdiri dari sofa VIP ketika melihat mereka datang. Senyum sinis tersungging di bibirnya, lalu ia merentangkan tangan.

“Astaga, Adrian! Alex! Tumben sekali kalian datang tanpa pemberitahuan. Apa dunia sedang runtuh sampai kalian berdua menghampiriku malam ini?”

Adrian hanya menatap tajam, tidak ada basa-basi apalagi menjawab pertanyaan tak penting dari sepupunya itu.

Ia lalu duduk dan melempar pandangan menusuk ke
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (5)
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
komenku suka2 menghilang dah
goodnovel comment avatar
wieanton
satu2nya yg lbh bagus lempar Claudia ke kandang macan yg lapar kyknya bagus deh itu buat perempuan ular kyk dia.
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Astaga claudia, wanita seperti apa kamu hanya tunduk dengan kekuasaan dan uang tanpa cinta
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 78: Ready for Tonight, hm?

    “Hah? Uh … aku … aku tidak pandai menggoda, Adrian. Jangan harap aku akan melakukan itu padamu!” ucap Klara terbata-bata sambil berusaha menyembunyikan kegugupan yang jelas terpancar dari wajahnya.Jemarinya meremas ujung rok tipis yang dikenakannya, dan matanya menatap ke arah lain, mencoba menghindari tatapan pria di depannya yang begitu tajam sekaligus menenangkan.Udara malam di dalam vila terasa hangat dan lembap, diselimuti aroma samar lavender dari lilin aromaterapi yang dinyalakan Adrian.Suasana begitu tenang, hanya terdengar bunyi detik jam di dinding dan desir angin dari luar jendela yang sedikit terbuka.Namun bagi Klara, ketenangan itu justru memunculkan rasa gugup yang berlipat-lipat.Dia tahu karena dia bisa merasakannya bahwa malam ini akan ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang mungkin mengubah hubungan mereka selamanya.Namun ketika Adrian mengatakannya secara terang-terangan, seolah menyingkap niat yang sedari tadi hanya mereka rasakan tanpa diucapkan, Klara justru

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 77: Kau tidak Ingin Menggodaku?

    Suara desir angin di tepi danau malam itu terdengar lembut, menabrak dedaunan yang bergoyang perlahan.Langit berubah gelap dengan taburan bintang yang mulai tampak satu per satu.Di balkon vila yang diterangi lampu gantung kuning hangat, Adrian dan Klara duduk berhadapan, di meja makan berlapis linen putih dan piring-piring porselen yang tersusun rapi.Aroma makanan yang baru saja dihidangkan masih menguar di udara—campuran antara saus keju dan wangi daging panggang yang menggoda.Keduanya menikmati makan malam dalam suasana yang tenang, hanya ditemani suara jangkrik dan percikan air danau yang sesekali terdengar dari kejauhan.Klara menyendok makanannya perlahan sambil memandang ke arah Adrian yang tampak begitu santai malam itu.Kemeja pria itu sudah dibuka dua kancing atasnya, memperlihatkan sedikit kulit dada bidangnya yang begitu indah untuk dipandang lama-lama.“Tempat ini tenang sekali,” ujar Klara sambil men

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 76: Bukan Orang Baru

    Suasana malam yang tadinya tenang di balkon villa itu kini berubah tegang dalam sekejap.Klara masih berdiri di tempat dengan tubuh membeku, mencoba memahami ucapan terakhir Adrian yang terdengar begitu berat.Namun sebelum sempat dia bicara, Adrian bangkit dari duduknya dengan langkah cepat, wajahnya menegang, dan suara telepon masih terdengar samar dari genggamannya.“Siapa?” tanyanya tajam ke arah ponsel, suaranya mengandung nada dingin yang membuat udara seolah ikut menegang. “Apa orang yang selama ini kita curigai?”Di seberang sana, suara Alex terdengar berat. “Ya, sepertinya begitu. James. Pengusaha yang dulu pernah konflik denganmu itu.”Nama itu langsung membuat rahang Adrian mengeras. Ia melangkah ke tepi balkon, menatap langit gelap, lalu mengembuskan napas kasar. “James? Astaga ... kenapa dia lagi?”Alex menjawab dengan nada yang terdengar ragu, “Aku juga heran, Adrian. Bukankah kasusmu dengan dia sudah selesai lima tahun lalu? Waktu itu, dia bahkan menandatangani perjanji

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 75: I Need You

    “Tommy, atur meeting dengan Alex tanpa aku. Dua hari ke depan aku off dari semua jadwal,” ucapnya tegas.Klara yang tengah merapikan koper kecilnya menoleh perlahan dengan kening berkerut. Dua hari? Itu bukan waktu yang singkat.Biasanya Adrian tidak bisa jauh dari kantor lebih dari beberapa jam, bahkan saat demam pun dia masih sempat memeriksa laporan.“Aneh,” gumamnya dengan pelan.Tak lama, Adrian menutup panggilannya, lalu meletakkan ponsel di meja dan menatap Klara yang berdiri di sana, menatapnya dengan bingung. Tatapan itu membuatnya tersenyum samar.“Tanyakan saja kalau ada yang ingin ditanyakan,” ujarnya ringan sambil meraih jaket kulitnya.Klara menyilangkan tangan di dada menatap Adrian. “Aku hanya ingin tahu, kita mau ke mana?” tanyanya dengan nada setengah curiga.Adrian tersenyum tanpa menjawab langsung, lalu menepuk lembut pundaknya. “Kejutan. Tapi yang jelas, aku ingin kita berdua saja. Tidak ada panggilan kerja, tidak ada rapat, tidak ada email. Dua hari penuh untuk k

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 74: Tak Menyangka Dia ada di Sini

    Cahaya matahari menembus tirai jendela yang setengah terbuka, menyentuh wajah seorang pria yang masih terbaring lemas di ranjangnya.Udara pagi bercampur aroma kopi dan roti panggang menyusup lembut ke dalam kamar, memaksa kelopak mata Adrian yang berat untuk perlahan membuka.Ia mengerjap beberapa kali, berusaha menyesuaikan pandangannya dengan cahaya yang masuk.Kepalanya terasa berat seperti dipukul benda tumpul, dan tenggorokannya kering seperti padang pasir. Dengan geraman pelan, ia menepuk dahinya sendiri.“Sial …,” gumamnya serak. “Aku pasti mabuk berat semalam.”Ia menegakkan tubuh perlahan dan mengusap wajah dengan kedua tangannya, lalu menarik napas dalam.Di sela pening yang masih menggantung, hidungnya menangkap aroma yang begitu familiar, aroma masakan rumahan, hangat dan menenangkan.Dahi Adrian berkerut. Siapa yang masak di apartemenku pagi-pagi begini?Ia menurunkan kakinya dari ranjang, lalu melangkah gontai keluar kamar.Setiap langkah terdengar berat dan malas, hing

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Bab 73: Kalah oleh Satu Perempuan

    Lampu-lampu kota berpendar di balik kaca mobil yang melaju pelan di antara gerimis tipis malam itu.Hujan baru saja reda, meninggalkan aroma tanah basah yang samar menembus kabin.Dari kursi belakang, Alex mendengar suara berat, parau, dan berantakan—suara yang sudah terlalu sering ia dengar dalam keadaan seperti ini.“Kla ... ra ….” Adrian bergumam, nadanya lirih namun penuh kerinduan yang menyayat.Alex menatapnya dari kaca spion lalu menggeleng lemah. “Astaga, Adrian. Kau benar-benar tidak berubah. Setiap kali jatuh cinta, kau seperti orang kehilangan akal.”Di kursi belakang, Adrian bersandar dengan mata setengah terbuka. Dasi di lehernya terlepas, kemejanya kusut, dan aroma alkohol begitu kuat memenuhi udara. Matanya yang merah menatap kosong ke luar jendela.“Kau tahu, Alex ... dia itu ... luar biasa,” ucap Adrian dengan suara serak, nyaris seperti gumaman. “Klara ... dia ... seperti cahaya di hidupku. Tapi kenapa ... dia masih ragu padaku?”Alex menghela napas berat sambil mena

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status